Share

143. BUKAN URUSAN ANDA

Penulis: Rosemala
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-10 23:43:51

Gladys terperanjat. Napasnya tercekat begitu melihat Mbak Lala mendorong stroller dengan Gavin di dalamnya.

“Bu, maaf, Gavin rewel sekali. Dari tadi terus nanyain mama,” ucap Mbak Lala, sedikit terengah.

Detik itu juga dunia Gladys seakan berhenti berputar. Ia tahu mata Metha sedang mengarah tepat ke stroller, mengamati bocah mungil yang begitu jelas mewarisi senyum—dan sorot mata—seseorang yang seharusnya tidak boleh ketahuan.

Tubuh Gladys kaku. Sekujur darahnya serasa membeku. Mati-matian ia menyembunyikan Gavin dari Tyo dan keluarganya agar mereka tidak pernah tahu, lalu kenapa harus ketahuan dengan cara seperti ini?

Gladys masih membeku di tempatnya. Dan di saat yang sama, Gavin menjerit gembira. Tangisnya hilang seketika saat melihat Gladys. Bocah itu melonjak-lonjak, kedua tangannya terentang seolah hendak terbang menghampiri sang ibu.

“Mama!” panggilnya dengan tawa semringah. Suara cadelnya yang ia rindukan selama di kantor, seolah candu pelepas penat. Ya, pelepas penat andai s
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (4)
goodnovel comment avatar
vpi
Paling tlpn bintang…
goodnovel comment avatar
Dhivia Rifki
telpon Tyo yaaa
goodnovel comment avatar
Davina
kok semakin ruwet? gak begitu singkron dgn judulnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   147. KEPUTUSAN

    Gladys sebenarnya tak ingin peduli pada apa pun yang Brenda sodorkan kepadanya. Baginya, kehadiran wanita itu saja sudah cukup mengganggu. Namun, tatkala Brenda tetap menahan ponselnya di depan wajah Gladys, seolah memaksa agar ia melihat, rasa penasaran pun menyeruak tanpa bisa dibendung.Tatapannya bergantian antara wajah Brenda—wanita yang mengaku teman SMA Tyo—dan layar ponsel yang memantulkan cahaya. Brenda menaikkan alisnya, memberi sinyal seakan menantang Gladys untuk berani menatap bukti yang ia tunjukkan. Napas Gladys tercekat. Akhirnya, dengan hati-hati ia mengambil ponsel itu.Sejenak, matanya terpaku.Layar ponsel memperlihatkan sebuah foto. Seorang pria bule tampak merangkul mesra seorang wanita. Senyum mereka begitu lebar, mata berbinar, dan pelukan erat yang seakan menegaskan kebahagiaan. Di belakang mereka, terbentang pemandangan pantai indah dengan langit biru cerah. Atmosfer itu jelas bukan sekadar potret biasa—itu adalah kebahagiaan yang tak dibuat-buat, kebahagiaan

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   147. TENTANG DIA

    Ruangan itu seakan menyempit. Udara dingin dari pendingin ruangan berubah menjadi pisau-pisau halus yang menembus kulit Gladys, membuatnya menggigil meski tubuhnya tetap duduk kaku di kursi. Napasnya tertahan di dada, seolah ada beban besar yang menekan paru-parunya. Ia nyaris tidak bisa bernapas.Tyo.Nama itu menggema di kepalanya, berputar-putar tanpa henti. Bramantyo Aksara. Mantan suaminya. Lelaki yang pernah ia cintai sepenuh hati, lalu ia lepaskan dengan luka yang tak pernah benar-benar sembuh.Gladys menggenggam erat jemari di pangkuannya. Getarannya semakin keras. Rasanya seperti dipukul oleh kenyataan.Ya, Tyo memang yang mengembalikan semua padanya, tapi ia tidak pernah berpikir jika pria itu telah melewati jalan yang begitu berat dalam melakukannya. Kenapa selama ini ia tidak berpikir ke sana?Pikiran Gladys melayang ke tiga tahun lalu saat ia terseok menjalani kehidupan setelah bercerai dari Tyo. Tinggal di sebuah kos sederhana yang Bintang carikan untuknya. Menjalani mas

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   145. KEDATANGAN BRENDA

    Ruangan itu terasa dingin dan canggung. Pendingin udara berdesis pelan, meniupkan hawa sejuk yang justru menusuk seperti pisau tipis ke kulit. Namun, dinginnya bukan hanya berasal dari mesin pendingin itu, melainkan juga dari suasana yang menyelimuti dua wanita yang kini duduk berhadapan di ruang tamu.Gladys duduk kaku di sofa, punggungnya menempel lurus pada sandaran. Kedua tangannya terlipat erat di pangkuan, seolah berusaha menahan diri agar tidak gemetar. Meski ia tampak tegar dari luar, detak jantungnya berpacu cepat, menandakan betapa hatinya sama sekali tidak tenang. Matanya sesekali melirik ke arah pintu, berharap pertemuan ini segera berakhir.Ia tidak pernah membayangkan akan duduk seperti ini—berhadapan dengan Brenda, wanita yang akhir-akhir ini sering terlihat bersama Tyo. Kehadirannya di rumah Gladys seperti mimpi buruk yang datang tanpa aba-aba.Suara jam dinding berdetak nyaring, menambah ketegangan. Tak ada yang berbicara selama beberapa menit pertama. Hanya tatapan s

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   144. LEGA

    Gladys menarik napas panjang berulang kali. Seolah dengan begitu semua ketakutan dan kekhawatirannya akan terhapus. Ia duduk lemas di tepi ranjang, tempat buah hatinya tertidur pulas. Untunglah Gavin tidak rewel saat perjalanan menuju rumah. Ia bahkan tertidur hingga sampai ke rumah mereka.Tangan Gladys yang masih gemetar terulur, perlahan menyentuh pipi gembil itu, mengelusnya lembut. Hampir saja Metha melakukannya, beruntung Brenda datang tepat waktu hingga dapat mengalihkan perhatian wanita itu.Brenda?Entahlah, apa yang harus ia pikirkan tentang wanita itu. Apa ini hanya faktor kebetulan semata? Atau …Gladys mendesah. Ia tidak tahu. Yang pasti, Brenda dan ibunya Tyo terlihat saling mengenal. Bahkan mungkin pernah ada kedekatan di masa lalu. Buktinya, Brenda langsung bicara dengan begitu akrab, dan Metha sangat responsif. Gladys tersenyum miris. Mungkin sebentar lagi mereka akan menjadi keluarga. Ya, keluarga. Mengingat Tyo sudah sangat dekat dengan Brenda hingga berkali-kali te

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   143. BUKAN URUSAN ANDA

    Gladys terperanjat. Napasnya tercekat begitu melihat Mbak Lala mendorong stroller dengan Gavin di dalamnya.“Bu, maaf, Gavin rewel sekali. Dari tadi terus nanyain mama,” ucap Mbak Lala, sedikit terengah.Detik itu juga dunia Gladys seakan berhenti berputar. Ia tahu mata Metha sedang mengarah tepat ke stroller, mengamati bocah mungil yang begitu jelas mewarisi senyum—dan sorot mata—seseorang yang seharusnya tidak boleh ketahuan.Tubuh Gladys kaku. Sekujur darahnya serasa membeku. Mati-matian ia menyembunyikan Gavin dari Tyo dan keluarganya agar mereka tidak pernah tahu, lalu kenapa harus ketahuan dengan cara seperti ini?Gladys masih membeku di tempatnya. Dan di saat yang sama, Gavin menjerit gembira. Tangisnya hilang seketika saat melihat Gladys. Bocah itu melonjak-lonjak, kedua tangannya terentang seolah hendak terbang menghampiri sang ibu.“Mama!” panggilnya dengan tawa semringah. Suara cadelnya yang ia rindukan selama di kantor, seolah candu pelepas penat. Ya, pelepas penat andai s

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   142. BERTEMU

    Gladys berdiri terpaku, jantungnya berdentum begitu kencang hingga seolah menggema ke seluruh tubuhnya. Bukan karena sekadar bertemu Metha—ia sama sekali tidak takut jika hanya memikirkan dirinya sendiri—melainkan karena ketakutan terbesar dalam hidupnya bisa terjadi saat ini. Metha bisa saja melihat Gavin.Pikiran Gladys seketika berlari ke segala kemungkinan buruk. Bagaimana jika Metha melihat Gavin di sini karena ia sudah mengatakan pada pengasuh anaknya untuk menemuinya di luar? Jika mereka bertemu, apa Metha akan mengenali Gavin? Bagaimana jika mantan mertuanya itu langsung menyadari kemiripan anak itu dengan Tyo?Gladys menelan ludah dengan susah payah. Tubuhnya bergetar halus, meski ia berusaha mati-matian menyembunyikan kegelisahan yang membakar dari dalam. Ia memaksa wajahnya tetap tenang, bibirnya dipaksa melengkung tipis dalam senyum hambar, walau matanya jelas menunjukkan kekalutan.Jika saja masih ada kesempatan untuknya menghindar, atau menelepon Lala agar tidak keluar m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status