Malam itu Putri Aurellya benar-benar mencurahkan kerinduannya kepada Bintang, kerinduan yang setelah sekian lama tak bertemu. Dengan lembut Putri Aurellya terlihat memeluk Bintang, Bintang membalasnya dengan hangat. Putri Aurellya terlihat merebahkan dirinya dipangkuan Bintang.
“Kemana saja kanda selama ini ?” tanya Putri Aurellya. Bintang tampak menarik nafas panjang.
Lalu Bintangpun menceritakan tentang pertarungannya dengan Datuk Rajo Marapi, hingga ;
“Kanda masuk kedalam negeri bunian dinda....” ucap Bintang mengakhiri ceritanya, wajah Putri Aurellya berubah mendengar cerita Bintang.
“Negeri bunian....” ulang Putri Aurellya terkejut.
“Benar dinda, hampir 4 hari kanda berada disana, rupanya ada perbedaan waktu dinegeri bunian dengan alam manusia, 1 hari dinegeri bunian tapi 1 minggu di alam manusia, makanya selama 1 bulan ini kanda menghilang” ucap Bintang lagi hingga membuat Putri Aurellya mengangguk-anggukkan kepalanya.
“Hampir saja dinda putus asa karena kehilangan kanda....” ucap Putri Aurellya seraya mengangkat wajahnya menatap kearah Bintang. “Dinda takkan bisa hidup tanpa kanda.... kalau kanda tiada, dinda juga tak ingin hidup lagi didunia ini...” ucap Putri Aurellya dengan penuh haru menatap kearah Bintang. Bintang menyadari cinta yang begitu mendalam Putri Aurellya kepada dirinya. Dengan lembut Bintang membelai lembut wajah jelita Putri Aurellya.
“Dinda rindu sekali sama kanda.....”. ucap Putri Aurellya lagi, dipeluknya dengan hangat leher Bintang dengan kedua tangannya dan ditariknya, Bintang mengikuti tarikan kedua tangan Putri Aurellya yang menarik lehernya dan ;
“Uffhhh.....”.
Kedua bibir itu bertemu dengan hangat dalam satu lumatan mesra penuh kerinduan. Dengan mesra dan penuh kelembutan Bintang meletakkan tubuh indah Putri Aurellya keatas ranjang peraduan tersebut, tapi Putri Aurellya justru menarik tubuh Bintang kedalam pelukannya, hingga kini tubuh Bintang terjatuh diatas tubuh Putri Aurellya.
Kejap berikutnya, keduanya sudah tenggelam dalam lumatan hangat dan penuh cinta diantara keduanya, Bintang dan Putri Aurellya terlihat begitu menikmati lumatan lembut pada bibir mereka masing-masing. Tanpa Bintang sadari, Putri Aurellya sudah melucuti pakaiannya hingga dalam sekejap saja kini pakaian Bintang sudah tergeletak dilantai. Dan belum lagi Bintang menyadari apa yang terjadi, tiba-tiba saja Putri Aurellya membalik tubuh Bintang, hingga kini sosok Putri Aurellya berada diatas tubuh Bintang. Sebentar saja, kedua anak manusia ini sudah tenggelam dalam lautan birahi yang sangat menggairahkan. Semuanya berakhir dengan satu kepuasan yang sangat memuaskan bagi keduanya.
-o0o-
Malam terus berjalan semakin larut, diantara kegelapan malam, tanpa pakaian atasnya, terlihat sosok Bintang berjalan mengendap-endap, seakan-akan tak ingin diketahui oleh orang lain keberadaannya. Entah apa maksud Bintang melakukan hal itu.
Bintang berhenti didepan pintu sebuah kamar, lalu dengan sangat lembut sekali Bintang mendorong pintu kamar tersebut yang rupanya memang tidak terkunci dari dalam. Setelah mengunci pintu kamar tersebut, Bintang tampak berjalan cepat kearah ranjang peraduan.
Dapat dilihatnya kini sosok seorang gadis berparas cantik jelita yang tengah tertidur dengan menggunakan gaun tidur indah yang terbuat dari sutra hingga menampakkan lekuk tubuhnya yang indah dibalik gaun tidur yang dikenakannya. Bila kita melihat lebih jelas diantara keremangan cahaya lampu dikamar itu, kita dapat mengenali sosok gadis cantik jelita tersebut adalah Putri Aurelie.
Bagi Bintang sendiri, entah kenapa malam itu hasratnya begitu menggebu-gebu, walau sudah semalaman menggauli Putri Aurellya, tapi Bintang masih memendam kerinduan pada Putri Aurelie.
“Aurelie....” terdengar suara halus Bintang, tapi Aurelie tetap diam.
Pelan-pelan Bintang mendekati sosok Putri Aurelie yang tertidur, tangan Bintang menyusup di balik gaunnya, meraba pahanya, Aurelie mengeliat pelan, Bintang tidak tahu apakah Putri Aurelie tidur atau pura-pura tidur. Bintang cium lembut bibirnya, dan Aurelie menyambutnya. Berarti Putri Aurelie tidak tidur.
Sesaat Bintang menatap takjub melihat kemolekan tubuh Aurelie, putih dan indah banget. Bintang mulai meraba-raba tubuhnya, Aurelie mengeliat geli dan membuka matanya yang sayu. Bibirnya melempar senyum kearah Bintang.
“Kakang....” ucap Putri Aurelie lembut. Bintang mulai menindih tubuh sintal itu.
Pengalaman malam itu sangat menakjubkan, hingga sampai berapa kali Bintang menaiki tubuh Aurelie, Bintang lupa. Yang jelas keduanya beradu nafsu hampir sepanjang malam dan kurang tidur. Saat subuh datang menjelang, Bintang baru kembali ke kamar Aurellya.
-o0o-
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y