Share

Dia Tidak Ingat

Penulis: Stary Dream
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-25 23:08:01

"Sayang, minum dulu vitaminnya."

Dya menyerahkan satu butir vitamin kepada suaminya sebelum tidur malam. Sebuah rutinitas yang bahkan hal sekecil ini saja istrinya Adit ini memperhatikan.

Adit menerima vitamin tersebut dan meminumnya.

"Terima kasih." Adit menyerahkan gelas yang dia pakai.

"Kamu istirahat duluan aja. Nggak usah tunggu aku." Ucap Dya seraya mengelus pucuk kepala suaminya. Bahasa cintanya memang luar biasa.

"Iya." Adit juga mana mau menunggu Dya. Lebih baik memang tidur tanpa istrinya, dengan begitu dia bebas dari gangguan.

"Aku mau buat laporan pasien mingguan." Sambung Dya. Padahal suaminya ini tak bertanya.

Sejujurnya, Adit risih karena Dya yang selalu menempel padanya. Dia gerah karena tak bisa membalas cintanya Dya yang bertubi-tubi.

Wanita itu bertingkah seperti haus kasih sayang, membuat Adit malas meladeninya.

Sebuah pesan masuk ke ponsel, ternyata dari Kayra. Rupanya mantan kekasih ini minta dicarikan pekerjaan. Adit pun tak bisa mengiyakan, dia akan bertanya dulu besok pada perusahaan.

Senin tiba, Adit bertanya pada tim HRD apakah menerima pegawai baru. Sayang sekali perusahaan alat medis ini sedang tidak membutuhkannya. Terpaksa Adit menghubungi Kayra.

"Terima kasih Adit bantuannya."

Adit mencebik, padahal dia tak melakukan apapun tapi Kayra malah berterima kasih. Sudah. Lupakanlah. Biarlah Kayra dengan masalahnya.

Walau desiran itu masih ada, tapi dia ini pria sudah menikah. Tak baik mendamba wanita lain sementara dia sudah beristri.

Hari demi hari berjalan dengan semu, Adit mulai bosan dengan tingkah Dya yang selalu memanjakannya. Baginya, Dya itu cerewet.

"Sayang.. bekal makanmu kok nggak dihabiskan?" Tanya Dya saat Adit sedang membersihkan diri.

"Dapat catering di kantor."

"Oh, begitu." Dya pun enggan bertanya lagi.

Tapi setelah beberapa hari, Adit pulang membawa kotak bekal yang penuh. Dya jadi bertanya lagi.

"Dapat catering."

"Setiap hari ya?"

"Iya." Jawab Adit tanpa melepaskan pandangannya dari ponsel.

"Besok dapet catering lagi nggak?"

"Nggak usah lagi bawa bekal. Aku ini bukan anak kecil yang kamu bawakan makanan terus." Jawab Adit ketus.

"Aku cuma memastikan, sayang. Aku nggak mau kamu makan sembarangan."

"Aku bukan anak kecil, Dya. Nggak perlu mengajariku!" Ucap Adit mendengus kesal.

"Iya.. maaf kalau begitu." Ucap Dya mengalah. "Besok aku nggak akan membawakanmu bekal."

Adit tak menanggapi, karena kenyataannya catering kantor itu hanya bualan. Nyatanya dia dibawakan makanan oleh seseorang.

"Maaf masakanku nggak seenak masakan istrimu."

Adit hanya tersenyum tipis saat menerima kotak makanan itu.

Lain di mulut, lain di hati. Begitulah Adit. Dia bilang tak perduli akan nasib Kayra yang menjadi pengangguran. Nyatanya, dia berusaha keras supaya Kayra diterima di perusahaan alat medis ini. Ditempatkan di bagian administrasi saja tidak masalah.

Oleh sebab merasa berjasa atas kebaikan Adit, Kayra membalasnya dengan membuatkan makan siang. Hampir setiap hari sampai Adit lupa kalau dia punya bekal makan dari istrinya. Keduanya pun sering menghabiskan waktu makan siang bersama.

Hal yang kecil berdampak besar, karena sering bersama hubungan Adit dan Kayra seperti cinta lama bersemi kembali. Keduanya bak memiliki urusan yang belum selesai, dimana Adit tak bisa melupakan cinta pertamanya.

"Aku nggak enak ngerepotin kamu terus." Ucap Kayra saat Adit untuk kesekian kalinya mengantar pulang.

"Nggak masalah. Sekalian searah."

Kayra tergelak. "Searah darimananya? Kamu ini!"

Adit ikut tersenyum melihat tingkah Kayra. Wanita ini tak berubah, masih manja seperti biasa. Apalagi senyumannya itu mampu menghiasi hati Adit yang redup.

Namun sesampainya di rumah, hati Adit yang tengah berbunga-bunga malah melayu karena ulah istrinya.

"Kok kamu pulangnya telat sih, sayang?" Tanha Dya menyambutnya. "

Baru satu pertanyaan yang keluar, sudah membuat Adit pusing tujuh keliling.

"Tidak semua pertanyaanmu harus ku jawab, Dya!"

"Aku cuma bertanya.. kenapa kamu hampir setiap hari pulang telat." Dya bertanya dengan nada lembut.

"Aku lembur, puas?"

"Setiap hari?"

"Astaga! Kamu mencurigaiku??" Adit menatap tajam.

"Mencurigai?" Dya jadi bingung. Padahal rasa curiga itu tak ada dalam benaknya.

"Sudahlah! Kamu istriku bukan penjaga rumah! Kamu tidak perlu tahu seluruh kegiatanku!" Ucap Adit kesal sambil meninggalkan Dya.

Semakin mesra dengan Kayra, semakin jengkel juga Adit dibuat oleh Dya. Baginya bersama istrinya ini begitu membosankan, berbeda bersama Kayra yang begitu berwarna. Ada saja cerita wanita itu yang mengundang gelak tawa Adit. Si dingin dan angkuh ternyata luluh pada Kayra.

Selama di kantor, keduanya selalu terlihat bersama. Pegawai berbisik, curiga jika mereka menjalin hubungan tapi bisa ditepis dengan alasan bahwa keduanya satu angkatan kuliah. Padahal aslinya selingkuh.

Selingkuh kan namanya? Jika saling berdekatan, makan siang berdua, pulang bersama. Dan kini Kayra terang-terangan berani mencium pipi Adit. Jasa mengantar katanya. Begitu terus sampai tak terasa pernikahan Adit dan Dya kembali terasa berjarak.

Dya merasa suaminya berubah lebih dingin, ketus dan mudah marah. Seperti malam ini, baru saja Dya hendak menempelkan kepalanya di bahu Adit, pria ini langsung menggeser tubuhnya.

"Berat!"

"Kamu lihat apa sih, sayang?" Tanya Dya ikut melihat ponsel Adit.

"Pekerjaan. Kamu nggak ngerti."

"Apa kamu lupa kita satu profesi?"

"Apa kamu lupa kita berbeda tempat kerja?"

Mendengar itu Dya jadi tertawa.

"Sayang.." Dya masuk ke pelukan suaminya tanpa perduli protes. "Kamu ingat nggak hari apa ini?"

Apa lagi ini? Satu hal yang Adit tak sukai kalau Dya suka bermain teka teki.

"Langsung saja intinya."

"Hari ini aku ulang tahun."

Dahi Adit mengernyit, dia baru sadar jika istrinya berulang tahun.

"Selamat ulang tahun untukmu."

"Terima kasih, sayang!" Dya memeluk Adit erat.

"Lepaskan, Dya! Aku gerah kamu menempel terus padaku."

"Masa sama suami sendiri nggak boleh?" Dya hendak merajuk.

"Nggak boleh kalau suamimu nggak ngizinin!"

Adit melepas tautan tangan Dya dan pergi keluar dari kamar. Sial! Sedang konsen bermain ponsel, ada saja tingkah Dya yang membuatnya kesal.

Dya manja. Tapi manjanya berbeda dengan Kayra. Manjanya Dya terlalu dibuat-buat dan Adit tak suka itu. Sementara dengan Kayra, Adit sangat menyukainya.

"Sayang, kamu mau kemana?" Tanya Dya ikut bangun dari tidurnya.

Pintu tertutup, Dya jadi penasaran. Apa mungkin suaminya tengah membuat kejutan untuknya diluar? Oh, bisa jadi Adit mempersiapkan kejutan manis untuknya.

Seperti Dyandra yang tak pernah lupa hari spesial mereka juga hari ulang tahun Adit.

Satu jam..

Dua jam..

Sampai tiga jam, Dya heran kenapa suaminya tak muncul..

Dya lalu keluar dari kamar dan melihat lampu rumah yang sudah dimatikan. Sepertinya kejutan itu memang hanya ada dalam benak Dya saja. Rupanya, Adit malah tertidur lelap di kamar tamu.

Melihat itu, Dya mendesah pelan. Suaminya begitu sulit untuk ditaklukan. Sepertinya, Dya harus lebih banyak lagi menyetok lembar kesabarannya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Ku Kejar Cintamu, Kau Kejar Cintanya   Musibah Pertama

    "Dyandra.."Semua orang menoleh melihat siapa yang baru datang, reuni hampir selesai tapi rupanya alumni yang paling cerdas baru tiba."Apa kabar kalian?" Sapa Dya hangat."Bukannya kamu sakit?" Tanya Baim.Dya hanya tersenyum tipis. "Sayang kalau melewatkan reuni, belum tentu juga satu tahun sekali.""Wah.. syukurlah.. berarti angkatan kita formasinya lengkap reuni kali ini." Baim sampai terkekeh."Eh.." Nina sampai menengok sekitar. "Kayra mana, ya? Bukannya tadi dia ada disini?""Adit juga mana lagi?" Gumam Baim. Namun dia langsung tak enak hati setelah melihat wajah Dya."Ku dengar kamu sudah menjadi ketua tim ya.. di ruangan apa?" Tanya Nina lagi."Ruang perina, khusus anak-anak yang mengalami kelainan darah.""Wah begitu rupanya. Kamu memang luar biasa. Kerja di rumah sakit bergengsi, udah dapet jabatan.. pasti gajinya besar." Baim terkekeh lagi.Sementara Dyandra hanya tersenyum sembari menatap sekeliling. Ternyata Adit dan Kayra memang sudah tak ada di tempat ini lagi.***"Ki

  • Ku Kejar Cintamu, Kau Kejar Cintanya   Reuni Maut

    "Dyandra!" Tegur Adit pagi itu ketika Dya keluar dari kamar langsung pergi ke pintu luar."Iya?" Terpaksa Dya menemui suaminya yang sedang duduk di singgahsana. "Ada yang bisa kubantu?""Kamu mengejekku?""Maksudmu, apa?""Kamu menyiapkan air hangat untukku lalu juga inhaler. Kenapa? Kamu merasa dirimu berguna seperti itu? Kamu berpikir aku nggak bisa hidup tanpamu?""Astaga, sayang.. kenapa pikiranmu jauh sekali. Aku mendengarmu batuk semalam. Makanya kusiapkan air hangat juga obat untuk meredakannya. Bagaimana? Sekarang sudah agak enakan?""Kamu nggak usah sok perhatian.""Jelas, aku perhatian karena kamu suamiku." Jelas Dyandra. Lelah rasanya pagi-pagi sudah bertengkar. Merusak mood sebelum bekerja saja.Adit langsung bangkit dan melewati Dyandra hingga akhirnya wanita ini menegur."Apa lagi?""Aku tahu kamu nggak mau melihat wajahku. Tapi aku mohon.. turunkan intonasi suaramu, jangan terlalu kasar padaku."Adit tersentak akan ucapan istrinya. Benar juga. Kenapa dia harus marah-mar

  • Ku Kejar Cintamu, Kau Kejar Cintanya   Dipindahkan

    "Baru satu minggu yang lalu aku kirim uang untuk Ari, kenapa dia minta lagi?""Kamu tahu adikmu lagi penelitian, wajar kalau habis banyak uang.""Memang judul skripsinya sudah acc?" Dahi Dya sampai mengkerut. Kemarin padahal Ari, adiknya menggerutu karena dosen pembimbingnya menolak semua judul yang diberikan."Sudah! Kamu jangan banyak tawar dong, Dya. Kalau nggak mau ngirimin uang ya sudah. Mama bisa minjam ke tetangga.""Jangan! Nanti aku transfer 1 juta lagi.""Sekarang!""Iya."Dyandra lalu memutus sambungan telepon. Ayah Dya sudah meninggal 10 tahun yang lalu, tepat ketika Dya baru saja masuk ke perguruan tinggi. Sebagai anak sulung, dia membantu perekonomian keluarga. Ikut berjualan apa saja yang penting bisa menyambung hidup juga kuliahnya.Setelah kuliah dan diterima bekerja di rumah sakit internasional, Dya tak lagi berjualan dan fokus menjadi perawat. Gajinya pun separuh dikirim ke ibu dan adik laki-lakinya yang ada di kota sebelah.Kebetulan Ari, kini tengah duduk di semes

  • Ku Kejar Cintamu, Kau Kejar Cintanya   Sadar Diri

    "Dyandra.."Adit memandang lagi wanita yang berada di sebrang sana. Rambut yang diikat setengah dan memakai baju putih. Dia hapal betul jika itu istrinya.Namun kenapa wanita itu melengos saja. Seperti cuek dengan keadaan Adit yang tengah dirangkul Kayra. Lalu.. wanita itu pergi begitu saja.Jika itu memang Dya, harusnya dia datang dan marah-marah. Mengomel kenapa suaminya mau digandeng orang lain sementara dengan istrinya tidak mau."Kenapa, Adit?" Tanya Kayra setelah sadar tak menanggapi ucapannya."Oh, tidak apa-apa."Adit kembali menatap sekeliling. Wanita yang melihatnya tadi rupanya tak ada lagi. Nah, mungkin saja itu hanya halusinasi Adit.Setelah mengantar Kayra pulang ke rumah, Adit membeli beberapa potong ubi cilembu hangat."Untukmu." Adit menyerahkan bungkusan tersebut kepada istrinya."Terima kasih."Dyandra menerima bungkusan itu dan mengambil piring di ruang makan. Sementara Adit langsung mandi. Namun, ketika selesai mandi, Adit keheranan melihat ubi itu sudah ditaruh c

  • Ku Kejar Cintamu, Kau Kejar Cintanya   Membandingkan

    Menunggu Adit kembali ke kamar seperti menunggu bulan jatuh ke bumi. Tadinya, Dya sudah berpikiran positif mungkin suaminya tengah merangkai sebuah kejutan ulang tahun untuknya.Namun, sampai pagi.. batang hidung suaminya tak muncul juga. Sampai Dya sadari bahwa Adit lebih memilih tidur di kamar tamu. Sepertinya, ia benar-benar kesal karena Dya yang bergelayut manja semalam.Meninggalkan rasa kecewa, Dya bersikap biasa saja. Tak menunjukkan perasaan apapun kecuali sikap manis kepada suaminya."Tidak perlu bawa bekal." Tegur Adit ketika Dya menyiapkan dua kotak bekal. Satu untuknya dan satu untuk suaminya."Baiklah kalau begitu."Dya tak mau membantah. Kalau kata suaminya tidak perlu, ya tidak usah disiapkan.Hari ini Adit pun pulang terlambat. Ketika bertanya, Adit lansung mencak-mencak."Aku cuma bertanya, sayang." Ucap Dya sabar. "Aku takut terjadi sesuatu padamu di luar.""Aku bukan anak kecil, Dya!" Bentak Adit yang membuat Dya terdiam.Dya lalu mengambil baju kotor yang baru dile

  • Ku Kejar Cintamu, Kau Kejar Cintanya   Dia Tidak Ingat

    "Sayang, minum dulu vitaminnya."Dya menyerahkan satu butir vitamin kepada suaminya sebelum tidur malam. Sebuah rutinitas yang bahkan hal sekecil ini saja istrinya Adit ini memperhatikan.Adit menerima vitamin tersebut dan meminumnya."Terima kasih." Adit menyerahkan gelas yang dia pakai."Kamu istirahat duluan aja. Nggak usah tunggu aku." Ucap Dya seraya mengelus pucuk kepala suaminya. Bahasa cintanya memang luar biasa."Iya." Adit juga mana mau menunggu Dya. Lebih baik memang tidur tanpa istrinya, dengan begitu dia bebas dari gangguan."Aku mau buat laporan pasien mingguan." Sambung Dya. Padahal suaminya ini tak bertanya.Sejujurnya, Adit risih karena Dya yang selalu menempel padanya. Dia gerah karena tak bisa membalas cintanya Dya yang bertubi-tubi.Wanita itu bertingkah seperti haus kasih sayang, membuat Adit malas meladeninya.Sebuah pesan masuk ke ponsel, ternyata dari Kayra. Rupanya mantan kekasih ini minta dicarikan pekerjaan. Adit pun tak bisa mengiyakan, dia akan bertanya du

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status