Share

Bab 2

Author: Jori
"Ibu Aizel punya penyakit jantung, keinginan terbesarnya adalah melihat Aizel menikah semasa hidup. Kenapa kamu nggak mengerti! Kenapa kamu begitu curigaan!"

"Lagian aku sudah menikah denganmu, apa mungkin aku mengkhianatimu? Sebenarnya apa maumu?"

"Kamu sudah mengkhianatiku."

Aku menatapnya dengan dingin.

"Mengkhianati bukan berarti harus tidur seranjang. Waktu kamu meninggalkanku di hotel tanpa berpamitan, hubungan kita sudah berakhir. Apalagi kamu memberikan syal-ku ke dia."

"Kalau kukasih tahu, kamu akan berpikir sembarangan. Kalau nggak, aku nggak mungkin pergi tanpa berpamitan. Aizel takut dingin, memangnya salah kalau kubawakan syal untuknya?"

"Lalu bagaimana dengan ke depannya?"

Dia tertegun sejenak. "Apa?"

Aku tersenyum sinis.

"Ibunya berharap bisa melihat putrinya menikah semasa hidup, bukan berharap dia memperkenalkan pacarnya pada keluarganya."

"Valen!"

Dia berteriak untuk menyelaku.

"Kamu nggak boleh mengutuk ibunya!"

Aku tertawa, tanpa sadar air mata pun menetes dari sudut mataku.

Ibuku adalah masa lalu, tetapi aku tidak boleh mengatai ibunya Aizel?

Aku menggelengkan kepala sambil mendorong surat cerai ke arahnya.

"Tandatangani."

Dia mengepalkan tinjunya hingga terdengar suara retakan, dia menggertakkan giginya sambil bertanya, "Kamu serius?"

"Ya."

Aku mengangkat mangkuk di depanku.

Derik berikutnya, Deryl merampas mangkuk itu dan melemparnya ke dinding. Mangkuk itu pecah dan sup yang belum habis pun tumpah ke lantai.

Dia menatapku.

"Sudah mau cerai, masih bisa makan?"

Setelah itu, dia berbalik pergi. Dia menutup pintu dengan keras hingga terdengar suara hantaman.

Aku berdiri.

"Deryl ...."

Tiba-tiba, pandanganku berubah gelap. Aku segera memegang meja, tetapi aku malah terjepit di meja dan meja itu pun terbalik.

Aku jatuh ke lantai dengan kuat. Gelas kaca di meja pecah dan serpihan kaca menancap ke tubuhku.

Perut bagian bawahku terasa sangat sakit, aku berusaha untuk mengangkat kepalaku. Samar-samar, aku melihat pintu terbuka.

Deryl bergegas mendekat.

"Valen!"

"Sakit ...."

Keringat dingin bercucuran di punggungku, setiap aku berbicara, tubuhku akan bergetar hebat.

Deryl seolah-olah lupa bahwa kami sedang bertengkar, dia langsung menggendongku.

"Jangan takut, biar kuantar ke rumah sakit sekarang juga."

Begitu dia selesai berbicara, ponselnya berdering.

Tertera nama penelepon.

[Aizel]

Dia memeluk pinggangku dengan satu tangan, lalu menjawab telepon dengan tangan lainnya. Nada bicaranya agak dingin.

"Ada apa?"

Suara Aizel terdengar agak menyedihkan.

"Kak Deryl, kamu pulang begitu saja? Malam ini, ayah dan ibuku nggak pulang. Aku takut sendirian, datanglah untuk menemaniku ...."

"Aku sibuk."

Deryl segera mengakhiri panggilan, dia menunduk untuk memapahku.

Aizel menelepon lagi, Deryl langsung menghela napas.

"Aku ada urusan penting."

"Kak Deryl!" Aizel menangis.

Aku bisa merasakan sekujur tubuh Deryl menegang.

Suara tangisan di sambungan telepon terdengar makin menyedihkan.

"Dulu, kamu nggak pernah begini padaku ...."

"Setiap aku bilang takut, kamu akan mengabaikan segalanya dan datang mencariku ...."

"Memang benar, kamu berubah setelah menikah."

Kesabaranku habis, aku merampas ponsel Deryl, lalu berkata sambil menahan rasa sakit, "Kalau kamu berani telepon lagi, kupastikan kamu menyesal!"

Setelah itu, aku melempar ponsel Deryl ke dinding.

Layar ponsel retak, aku menggertakkan gigiku sambil menatap Deryl.

"Sekarang, sudah bisa antar aku ke rumah sakit?"

Dia tertegun sejenak, lalu mengangguk dan menggendongku.

Saat melangkah keluar, ponsel di lantai menyala.

Tertera sebuah pesan di layar ponsel yang retak.

[Kalau ini pilihanmu, aku cuma bisa mendoakanmu bahagia.]

[Mulai sekarang, kita berpisah dan jangan saling menghubungi lagi.]

Tubuhku tergelincir dan jatuh ke lantai.

Deryl melepaskanku, dia mengambil ponselnya dan langsung berlari keluar. Dia bahkan tidak menoleh ke belakang.

Aku berusaha sekuat tenaga untuk memanggilnya, tetapi langkahnya malah makin cepat.

Perutku keram dan pandanganku berputar, sosok Deryl perlahan-lahan mengecil dan hilang.

Pandanganku berubah gelap dan aku pun kehilangan kesadaran.

Aku keguguran.

Tetangga yang hendak keluar melihatku pingsan di lantai dan darah mengalir deras dari bagian bawah tubuhku, dia langsung mengantarku ke rumah sakit.
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Kuakhiri Hubungan Manipulatif Ini   Bab 8

    Aku menyelanya, "Kamu nggak berani mengklarifikasi statusku di depan umum dan malah membawanya pergi. Ini tanggung jawab sebagai seorang suami?""Bukan, Valen. Karena perbuatan Ayah dan Ibu, dia sudah kehilangan pekerjaannya."Deryl berkata dengan serius, "Dia hanyalah seorang wanita. Kalau tadi aku mengklarifikasi statusmu, bukankah aku membenarkan dia adalah wanita simpanan? Ke depannya, bagaimana dia ....""Bukannya memang begitu?"Aku kembali menyelanya.Dia terdiam.Aku tertawa sinis."Aku sungguh nggak mengerti, apa yang perlu dijelaskan? Kamu bilang ingin bercerai denganku, waktu aku membutuhkan bantuanmu, kamu malah menyelamatkan wanita nggak tahu malu itu?""Bukan, Valen. Aizel masih kekanak-kanakan, bukan seperti yang kamu pikirkan ....""Memangnya itu urusanku?"Aku melemparkan surat cerai ke pelukannya dengan kesal."Hari terakhir, kalau nggak mau tanda tangan, kita bertemu di pengadilan!"Setelah berkata demikian, aku turun dari mobil dan tidak menoleh ke belakang.Deryl t

  • Kuakhiri Hubungan Manipulatif Ini   Bab 7

    Aku mengeluarkan ponsel untuk menelepon Deryl.Dia langsung menjawab teleponku."Valen, kamu berubah pikiran? Kita nggak jadi cerai?""Datanglah untuk menjemput cinta pertama dan anakmu."Suaraku sangat dingin.Dia tertegun sejenak."Anak?""Ya, laporan kehamilan Aizel asli."Dia terdiam.Aku berkata, "Halo?", tetapi dia langsung mengakhiri panggilan.Tak lama kemudian, mobil Deryl berhenti di depan kantorku.Dia berjalan mendekat untuk memapah Aizel, bahkan tidak menatapku."Deryl."Melihatnya hendak pergi, aku memanggilnya.Dia menoleh ke belakang, aku menatapnya dengan dingin."Sekarang, semua orang mengira akulah wanita simpanan, kamu nggak ingin menjelaskan sesuatu?"Dia terkejut dan menyadari tatapan orang-orang di lobi.Dia menunduk untuk menatap Aizel, mata Aizel pun memerah."Kak Deryl ... aku nggak bilang begitu, aku nggak tahu kenapa mereka berpikir begitu ....""Hem, benarkah?"Aku tertawa sinis."Kalau bukan karena kata-katamu ambigu, mana mungkin orang salah paham?""Kamu

  • Kuakhiri Hubungan Manipulatif Ini   Bab 6

    "Valen, kenapa tanganmu dingin sekali?"Sembari berbicara, dia menunduk dan meletakkan tanganku di bibirnya untuk menghangatkan tubuhku.Aku tidak mempunyai tenaga, tetapi aku tetap berusaha untuk menarik tanganku dari genggamannya sambil berkata dengan lemas, "Kira bercerai saja.""Valen!"Suaranya agak gemetaran."Aku cuma bercanda ....""Laporan kehamilan itu ... palsu.""Aku hanya ingin melihatmu cemburu dan membuatmu kesal ....""Membuatku kesal?"Aku hampir meneteskan air mata."Ternyata selama ini kamu merasa aku cemburuan? Aku kesakitan hingga pingsan, perlu diantar ke rumah sakit, keguguran, minta cerai, kamu kira aku melakukan semua itu untuk mendapatkan perhatianmu?"Aku terdiam.Bahkan aku pun tidak tahu kapan aku mulai duduk, ibu mertuaku segera memapahku dan meletakkan bantal di punggungku.Aku menyandarkan kepalaku ke dinding sambil menenangkan diri."Deryl, aku bukan Aizel.""Di mataku, cintamu nggak berharga."Urat di punggung tangannya mengembang.Aku menoleh ke arah

  • Kuakhiri Hubungan Manipulatif Ini   Bab 5

    Kita semua tahu hubungan ini tidak mungkin dilanjutkan lagi.Setelah dirawat dua hari di rumah sakit, akhirnya aku bisa turun dari ranjang.Namun begitu kakiku menyentuh lantai, sosok yang familier membuka pintu.Deryl bergegas mendekat dengan penuh amarah, lalu menamparku."Kamu bilang apa lagi ke Ayah dan Ibu?"Pipiku terasa sangat perih, aku mundur dua langka dan bersandar di meja."Apa maksudmu?"Dia tersenyum sinis."Nggak usah pura-pura, kamu yang menyuruh Ayah dan Ibu pergi menegur Aizel, 'kan?""Ayah dan Ibu mencegat Aizel di rumah sakit, lalu memaksanya pergi melakukan tes kehamilan, kamu yang suruh, 'kan?""Apa?"Aku tertegun.Ternyata ayah dan ibu mertuaku bertindak lagi.Deryl mendekatiku."Ayah dan Ibu begitu kasar, jelas-jelas mereka nggak menginginkan anak ini.""Sekarang, kondisi Aizel sangat buruk. Setiap hari, dia menangis karena hal ini. Biar kukasih tahu, kalau terjadi sesuatu padanya, aku nggak akan mengampunimu!"Setelah selesai berbicara, dia mencengkeram pergela

  • Kuakhiri Hubungan Manipulatif Ini   Bab 4

    Aku memegang meja untuk menstabilkan tubuhku, lalu menunjuk laporan di tangannya."Kalau bukan karena kamu meninggalkanku demi dia, anak kita pasti bisa diselamatkan!"Deryl tertegun, amarah di wajahnya menghilang."Kak Valen, ini jelas laporan palsu!"Aizel merampas laporan itu. Setelah melihat sekilas, dia langsung merobek laporan itu."Kak Valen, kamu keterlaluan. Kamu sudah menghasut orang tua Kak Deryl, jangan memanipulasi Kak Deryl lagi."Deryl terdiam sejenak."Ini laporan palsu?"Aizel menjawab dengan yakin, "Tentu saja, ini terlihat seperti laporan dari rumah sakit. Tapi, terkadang rekanku juga memakai laporan ini untuk syuting, ini pasti palsu."Sembari berbicara, dia menatapku."Kak Valen, sebagian hal nggak boleh dibercandakan. Ke depannya, kalian masih ingin punya anak. Apalagi kita semua sudah dewasa, bagaimana boleh kamu memanfaatkan anak untuk membuat Kak Deryl merasa bersalah?""Plak!"Aku melayangkan tamparan ke wajah Aizel hingga dia mundur dengan kaget.Deryl segera

  • Kuakhiri Hubungan Manipulatif Ini   Bab 3

    Ketika sadarkan diri di rumah sakit dan mendengar ucapan dokter, aku tertegun."Kamu keguguran karena emosimu nggak stabil, apa terjadi sesuatu belakangan ini?""Bu, apa kamu mendengarku bicara?"Suara perawat melayang-layang di telingaku.Aku memejamkan mata dan air mata mengalir dari sudut mataku.Anakku, dia sudah pergi sebelum aku merasakan keberadaannya?Tiba-tiba, aku teringat pada malam pernikahanku dengan Deryl. Dia memelukku dengan erat sambil berkata, "Ayo punya anak, aku tahu kamu ingin punya anak."Benar.Sebelum ibuku meninggal, keinginan terakhirnya juga adalah melihatku menikah dan mempunyai anak.Namun, dia terlalu terburu-buru.Dia langsung pergi setelah membuatkan syal untukku.Selama beberapa tahun ini, aku terus menyalahkan diri sendiri. Kenapa aku tidak lebih awal memperkenalkan Deryl dengan ibuku? Biar dia bisa lebih cepat melihatku menikah dan mungkin juga bisa melihat cucunya.Dengan begitu, dia mungkin akan lebih tenang ketika meninggal.Ponselku bergetar.Aize

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status