Share

Bab 25 Hanya Kita yang Tahu

"Apa yang kau pikirkan?"

Aku menghampiri Caroline yang sedang duduk di sebuah kursi taman, tidak jauh dari komplek perumahan yang dihuninya. 

"Hanya memikirkan apa yang sudah terjadi."

"Menurutmu apakah semua orang sudah mendapatkan keadilan?"

"Entah. Versi keadilan bagi setiap orang berbeda. Bahkan seorang pembunuh yang dihukum mati akan merasa belum tentu adil, dia punya hak hidup. Bagi keluarga korban, sekalipun pelaku pembunuhan di hukum mati, tidak dapat mengembalikan nyawa yang hilang. Keadilan itu relatif."

Aku terdiam. Betul, sekalipun Amanda sudah mati, Tedja mendekam di penjara, Jefry-nya Caroline tak kan kembali. Barry di pen

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status