Share

88. Bagian 3

Sore harinya, Bintang mengajak Putri Aurellya ke istana Negeri Batuah dengan alasan orang-orang istana Negeri Batuah pasti tengah mengkhawatirkannya setelah kepergian Bintang bertarung dengan Datuk Malenggang Dilangit, Putri Aurellya setuju mendengar hal itu.

Kedatangan Bintang bersama Putri Aurellya tentu saja membuat kaget semua orang di istana Negeri Batuah. Bintang hanya tersenyum lalu menceritakan jalannya pertarungan antara dirinya dan Datuk Malenggang Dilangit yang berakhir dengan tewasnya Datuk Malenggang Dilangit yang langsung disambut dengan nafas lega orang-orang yang mendengarnya.

Paduka Ananggawarman tampak langsung berdiri dan menjura hormat dihadapan Bintang yang langsung diikuti oleh orang-orang yang ada ditempat itu, Bintang tentu saja terkejut melihat hal itu.

“Hamba sungguh tak mengira, kalau yang ada dihadapan hamba selama ini adalah seorang raja besar dari Setyo Kencana” ucap Paduka Ananggawarman lagi hingga mengejutkan Bintang mengetahui kalau Paduka Ananggawarman menyebut jati dirinya yang sebenarnya.

Sejenak Bintang menolehkan pandangannya kearah Datuk Rajo Dilangit yang hanya tampak tersenyum saja kepadanya, Bintang yakin Datuk Rajo Dilangit yang telah memberitahukan tentang jati dirinya kepada Paduka Ananggawarman.

“Mohon paduka tidak terlalu membesar-besarkan, hamba datang kemari bukan membawa nama Setyo Kencana, tapi atas nama pribadi sebagai suami dari Putri Aurellya yang juga cucu Datuak Rajo Dilangit” ucap Bintang menjelaskan, tapi hal ini cukup memancing reaksi orang-orang yang ada ditempat itu yang mengagumi sikap kerendahan hati yang Bintang perlihatkan.

Hal ini semakin membuat Paduka Ananggawarman mengagumi dan menghormati Bintang yang segera disambutnya bagaikan tamu kehormatan. Bintang tidak lagi disuruh duduk dibawah, tapi duduk sejajar dengannya.

“Hamba sungguh tidak tahu lagi bagaimana harus mengucapkan terima kasih kepada paduka atas kebaikan hati paduka yang telah menyelamatkan nagari Negeri Batuah ini dari ancaman datuak rajo marapi dan datuak malenggang dilangit” ucap Paduka Ananggawarman lagi kepada Bintang.

“Tidak perlu berterima kasih begitu paduka, hamba hanya melakukan apa yang mampu hamba lakukan” ucap Bintang lagi tetap merendah. Baik Bintang maupun Paduka Ananggawarman sama-sama memanggil paduka.

“Oh ya paduka, dulu hamba pernah mengadakan sayembara bahwa siapa saja yang bisa menyelamatkan putri hamba Puti Reno Bungsu Silindung Bulan dari tangan datuak rajo marapi, bila yang menemukannya adalah wanita, maka dia akan diangkat menjadi putri Negeri Batuah, tapi bila yang menemukannya laki-laki muda, akan kuangkat dia menjadi menantuku, suami dari Puti Reno Bungsu” ucap Paduka Rajo Ananggawarman lagi. Wajah Bintang berubah karena Bintang dapat meraba kemana arah pembicaraan Paduka Ananggawarman.

“Maaf paduka, tapi bukan hamba yang menyelamatkan Puti Reno Bungsu” ucap Bintang lagi hingga kali ini wajah Paduka Ananggawarman yang berubah.

“Wijayalah yang telah menyelamatkan Puti Reno Bungsu dan membawanya kembali” ucap Bintang seraya menunjuk kearah Wijaya yang saat itu juga langsung berubah wajahnya. “Sudah seharusnya Wijaya yang menerima anugerah untuk menikahi Puti Reno Bungsu” sambung Bintang lagi. Wajah Paduka Ananggawarman tampak berubah mendengar hal itu.

Paduka Ananggawarman tampak terdiam sejenak, dan ;

“Wijaya...” ucap Paduka Ananggawarman tiba-tiba.

“Ambo paduka” ucap Wijaya cepat menjura hormat.

“Aku akan menikahkanmu dengan putriku, Puti Reno Bungsu, bagaimana pendapatmu ?” tanya Paduka Ananggawarman tiba-tiba hingga membuat wajah Wijaya berubah. Sejanak Wijaya tampak mengalihkan pandangannya kearah Bintang, Bintang tampak mengangguk, beralih kearah Datuk Rajo Dilangit, Datuk Rajo Dilangitpun tampak mengangguk, menatap kearah Sutan Rajo Alam, Sutan Rajo Alampun tampak mengangguk, terakhir Wijaya tampak mengarahkan pandangannya kearah Puti Reno Bungsu yang hanya tampak tertunduk, tersipu malu.

“Bagaimana pendapatmu Wijaya ?” tanya Paduka Rajo Ananggawarman lagi.

“Ambo bersedia paduka rajo” ucap Wijaya akhirnya hingga membuat beberapa wajah ditempat itu tampak menarik nafas lega.

“Baiklah... kalau begitu malam ini akan kita adakan pesta perjamuan atas kegembiraan dan kebahagiaan beruntun yang diterima oleh istana Negeri Batuah...” ucap Paduka Rajo Ananggawarman lagi.

“Sutan Rajo Alam, apakah boleh aku mengundang putrimu, Pudja untuk menghibur kita semua malam ini” ucap Paduka Rajo Ananggawarman tiba-tiba kearah Sutan Rajo Alam.

Sesaat wajah Sutan Rajo Alam tampak berubah, Paduka Rajo Ananggawarman memang sudah mengetahui kalau putri Sutan Rajo Alam memiliki keahlian dalam menari ronggeng.

“Baik paduka rajo” ucap Sutan Rajo Alam lagi akhirnya.

-o0o-

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Neni Triani
Lanjut trussss
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status