Share

Reuni Maut

Author: Stary Dream
last update Last Updated: 2025-12-12 17:45:15

"Dyandra!" Tegur Adit pagi itu ketika Dya keluar dari kamar langsung pergi ke pintu luar.

"Iya?" Terpaksa Dya menemui suaminya yang sedang duduk di singgahsana. "Ada yang bisa kubantu?"

"Kamu mengejekku?"

"Maksudmu, apa?"

"Kamu menyiapkan air hangat untukku lalu juga inhaler. Kenapa? Kamu merasa dirimu berguna seperti itu? Kamu berpikir aku nggak bisa hidup tanpamu?"

"Astaga, sayang.. kenapa pikiranmu jauh sekali. Aku mendengarmu batuk semalam. Makanya kusiapkan air hangat juga obat untuk meredakannya. Bagaimana? Sekarang sudah agak enakan?"

"Kamu nggak usah sok perhatian."

"Jelas, aku perhatian karena kamu suamiku." Jelas Dyandra. Lelah rasanya pagi-pagi sudah bertengkar. Merusak mood sebelum bekerja saja.

Adit langsung bangkit dan melewati Dyandra hingga akhirnya wanita ini menegur.

"Apa lagi?"

"Aku tahu kamu nggak mau melihat wajahku. Tapi aku mohon.. turunkan intonasi suaramu, jangan terlalu kasar padaku."

Adit tersentak akan ucapan istrinya. Benar juga. Kenapa dia harus marah-marah dan membentak istrinya tadi? Apa mungkin karena pikiran negatif ini? Entahlah.

Adit hanya berdeham dan kembali ke kamar untuk mengambil tas kerja. Sementara, Dya menatap sedih punggung suaminya. Sekarang, Adit sudah menunjukkan perasaan aslinya pada Dya. Perasaan tidak suka akan pernikahan ini.

Melanjutkan kegiatan masing-masing. Adit baru bisa menemui Kayra ketika pulang kantor. Itu karena tadi pagi dia tidak bisa menjemput kekasih gelapnya.

Sepulangnya bekerja, Adit harus siap mendengar Kayra mengomel. Hari pertama kerja begitu melelahkan. Kaki Kayra sampai pegal karena terus lama berdiri melayani pembeli.

"Aku dibuat sibuk oleh satu pembeli tadi, sudah nanya sana sini, ujung-ujungnya nggak jadi beli!"

"Ya namanya juga pelanggan adalah raja!"

"Aku lapar, Adit. Kita makan dulu, yuk."

Adit mengangguk dan membawa Kayra ke restoran cepat saji. Keduanya memilih area terbuka karena Adit ingin menghisap nikotinnya.

"Ada rencana reuni alumni, kamu mau ikut?"

"Kapan?"

"Sabtu malam." Jawab Kayra.

"Kamu datang?"

"Aku jelas datang." Kayra terkekeh

"Kalau begitu, aku juga datang."

"Karena aku nih?" Goda Kayra terang-terangan.

"Ya.. nanti aku jemput."

"Adit.. kamu punya istri."

Adit tergelak. Dia baru ingat Dyandra itu dulu teman satu kelasnya.

"Nanti aku tanya Dya dulu. Kalau dia nggak ikut, nanti aku jemput."

Berita reuni yang disebar di grup chat alumni juga menyita perhatian Dyandra. Tapi, dia tak berniat untuk datang. Hari sabtu malam, waktunya ia beristirahat setelah bekerja selama 6 hari.

Dyandra pun lalu menyumbangkan suara, meminta maaf jika tidak bisa datang. Tak tahu jika suaminya, Dya menebak mungkin Adit tidak akan datang. Adit juga tidak suka keramaian.

Tinggal serumah tapi seperti orang asing, Adit dan Dya tak banyak bicara. Keduanya terlihat saling menghindar, hingga hari Sabtu tiba. Dya mendengar suara deru mobil suaminya keluar dari halaman rumah.

Dahi Dya mengernyit ketika sadar tak ada mobil suaminya terparkir diluar.

"Berpikiran positif saja, Dya." Helaan nafas berat itu keluar.

Jika memang Adit ingin pergi reuni, harusnya dia mengajak istrinya. Atau mungkin, dia memang setega itu?

Sekitar 2 jam, Adit baru tiba di acara reuni yang diadakan di ballroom hotel ternama. Dia tadi harus menjemput Kayra terlebih dahulu. Sesampainya disana, mereka memisahkan diri.

"Apa kabar, Kay?" Nina memberikan kecupan di kedua pipi.

"Baik, sekali." Kayra menunggingkan senyum manis. Hari ini, dia memakai baju berwarna merah maroon dengan bahu berompi emas.

"Aku mendengar kasusmu. Untung saja kamu nggak terseret-seret."

"Sstt!" Mata Kayra sampai melotot. "Jangan dibahas lagi!"

Mengingat kasus itu, membuatnya jadi kesal. Gara-gara itulah dia sampai kehilangan izin prakteknya. Padahal, dia ingin sekali bekerja di rumah sakit bergengsi seperti tempat Dyandra bekerja.

Sama halnya dengan Aditya yang disapa hangat oleh teman-teman prianya.

"Syukurlah.. aku pikir hampir kehilangan teman tadi." Baim terkekeh.

"Sial! Aku tidak selemah itu." Ucap Adit.

"Betul. Kamu beruntung selamat dari tumor paru itu. Oh, dimana Dyandra. Nggak ikut?"

"Dia lagi nggak enak badan." Jawab Adit asal.

Dia sudah tahu kalau Dyandra tak datang dari pesan yang dikirimnya di grup. Itu membuat Adit tak perlu bertanya lagi pada istrinya tentang reuni, dan dia bisa bebas pergi bersama Kayra.

Selesai bercengkrama, mereka pun melakukan foto per angkatan. Dimana Adit dan Kayra juga dulunya teman satu kelas. Setelah itu, makan malam dan menikmati acara santai.

Acara bebas lebih banyak diisi oleh pengisi acara yang ada di atas panggung. Oleh karena ini reuni akbar, penyelenggara menyewa penyanyi jazz terkenal. Alunan musik yang dibawakan tak ayal membuat penikmatnya untuk menggoyangkan tubuh.

Keduanya saling melirik, terutama Kayra yang tersenyum manja dari jauh. Astaga! Adit hanya bisa memgumpat dari jauh. Kayra ini memang menggairahkan.

Entah kapan sampainya, Tiba-tiba saja Kayra sudah berada di depan Adit.

"Kay!" Adit keheranan.

"Mari kita berdansa."

Adit menggeleng. Masalahnya, ini di depan temannya. Mereka tahu kalau Adit masih status sebagai suami orang lain.

"Nggak apa-apa! Lihat itu Nina dan Baim." Kayra seakan mengerti isi pikiran Adit.

Akhirnya, Adit meraih uluran tangan itu dan berdansa bersama. Saling mendekatkan tubuh, hingga wajah. Keduanya memandang dengan lekat.

Wangi tubuh ini, Adit masih hapal betul. Begitu juga dengan Kayra yang seperti candu memandang dua bola mata berwarna coklat itu.

Tubuh Kayra berputar ketika Adit memutar lengannya. Keduanya tertawa bersama. Oh, tubuh ini semakin menempel saja. Bahkan Adit bisa merasakan hembusan nafas Kayra di wajahnya.

Adit melepaskan tariannya dan mengganti menarik tangan Kayra untuk menjauh. Mereka keluar dari ballroom menuju area belakang taman dimana ada parkiran mobil disana.

Bak pasangan yang tengah jatuh cinta, keduanya lupa akan status masing-masing. Di tempat yang terbuka dan sepi, di cahaya remang ini.. keduanya saling menyatukan bibir. Yang pertama kali untuk sekian lama.

"Aku merindukanmu, Adit.." ucap Kayra setelah memutus tautan bibir.

Adit tersenyum dan tahu apa yang kekasih gelapnya inginkan. Dia lalu membawa Kayra menuju mobil. Keduanya masuk ke pintu tengah dimana akan melampiaskan segala hasrat disana.

Adit sungguh mencintai wanita ini. Dari awal, Kayra adalah cinta matinya. Hanya karena perbedaan status sosial, keduanya berhenti di tengah jalan. Dimana Kayra harus menikah dengan lelaki pilihan orang tuanya.

Mobil yang ada di parkiran itu tiba-tiba bergoyang. Jelas mereka pikir tak akan ada yang memperhatikan karena semua orang tengah asik berdansa di ballroom.

Seorang wanita baru tiba dan berjalan lurus menuju hotel tempat acara.

Dari lirikan matanya, dia melihat mobil itu. Mobil abu-abu yang dikenalnya. Kedua mata itu memicing, menerka sesuatu tapi tak berniat untuk menegur.

Dyandra lalu melangkahkan kakinya ke ballroom tempat reuni. Bukan hanya suaminya yang datang, Dyandra juga harus datang agar orang-orang mengakui eksistensinya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ku Kejar Cintamu, Kau Kejar Cintanya   Musibah Pertama

    "Dyandra.."Semua orang menoleh melihat siapa yang baru datang, reuni hampir selesai tapi rupanya alumni yang paling cerdas baru tiba."Apa kabar kalian?" Sapa Dya hangat."Bukannya kamu sakit?" Tanya Baim.Dya hanya tersenyum tipis. "Sayang kalau melewatkan reuni, belum tentu juga satu tahun sekali.""Wah.. syukurlah.. berarti angkatan kita formasinya lengkap reuni kali ini." Baim sampai terkekeh."Eh.." Nina sampai menengok sekitar. "Kayra mana, ya? Bukannya tadi dia ada disini?""Adit juga mana lagi?" Gumam Baim. Namun dia langsung tak enak hati setelah melihat wajah Dya."Ku dengar kamu sudah menjadi ketua tim ya.. di ruangan apa?" Tanya Nina lagi."Ruang perina, khusus anak-anak yang mengalami kelainan darah.""Wah begitu rupanya. Kamu memang luar biasa. Kerja di rumah sakit bergengsi, udah dapet jabatan.. pasti gajinya besar." Baim terkekeh lagi.Sementara Dyandra hanya tersenyum sembari menatap sekeliling. Ternyata Adit dan Kayra memang sudah tak ada di tempat ini lagi.***"Ki

  • Ku Kejar Cintamu, Kau Kejar Cintanya   Reuni Maut

    "Dyandra!" Tegur Adit pagi itu ketika Dya keluar dari kamar langsung pergi ke pintu luar."Iya?" Terpaksa Dya menemui suaminya yang sedang duduk di singgahsana. "Ada yang bisa kubantu?""Kamu mengejekku?""Maksudmu, apa?""Kamu menyiapkan air hangat untukku lalu juga inhaler. Kenapa? Kamu merasa dirimu berguna seperti itu? Kamu berpikir aku nggak bisa hidup tanpamu?""Astaga, sayang.. kenapa pikiranmu jauh sekali. Aku mendengarmu batuk semalam. Makanya kusiapkan air hangat juga obat untuk meredakannya. Bagaimana? Sekarang sudah agak enakan?""Kamu nggak usah sok perhatian.""Jelas, aku perhatian karena kamu suamiku." Jelas Dyandra. Lelah rasanya pagi-pagi sudah bertengkar. Merusak mood sebelum bekerja saja.Adit langsung bangkit dan melewati Dyandra hingga akhirnya wanita ini menegur."Apa lagi?""Aku tahu kamu nggak mau melihat wajahku. Tapi aku mohon.. turunkan intonasi suaramu, jangan terlalu kasar padaku."Adit tersentak akan ucapan istrinya. Benar juga. Kenapa dia harus marah-mar

  • Ku Kejar Cintamu, Kau Kejar Cintanya   Dipindahkan

    "Baru satu minggu yang lalu aku kirim uang untuk Ari, kenapa dia minta lagi?""Kamu tahu adikmu lagi penelitian, wajar kalau habis banyak uang.""Memang judul skripsinya sudah acc?" Dahi Dya sampai mengkerut. Kemarin padahal Ari, adiknya menggerutu karena dosen pembimbingnya menolak semua judul yang diberikan."Sudah! Kamu jangan banyak tawar dong, Dya. Kalau nggak mau ngirimin uang ya sudah. Mama bisa minjam ke tetangga.""Jangan! Nanti aku transfer 1 juta lagi.""Sekarang!""Iya."Dyandra lalu memutus sambungan telepon. Ayah Dya sudah meninggal 10 tahun yang lalu, tepat ketika Dya baru saja masuk ke perguruan tinggi. Sebagai anak sulung, dia membantu perekonomian keluarga. Ikut berjualan apa saja yang penting bisa menyambung hidup juga kuliahnya.Setelah kuliah dan diterima bekerja di rumah sakit internasional, Dya tak lagi berjualan dan fokus menjadi perawat. Gajinya pun separuh dikirim ke ibu dan adik laki-lakinya yang ada di kota sebelah.Kebetulan Ari, kini tengah duduk di semes

  • Ku Kejar Cintamu, Kau Kejar Cintanya   Sadar Diri

    "Dyandra.."Adit memandang lagi wanita yang berada di sebrang sana. Rambut yang diikat setengah dan memakai baju putih. Dia hapal betul jika itu istrinya.Namun kenapa wanita itu melengos saja. Seperti cuek dengan keadaan Adit yang tengah dirangkul Kayra. Lalu.. wanita itu pergi begitu saja.Jika itu memang Dya, harusnya dia datang dan marah-marah. Mengomel kenapa suaminya mau digandeng orang lain sementara dengan istrinya tidak mau."Kenapa, Adit?" Tanya Kayra setelah sadar tak menanggapi ucapannya."Oh, tidak apa-apa."Adit kembali menatap sekeliling. Wanita yang melihatnya tadi rupanya tak ada lagi. Nah, mungkin saja itu hanya halusinasi Adit.Setelah mengantar Kayra pulang ke rumah, Adit membeli beberapa potong ubi cilembu hangat."Untukmu." Adit menyerahkan bungkusan tersebut kepada istrinya."Terima kasih."Dyandra menerima bungkusan itu dan mengambil piring di ruang makan. Sementara Adit langsung mandi. Namun, ketika selesai mandi, Adit keheranan melihat ubi itu sudah ditaruh c

  • Ku Kejar Cintamu, Kau Kejar Cintanya   Membandingkan

    Menunggu Adit kembali ke kamar seperti menunggu bulan jatuh ke bumi. Tadinya, Dya sudah berpikiran positif mungkin suaminya tengah merangkai sebuah kejutan ulang tahun untuknya.Namun, sampai pagi.. batang hidung suaminya tak muncul juga. Sampai Dya sadari bahwa Adit lebih memilih tidur di kamar tamu. Sepertinya, ia benar-benar kesal karena Dya yang bergelayut manja semalam.Meninggalkan rasa kecewa, Dya bersikap biasa saja. Tak menunjukkan perasaan apapun kecuali sikap manis kepada suaminya."Tidak perlu bawa bekal." Tegur Adit ketika Dya menyiapkan dua kotak bekal. Satu untuknya dan satu untuk suaminya."Baiklah kalau begitu."Dya tak mau membantah. Kalau kata suaminya tidak perlu, ya tidak usah disiapkan.Hari ini Adit pun pulang terlambat. Ketika bertanya, Adit lansung mencak-mencak."Aku cuma bertanya, sayang." Ucap Dya sabar. "Aku takut terjadi sesuatu padamu di luar.""Aku bukan anak kecil, Dya!" Bentak Adit yang membuat Dya terdiam.Dya lalu mengambil baju kotor yang baru dile

  • Ku Kejar Cintamu, Kau Kejar Cintanya   Dia Tidak Ingat

    "Sayang, minum dulu vitaminnya."Dya menyerahkan satu butir vitamin kepada suaminya sebelum tidur malam. Sebuah rutinitas yang bahkan hal sekecil ini saja istrinya Adit ini memperhatikan.Adit menerima vitamin tersebut dan meminumnya."Terima kasih." Adit menyerahkan gelas yang dia pakai."Kamu istirahat duluan aja. Nggak usah tunggu aku." Ucap Dya seraya mengelus pucuk kepala suaminya. Bahasa cintanya memang luar biasa."Iya." Adit juga mana mau menunggu Dya. Lebih baik memang tidur tanpa istrinya, dengan begitu dia bebas dari gangguan."Aku mau buat laporan pasien mingguan." Sambung Dya. Padahal suaminya ini tak bertanya.Sejujurnya, Adit risih karena Dya yang selalu menempel padanya. Dia gerah karena tak bisa membalas cintanya Dya yang bertubi-tubi.Wanita itu bertingkah seperti haus kasih sayang, membuat Adit malas meladeninya.Sebuah pesan masuk ke ponsel, ternyata dari Kayra. Rupanya mantan kekasih ini minta dicarikan pekerjaan. Adit pun tak bisa mengiyakan, dia akan bertanya du

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status