共有

6. APA INI MIMPI?

作者: Rosemala
last update 最終更新日: 2025-05-28 10:15:47

“A-apa maksud kalian?!” Suara Gladys pecah meski gemetar. “Ini rumahku! Rumah keluargaku!”

Salah satu petugas maju dengan sikap tenang tapi tak bisa disangkal ketegasannya. “Maaf, Bu. Kami hanya menjalankan putusan pengadilan. Mohon kerjasamanya.”

“Tidak! Ini tidak masuk akal! Kalian pasti salah!” Gladys melangkah mundur, matanya liar menatap surat di tangannya. “Ayahku tidak mungkin….”

"Surat itu sah, Bu," ujar pria itu datar. "Utang almarhum Tuan Satrio pada beberapa perusahaan dan bank sudah jatuh tempo. Tidak ada pembayaran. Proses hukum sudah berjalan. Hari ini rumah ini resmi disita."

"Tidak! Kalian bohong!" jerit Gladys, memelintir surat di tangannya. "Ayahku tidak mungkin membiarkan ini terjadi! Papi tidak akan mewariskan kekacauan seperti ini padaku!"

Tyo melangkah cepat ke arahnya dan mencoba menahan tubuh Gladys yang mulai bergetar tak terkendali. “Nona Gladys, tolong tenang dulu….”

"Tidak! Aku tidak akan keluar dari sini! Ini rumahku! Ini kenangan ayahku… semua hidupku di sini!" teriaknya, mencakar udara, mencoba menjangkau siapa pun yang bisa dia salahkan. “Kenapa aku harus pergi?! Kalian siapa?! Dasar pencuri!” Suara Gladys melengking, memantul di setiap sudut ruangan.

Seseorang di antara para petugas mengangkat ponselnya dan mulai merekam. Gladys melihatnya.

"Jangan rekam aku!" Ia melompat, hampir merebut ponsel itu sebelum Tyo menarik tubuhnya ke pelukannya.

“Nona, cukup! Jangan rusak dirimu lebih jauh! Tenanglah!”

“Tenang? Kau memintaku untuk tenang setelah kau melihat sendiri hidupku semakin hancur?!”

Teriakannya berubah jadi jeritan penuh histeria. Tubuhnya menggeliat di pelukan Tyo seperti orang kesurupan. Rambutnya awut-awutan, suaranya melengking tak karuan, dan air mata membasahi pipinya.

“Kenapa Papi tidak mengajak aku sekalian mati?! Kenapa harus ninggalin aku sendirian begini?!”

Tyo mengeratkan pelukannya. “Nona, saya di sini. Kamu tidak sendiri….”

Tapi Gladys tak mendengar. Ia sudah seperti binatang liar yang terluka parah—meronta, mencakar, dan menangis sekeras mungkin. Tak ada sisa martabat dalam tubuh itu. Tak ada kemewahan, tak ada malu. Hanya duka yang telanjang.

**

“Makanlah dulu, Nona belum makan dari kemarin.” Tyo menyerahkan sebotol air dan sebungkus roti yang baru dibelinya dari minimarket di seberang halte.

Gladys tidak menjawab. Ia memeluk lututnya. Pandangannya kosong. Matanya sembap, hidungnya merah, dan rambutnya basah oleh keringat serta sisa air mata.

Kini mereka berada di sebuah halte tua setelah keluar—atau lebih tepatnya, terusir—dari rumah orang tuanya. Sebuah koper besar tergeletak di sampingnya. Satu-satunya barang yang ia bawa dari rumah masa kecilnya.

Tyo membuka tutup botol, lalu menyodorkannya ke hadapan Gladys saat wanita itu tak bereaksi apa pun.

“Saya bantu, ya,” bujuk Tyo seraya mendekatkan botol ke bibir Gladys. Namun, Gladys menolaknya. Ia mendorong tangan Tyo.

Dengan suara lirih, hampir seperti bisikan angin, Gladys bertanya, “Apa semua ini nyata, Tyo?”

Tyo terdiam.

“Tolong, tolong bangunkan aku, Tyo. Aku yakin ini hanya mimpi buruk. Aku masih tidur, dan saat aku bangun, semua masih baik-baik saja. Papi akan menyambutku dengan senyumnya. Seperti pagi-pagi sebelumnya.”

Tyo semakin tertegun. Ada kilat aneh di matanya. Melihat wanita itu meracau tanpa menoleh, tatapan kosong, membuat desiran di dadanya nyata.

“Tolong katakan….” Kali ini Gladys menoleh hingga jelas terlihat kehancuran itu di wajahnya. “Semua ini tidak nyata, Tyo.”

Tyo mengerjap. Menghindari tatapan kehancuran di mata Gladys.

“Nona harus kuat. Apa pun yang terjadi, ada saya yang akan selalu menemani.”

Gladys mengalihkan pandangan lagi. Harapannya sirna. Padahal ia ingin Tyo mengatakan bahwa semua ini hanya mimpi. Air mata, yang belakangan menjadi teman setia, kembali mendesak keluar.

Ia menatap kosong ke depan, lalu mendesis, “Kalau begini akhirnya… kenapa Papi tidak mengajakku saja?”

“Jangan bicara seperti itu, Nona! Pak Satrio pasti tidak akan suka.”

“Tapi kenyataannya Papi ninggalin aku sendiri, Tyo!” Suara Gladys meninggi meski bercampur tangisan. “Papi ninggalin aku dengan semua kekacauan yang ternyata sudah dibuat sebelumnya. Seolah sengaja mewariskan semua itu agar aku menderita.”

“Nona….” Tyo menggeleng. Berusaha meraih tangan Gladys, tetapi wanita itu menghalaunya. Akhirnya ia hanya bisa menyaksikan mantan majikannya itu kembali berurai air mata tanpa tahu harus berbuat apa.

Tyo berusaha mendekat saat tangis wanita itu sedikit reda, tetapi getar ponsel di saku bajunya mengurungkannya. Pria itu meletakkan botol air dan sebungkus roti di sebelah Gladys sebelum menjauh untuk mengangkat panggilan. Ia melirik sebentar ke Gladys yang masih menatap kosong ke depan, sebelum benar-benar mengangkat panggilan.

“Ya,” jawabnya tegas dan singkat. Lalu mendengarkan lawan bicaranya.

“Katakan aku belum bisa. Dan tolong siapkan sesuatu untukku sekarang juga.”

Tyo memutus panggilan, lalu mengirim beberapa pesan. Setelahnya ia bergegas kembali menghampiri Gladys yang masih di posisinya semula.

“Nona, tidakkah kamu merasa ada kejanggalan dari penyitaan rumah Pak Satrio?” tanya Tyo setelah duduk kembali di sebelah Gladys.

“Saya merasa… kok ada yang janggal….”

“Apa pentingnya lagi semua itu, Tyo. Kenyataannya… aku sudah terusir sekarang. Dan semua dokumen itu… ada stempel resmi di sana.”

Tyo menghela napas. Itu memang benar. Ia sendiri ikut memeriksa semua dokumen berstempel resmi itu.

“Tyo….” panggil Gladys lagi dengan suara lebih tegar. “Pergilah,” ujarnya tetap tanpa menoleh.

Kening Tyo serta-merta berkerut.

“Pergi?”

“Ya.”

“Ke mana?” Tyo tidak mengerti.

“Ke mana saja yang kau inginkan. Aku membebaskanmu.”

“Maksudnya?” Tyo semakin tidak mengerti.

“Papi sudah tidak ada, aku bukan lagi anak bosmu. Aku tidak punya apa-apa sekarang. Tidak akan sanggup membayar gajimu sebagai pengawal. Jadi, pergilah dan lanjutkan hidupmu.”

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   6. APA INI MIMPI?

    “A-apa maksud kalian?!” Suara Gladys pecah meski gemetar. “Ini rumahku! Rumah keluargaku!”Salah satu petugas maju dengan sikap tenang tapi tak bisa disangkal ketegasannya. “Maaf, Bu. Kami hanya menjalankan putusan pengadilan. Mohon kerjasamanya.”“Tidak! Ini tidak masuk akal! Kalian pasti salah!” Gladys melangkah mundur, matanya liar menatap surat di tangannya. “Ayahku tidak mungkin….”"Surat itu sah, Bu," ujar pria itu datar. "Utang almarhum Tuan Satrio pada beberapa perusahaan dan bank sudah jatuh tempo. Tidak ada pembayaran. Proses hukum sudah berjalan. Hari ini rumah ini resmi disita.""Tidak! Kalian bohong!" jerit Gladys, memelintir surat di tangannya. "Ayahku tidak mungkin membiarkan ini terjadi! Papi tidak akan mewariskan kekacauan seperti ini padaku!"Tyo melangkah cepat ke arahnya dan mencoba menahan tubuh Gladys yang mulai bergetar tak terkendali. “Nona Gladys, tolong tenang dulu….”"Tidak! Aku tidak akan keluar dari sini! Ini rumahku! Ini kenangan ayahku… semua hidupku di

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   5. WAJAH ASLI MEREKA

    Alvin menarik kursi kayu dan duduk tepat di depan Gladys. Wajahnya tampak lembut, mata gelapnya memantulkan ketulusan yang seolah bukan kepura-puraan. Ia mencondongkan tubuh sedikit ke depan, lalu tersenyum kecil."Aku tahu ini berat buatmu, Kak," ucap Alvin pelan. "Tapi Mama dan aku di sini bukan untuk menghakimi atau menyakiti."Gladys menatap pemuda seusia dengannya itu. Ia belum bicara. Hanya menggenggam jemarinya sendiri erat-erat di atas pangkuan.“Kak, kamu gadis baik. Tidak seharusnya menghabiskan hidup dengan orang-orang yang cuma tahu bagaimana menyakitimu.”Ada guncangan di dada Gladys. Bukan karena simpati mereka, melainkan karena betapa persuasifnya semua ini. Seandainya ia adalah Gladys yang dulu, yang mudah percaya, mudah berharap, mungkin ia sudah luluh."Aku cuma ingin tenang.” Suara Gladys nyaris tak terdengar. Ia menunduk. “Tapi rasanya semua orang datang hanya untuk memaksa dan mengambil.""Tidak semua," balas Alvin cepat. "Aku dan Mama datang bukan untuk itu."Gar

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   4. BIBIR MANIS

    “Menjauh dari istriku, Pak Rajendra!”Suara Tyo terdengar rendah namun mengancam. Rahangnya mengeras, matanya menatap tajam.Rajendra berbalik, mendengus sinis. “Istri? Kau pikir kau pantas menyebutnya begitu? Dasar lelaki tak tahu diri. Kau pikir aku tidak tahu alasanmu menikahi Gladys? Cuma demi harta, kan?”Tyo melangkah masuk. Tubuhnya yang menjulang membuatnya sedikit menunduk saat berdiri di depan Rajendra.“Saya tidak peduli apa penilaian Anda. Tapi saya tidak akan membiarkan Anda menekan Gladys lagi.”Rajendra tertawa mengejek. “Hah! Gaya bicaramu seperti pahlawan. Padahal kau cuma kacung yang numpang hidup! Dasar lelaki parasit!”Gladys menahan napas. Hatinya berdegup tak karuan. Meski Tyo hanya seorang pengawal, tetapi rasanya tidak pantas Jendra berkata demikian. Bagaimanapun, Tyo adalah suaminya sekarang. Ia tidak numpang hidup. Ia bekerja di rumah itu. Dan Jendra tidak dirugikan apa pun, bukan?“Aku tidak akan pergi sampai anak sialan ini tanda tangan!” Rajendra melangkah

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   3. KEPERGIAN ORANG TERSAYANG

    Dinginnya lantai rumah sakit menembus hingga ke tulang Gladys, namun ia tak menggubrisnya. Gaun pengantin yang masih melekat di tubuhnya kini tampak kusut dan kotor. Ujung gaunnya yang menjuntai anggun kini menyeret di lantai, nyaris menyerupai kain pel.Di depan ruang tindakan, ia duduk menggigil.Matanya sembap, jantungnya berdegup liar, dadanya sesak seakan tak ada udara yang cukup untuk bernapas. Detik-detik menunggu kabar dari dokter terasa seperti hukuman abadi.“Bocah bodoh!” Rajendra—sang paman—terus mengumpat. “Ayahmu syok karena kamu berulah dan membuat Rafael mencampakkanmu. Sampai-sampai dia gila sesaat dan menyuruhmu menikahi pesuruhnya.”Tak ada empati sama sekali meski kini kakaknya dalam penanganan dokter.“Seharusnya kamu bisa bersikap waras dengan menolak, apalagi sudah aku bantu,” lanjut Rajendra. “Tapi ternyata kamu sama gilanya seperti ayahmu.”Gladys menoleh, tatapannya kosong namun dalam. Ingin sekali ia menjawab. Ingin sekali ia teriak bahwa semua ini bukan sal

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   2. PERNIKAHAN DADAKAN

    “Papi… apa yang barusan Papi katakan?”Suara Gladys bergetar. Tubuhnya limbung, seperti kehilangan tulang-tulang yang menyangga dirinya. Namun, ia tetap bertahan duduk di dekat sang ayah, menatap wajah Satrio yang semakin pucat dan tersengal saat bernapas. Di sekelilingnya, pesta yang semula meriah kini berubah jadi sirkus kekacauan.Tatapannya beralih cepat ke arah Tyo. Pengawal yang dua tahun belakangan berkerja untuk keluarganya. Wajah pria itu datar seperti patung batu. Tapi bagi Gladys, justru ketenangan itu yang membuat dadanya kian sesak. Ia tidak tahu, tak bisa menebak, seperti apa isi hati pria yang kini dinginkan sang ayah untuk menikahinya.“Menikah? Dengan Tyo?” bibir Gladys bergetar. Suaranya lebih mirip bisikan ketakutan daripada pertanyaan.Satrio mencoba mengangguk. Gerakannya sangat pelan, penuh perjuangan. “Ya, menikahlah dengan Tyo. Dia … pemuda baik. Ini permintaan terakhir Papi ….”“Tidak! Aku mohon jangan berkata seperti itu, Pi.” Gladys menggeleng kuat. Kata-kat

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   1. BATAL NIKAH

    Ia akan menikah dan hari ini akan menjadi hari bahagianya. Atau itulah yang tadinya dipikirkan oleh Gladys.“Selamat siang, semua.” Pria dengan beskap putih bersulam emas itu berdiri di panggung pelaminan. Gladys mengamati calon suaminya yang tengah menyapu hadirin dengan pandangannya yang penuh percaya diri. “Saya mohon waktunya sebentar.”Hening.Gladys berpikir bahwa calon suaminya akan kembali mengungkapkan rasa terima kasih dan syukurnya, serta betapa pria itu mencintai Gladys meski mereka sudah berpacaran selama bertahun-tahun. Sampai pada akhirnya, mereka sampai di hari ini.Namun, ternyata Gladys salah. “Saya Rafael Sanjaya, dengan ini … secara sadar membatalkan pernikahan saya dengan Gladys Maharani Wiradarma.”Jantung Gladys terasa seperti berhenti berdetak. Suara calon suaminya itu mantap, lantang, tanpa getar, tanpa ragu sama sekali. Memantul ke seluruh ruangan megah tempat acara pernikahan digelar. Para tamu yang sebelumnya tersenyum, kini membatu. Musik pengiring peng

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status