Share

Bab 3

Author: Jori
Ketika sadarkan diri di rumah sakit dan mendengar ucapan dokter, aku tertegun.

"Kamu keguguran karena emosimu nggak stabil, apa terjadi sesuatu belakangan ini?"

"Bu, apa kamu mendengarku bicara?"

Suara perawat melayang-layang di telingaku.

Aku memejamkan mata dan air mata mengalir dari sudut mataku.

Anakku, dia sudah pergi sebelum aku merasakan keberadaannya?

Tiba-tiba, aku teringat pada malam pernikahanku dengan Deryl. Dia memelukku dengan erat sambil berkata, "Ayo punya anak, aku tahu kamu ingin punya anak."

Benar.

Sebelum ibuku meninggal, keinginan terakhirnya juga adalah melihatku menikah dan mempunyai anak.

Namun, dia terlalu terburu-buru.

Dia langsung pergi setelah membuatkan syal untukku.

Selama beberapa tahun ini, aku terus menyalahkan diri sendiri. Kenapa aku tidak lebih awal memperkenalkan Deryl dengan ibuku? Biar dia bisa lebih cepat melihatku menikah dan mungkin juga bisa melihat cucunya.

Dengan begitu, dia mungkin akan lebih tenang ketika meninggal.

Ponselku bergetar.

Aizel mengunggah Instagram Story.

Dalam foto itu, Deryl tidur di kasurnya. Postingan itu dilengkapi dengan sebuah kutipan.

[Sudah kuduga kamu nggak akan meninggalkanku.]

Aizel meletakkan tangannya di dada Deryl dan terlihat sebuah cincin nikah yang ukurannya tidak pas di jari manis Aizel.

Aku mengenali cincin itu.

Itu adalah cincin nikahku dengan Deryl.

Aku menyukai postingan itu, lalu meninggalkan komentar.

[Kasihan sekali, cuma bisa diam-diam curi darinya. Karena kamu begitu menyukai barang bekas, Kakak berikan saja padamu.]

Setelah mengirimkan komentar ini, aku menerima panggilan dari ibu mertuaku.

"Valen, kamu dan Deryl sudah pulang dari berlibur, 'kan? Pulanglah malam ini, kita makan bersama?"

Ayah mertuaku pun menimpali, "Benar, aku dan ibumu membuatkan iga untuk kalian."

"Kenapa nggak jawab? Kalian belum pulang?"

Aku menggenggam erat ponselku sambil membulatkan tekadku.

"Ayah, Ibu, aku mau cerai."

Setelah berkata demikian, aku menceritakan semua kejadian selama beberapa hari ini dan mengirimkan postingan Aizel ke mereka.

Begitu mendapatkan kabar, ayah dan ibu mertuaku langsung datang ke rumah sakit.

Mereka sibuk merawatku, bahkan membelikan banyak suplemen untuk menutrisi tubuhku.

Meskipun Deryl sering mencampakkanku, ayah dan ibu mertuaku selalu memperlakukanku seperti putri kandung mereka.

Namun, aku tetap menolak saran ibu mertuaku.

"Ibu, aku nggak bisa berpura-pura seolah nggak terjadi apa-apa dan terus bersamanya. Begitu aku sembuh, aku akan bercerai dengannya."

Namun sore itu, ayah dan ibu mertuaku tidak datang ke rumah sakit.

Aku tidak menanyakan alasannya dan hanya menghubungi pengacara untuk membicarakan urusan selanjutnya.

Namun malam hari, Deryl datang.

Aku sedang duduk di ranjang sambil membaca buku, tiba-tiba dia menarikku turun dari ranjang dengan penuh amarah.

"Kamu bilang apa ke Ayah dan Ibu? Kenapa mereka pergi ke kantor Aizel?"

Aku tercengang.

Ternyata ayah dan ibu mertuanya tidak datang karena pergi mencari Aizel?

Sekarang, aku baru menyadari ada yang sedang menangis di depan pintu.

Aizel menatapku dengan mata memerah.

"Kak Valen, aku tahu terkadang aku agak manja, tapi kamu nggak boleh mengadu domba hubunganku dengan orang tua Kak Deryl."

"Mereka sudah tua, tapi masih marah-marah karena hal nggak penting, aku nggak tega lihatnya ...."

Setiap Aizel menangis, Deryl akan kehilangan akal sehat.

Dia menarik lenganku.

"Apa kamu tahu hari ini Aizel sedang menangani klien besar? Karena pikiranmu yang nggak benar itu, kamu menggagalkan kerja sama Aizel, bahkan menyusahkan Ayah dan Ibu!"

"Sini, minta maaf ke dia!"

Sembari berbicara, dia menarikku dengan kuat hingga aku hampir jatuh ke lantai.

"Berhentilah berpura-pura! Aku tahu kamu nggak sakit!"

Dia terus menarikku.

"Sekalipun kamu benar-benar sakit, kamu harus minta maaf ke dia!"

Aku tidak bisa bangun dan hampir berlutut di lantai, tetapi Deryl makin emosi dan terus menarikku ke arah Aizel.

Aku segera memegang meja untuk menunjukkan laporan keguguran.

Aku melemparkan laporan itu pada Deryl.

"Aku yang harus minta maaf ke Aizel? Kalian berdua yang membuatku keguguran!"

Tangan Deryl menegang.

"Apa kamu bilang?"
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Kuakhiri Hubungan Manipulatif Ini   Bab 8

    Aku menyelanya, "Kamu nggak berani mengklarifikasi statusku di depan umum dan malah membawanya pergi. Ini tanggung jawab sebagai seorang suami?""Bukan, Valen. Karena perbuatan Ayah dan Ibu, dia sudah kehilangan pekerjaannya."Deryl berkata dengan serius, "Dia hanyalah seorang wanita. Kalau tadi aku mengklarifikasi statusmu, bukankah aku membenarkan dia adalah wanita simpanan? Ke depannya, bagaimana dia ....""Bukannya memang begitu?"Aku kembali menyelanya.Dia terdiam.Aku tertawa sinis."Aku sungguh nggak mengerti, apa yang perlu dijelaskan? Kamu bilang ingin bercerai denganku, waktu aku membutuhkan bantuanmu, kamu malah menyelamatkan wanita nggak tahu malu itu?""Bukan, Valen. Aizel masih kekanak-kanakan, bukan seperti yang kamu pikirkan ....""Memangnya itu urusanku?"Aku melemparkan surat cerai ke pelukannya dengan kesal."Hari terakhir, kalau nggak mau tanda tangan, kita bertemu di pengadilan!"Setelah berkata demikian, aku turun dari mobil dan tidak menoleh ke belakang.Deryl t

  • Kuakhiri Hubungan Manipulatif Ini   Bab 7

    Aku mengeluarkan ponsel untuk menelepon Deryl.Dia langsung menjawab teleponku."Valen, kamu berubah pikiran? Kita nggak jadi cerai?""Datanglah untuk menjemput cinta pertama dan anakmu."Suaraku sangat dingin.Dia tertegun sejenak."Anak?""Ya, laporan kehamilan Aizel asli."Dia terdiam.Aku berkata, "Halo?", tetapi dia langsung mengakhiri panggilan.Tak lama kemudian, mobil Deryl berhenti di depan kantorku.Dia berjalan mendekat untuk memapah Aizel, bahkan tidak menatapku."Deryl."Melihatnya hendak pergi, aku memanggilnya.Dia menoleh ke belakang, aku menatapnya dengan dingin."Sekarang, semua orang mengira akulah wanita simpanan, kamu nggak ingin menjelaskan sesuatu?"Dia terkejut dan menyadari tatapan orang-orang di lobi.Dia menunduk untuk menatap Aizel, mata Aizel pun memerah."Kak Deryl ... aku nggak bilang begitu, aku nggak tahu kenapa mereka berpikir begitu ....""Hem, benarkah?"Aku tertawa sinis."Kalau bukan karena kata-katamu ambigu, mana mungkin orang salah paham?""Kamu

  • Kuakhiri Hubungan Manipulatif Ini   Bab 6

    "Valen, kenapa tanganmu dingin sekali?"Sembari berbicara, dia menunduk dan meletakkan tanganku di bibirnya untuk menghangatkan tubuhku.Aku tidak mempunyai tenaga, tetapi aku tetap berusaha untuk menarik tanganku dari genggamannya sambil berkata dengan lemas, "Kira bercerai saja.""Valen!"Suaranya agak gemetaran."Aku cuma bercanda ....""Laporan kehamilan itu ... palsu.""Aku hanya ingin melihatmu cemburu dan membuatmu kesal ....""Membuatku kesal?"Aku hampir meneteskan air mata."Ternyata selama ini kamu merasa aku cemburuan? Aku kesakitan hingga pingsan, perlu diantar ke rumah sakit, keguguran, minta cerai, kamu kira aku melakukan semua itu untuk mendapatkan perhatianmu?"Aku terdiam.Bahkan aku pun tidak tahu kapan aku mulai duduk, ibu mertuaku segera memapahku dan meletakkan bantal di punggungku.Aku menyandarkan kepalaku ke dinding sambil menenangkan diri."Deryl, aku bukan Aizel.""Di mataku, cintamu nggak berharga."Urat di punggung tangannya mengembang.Aku menoleh ke arah

  • Kuakhiri Hubungan Manipulatif Ini   Bab 5

    Kita semua tahu hubungan ini tidak mungkin dilanjutkan lagi.Setelah dirawat dua hari di rumah sakit, akhirnya aku bisa turun dari ranjang.Namun begitu kakiku menyentuh lantai, sosok yang familier membuka pintu.Deryl bergegas mendekat dengan penuh amarah, lalu menamparku."Kamu bilang apa lagi ke Ayah dan Ibu?"Pipiku terasa sangat perih, aku mundur dua langka dan bersandar di meja."Apa maksudmu?"Dia tersenyum sinis."Nggak usah pura-pura, kamu yang menyuruh Ayah dan Ibu pergi menegur Aizel, 'kan?""Ayah dan Ibu mencegat Aizel di rumah sakit, lalu memaksanya pergi melakukan tes kehamilan, kamu yang suruh, 'kan?""Apa?"Aku tertegun.Ternyata ayah dan ibu mertuaku bertindak lagi.Deryl mendekatiku."Ayah dan Ibu begitu kasar, jelas-jelas mereka nggak menginginkan anak ini.""Sekarang, kondisi Aizel sangat buruk. Setiap hari, dia menangis karena hal ini. Biar kukasih tahu, kalau terjadi sesuatu padanya, aku nggak akan mengampunimu!"Setelah selesai berbicara, dia mencengkeram pergela

  • Kuakhiri Hubungan Manipulatif Ini   Bab 4

    Aku memegang meja untuk menstabilkan tubuhku, lalu menunjuk laporan di tangannya."Kalau bukan karena kamu meninggalkanku demi dia, anak kita pasti bisa diselamatkan!"Deryl tertegun, amarah di wajahnya menghilang."Kak Valen, ini jelas laporan palsu!"Aizel merampas laporan itu. Setelah melihat sekilas, dia langsung merobek laporan itu."Kak Valen, kamu keterlaluan. Kamu sudah menghasut orang tua Kak Deryl, jangan memanipulasi Kak Deryl lagi."Deryl terdiam sejenak."Ini laporan palsu?"Aizel menjawab dengan yakin, "Tentu saja, ini terlihat seperti laporan dari rumah sakit. Tapi, terkadang rekanku juga memakai laporan ini untuk syuting, ini pasti palsu."Sembari berbicara, dia menatapku."Kak Valen, sebagian hal nggak boleh dibercandakan. Ke depannya, kalian masih ingin punya anak. Apalagi kita semua sudah dewasa, bagaimana boleh kamu memanfaatkan anak untuk membuat Kak Deryl merasa bersalah?""Plak!"Aku melayangkan tamparan ke wajah Aizel hingga dia mundur dengan kaget.Deryl segera

  • Kuakhiri Hubungan Manipulatif Ini   Bab 3

    Ketika sadarkan diri di rumah sakit dan mendengar ucapan dokter, aku tertegun."Kamu keguguran karena emosimu nggak stabil, apa terjadi sesuatu belakangan ini?""Bu, apa kamu mendengarku bicara?"Suara perawat melayang-layang di telingaku.Aku memejamkan mata dan air mata mengalir dari sudut mataku.Anakku, dia sudah pergi sebelum aku merasakan keberadaannya?Tiba-tiba, aku teringat pada malam pernikahanku dengan Deryl. Dia memelukku dengan erat sambil berkata, "Ayo punya anak, aku tahu kamu ingin punya anak."Benar.Sebelum ibuku meninggal, keinginan terakhirnya juga adalah melihatku menikah dan mempunyai anak.Namun, dia terlalu terburu-buru.Dia langsung pergi setelah membuatkan syal untukku.Selama beberapa tahun ini, aku terus menyalahkan diri sendiri. Kenapa aku tidak lebih awal memperkenalkan Deryl dengan ibuku? Biar dia bisa lebih cepat melihatku menikah dan mungkin juga bisa melihat cucunya.Dengan begitu, dia mungkin akan lebih tenang ketika meninggal.Ponselku bergetar.Aize

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status