"Itu laporan keuangan dari Santi, ada penggelapan dana dalam proyek di Kalimantan tiga bulan yang lalu," ucap Airin berdiri dari duduknya.Alan terkejut melihat laporan keuangan itu.'Kenapa bisa bocor, padahal aku sudah menutupinya dengan rapi,' batin Alan."Kamu pakai untuk apa uang sebanyak itu, Mas?" Untuk kesenangan istri keduamu itu?" tanya Airin menatap Airin."Airin, aku sama sekali tidak tahu dengan semua ini," Alan mencoba untuk mengelak."Kamu bilang tidak tahu? Padahal kamu yang menangani proyek ini, kamu yang menanganinya dari awal sampai akhirnya kandas, karena alasan dana tidak cukup dan aku harus pontang panting untuk menutupi kekurangan dana itu," ucap Airin terdengar marah."Memang aku yang menanganinya tapi yang mengelola keuangannya bukan aku," elak Alan lagi."Cukup! Aku tidak mau lagi mendengar omong kosong mu itu," ucap Airin dengan suara tinggi."Sekarang aku beri kamu waktu untuk mengembalikan uang perusahaan sebanyak satu miliyar itu atau kamu masuk penjara,"
Airin tersenyum membayangkan bagaimana reaksi sang ayah jika mengetahui kelakuan menantunya yang sebenarnya."Mas Alan dan Nuri rupanya belum menyerah juga, mereka malah semakin melebarkan bendera perang, baiklah aku akan ikuti permainan mereka," ucap Airin tersenyum licik.Tiba-tiba pintu ruangan Airin terbuka, hal itu membuatnya sedikit terkejut."Seseorang sedang menunggu anda di aula," jawab Arfin sekretaris baru Airin.Yah, Arfin diterima jadi sekretaris, walau sebenarnya Airin dan Niko sudah mengetahui jika dialah yang bermaksud untuk mencelakai Airin. Namun, Airin penasaran kenapa Arfin ingin mencelakainya maka dari itu ia menerima Arfin menjadi sekretarisnya agar Airin bisa lebih mudah mengetahui rencana Arfin."Siapa?" tanya Airin."Mereka tidak menyebutkan namanya," jawab Arfin."Mereka? Tadi kamu bilang seseorang," tanya Airin penuh selidik."Bu Airin, Papa dan Mama anda menunggu di aula pertemuan," Nahla tiba-tiba datang.Airin tidak terkejut mendengar kedatangan kedua ora
Airin mengantar ayah dan ibunya ke kamar tamu yang lain yang sudah dibersihkan oleh Bi Minah."Mama sama Papa sebaiknya istirahat dulu yah, nanti aku suruh Bi Minah untuk menyiapkan makan siang untuk kalian," ucap Airin."Kamu mau ke kantor lagi, Nak?" tanya Bu Wulan."Aku mau ketemu sama Fey, Ma, ada urusan sedikit," jawab Airin tersenyum.Pak Sigit menaruh curiga pada putrinya itu. Ia mengira jika Airin akan bertemu dengan laki-laki yang menjadi selingkuhannya, sama seperti yang diceritakan Alan tadi di telpon."Ya sudah, kalian istirahat yah," ucap Airin kemudian pergi dari sana.Airin menuju dapur menemui Bi Minah."Bi, tolong siapkan makan siang untuk Mama dan Papa nanti yah," ucap Airin."Baik, Non," jawab Bi Minah.Airin kemudian pergi dari sana. Ia meninggalkan rumahnya menuju tempat janjian untuk bertemu dengan Fey di sebuah cafe.Namun, ntah kebetulan atau bagaimana di cafe itu Airin bertemu dengan Niko yang baru saja selesai pemotretan di dekat cafe."Airin," panggil Niko.
Niko sampai di apartemennya dan di sana sudah ada Wanda manajernya."Nik, ini apa-apaan sih, sekarang media lagi heboh dengan foto kamu dan CEO muda itu dan yang lebih parahnya lagi wanita yang bernama Airin memiliki suami?" Wanda langsung menghujani pertanyaan begitu Niko sampai.Niko terkejut mendengar nama Airin disebut."Foto apa?" tanya Niko belum mengerti."Lihat," Wanda menyodorkan ponselnya.Mata Niko membulat melihat berita itu"Model papan atas Nikolas mengencani CEO muda Airin Puspita?" Begitulah highlight yang tertulis di berita itu."Niko, karir kamu bisa hancur kalau begini, bisa-bisa Atena grup membatalkan kontrak dengan kamu," omel Wanda.Niko tidak menanggapi ucapan Wanda ia teringat dengan Airin yang masih berada di cafe.'Gawat Airin di cafe itu, dia pasti akan dikejar-kejar wartawan terkait berita ini,' batin Niko."Aku harus pergi, Wan," ucap Niko kemudian mengambil jaket dan memakai topi serta kacamata hitamnya.Dalam perjalanan Niko terus berusaha menghubungi A
"Papa lihat sendiri 'kan bagaimana Airin mengkhianati pernikahan kami," ucap Alan pura-pura sedih di depan mertuanya."Keterlaluan anak itu, dia sudah bikin malu," ucap Pak Sigit dengan wajah merah padam menahan marah."Pa, Mama nggak sepenuhnya percaya dengan berita ini sampai Mama dengar penjelasan dari Airin," tegas Bu Wulan."Ini akibatnya karena kamu terlalu memanjakan anak itu, Ma, lihat! Sekarang dia bikin malu keluarga," ucap Pak Sigit penuh emosi.Bu Wulan tidak ingin berdebat lebih panjang lagi dengan suaminya ia memilih masuk ke dalam kamar dan menelpon Airin."Halo, Ma," ucap Airin lembut."Airin, dimana kamu? Cepat pulang dan bilang sama Papa kamu kalau yang di berita itu tidak benar," ucap Bu Wulan dengan suara tinggi."Iya, Ma, aku pasti akan pulang, tapi sekarang kondisi tidak memungkinkan aku untuk keluar," jawab Airin menjelaskan."Di luar rumah banyak wartawan, Rin, tadi waktu Alan pulang, dia lewat pintu belakang," ucap Bu Wulan."Mama, percaya kan sama aku?" tanya
Airin mengenakan dress biru navi yang panjangnya selutut, rambut sebahunya ia gerai dan menggunakan jepitan pita di sisi kanannya kepalanya, tidak lupa kacamata hitam bertengger indah di dindingnya yang bangir.Beruntung Airin menyimpan beberapa pakaian dan aksesoris di apartemennya itu, jadi dia bisa memakainya. Juga alat make-up yang tidak pernah absen dari dalam tasnya kemanapun ia pergi.Sementara Niko, ia terpaksa masih memakai baju yang kemarin."Ya udah, yuk kita berangkat sekarang," ucap Airin."Yuk, Tante sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Mama dan Papa kamu, Rin. Tante ingin membicarakan tentang hubungan kalian berdua," ucap Bu Novi sukses membuat Airin, Niko dan Fey saling pandang.'Aduh mampus deh, bisa makin runyam nih masalah kalau kayak gini,' batin Fey sambil tepuk jidat."Iya, Tante," jawab Airin nyengir.Mereka lalu meninggalkan apartemen menuju rumah Airin. Sesampai di sana demi, ternyata wartawan kembali berkerumun di depan rumah Airin, rupanya mereka masih men
Satu masalah Airin sudah kelar, ia sudah berhasil membuka belang Akan di depan orang tuanya. Lalu bagaimana dengan Bu Novi setelah tahu semuanya?Bu Novi sangat malu dengan perbuatan putrinya, ia sangat kecewa karena telah dibohongi oleh putri kesayangannya itu. Ia meminta maaf pada Airin dan juga Bu Wulan serta Pak Sigit.Sementara itu Niko berusaha meyakinkan publik jika berita itu hanya sebuah kesalahpahaman, berita yang beredar itu sama sekali tidak benar. Di depan publik Niko terpaksa mengaku sudah memiliki kekasih demi membuat publik percaya dengan yang ia katakan.Satu Minggu berlalu sejak kejadian itu. Alan tidak pernah lagi memunculkan batang hidungnya di kantor. Bahkan Arfin juga ikut menghilang.'Kemana, Arfin, kenapa dia tidak pernah masuk kantor lagi bahkan nomor ponselnya tidak bisa dihubungi,' batin Airin."Ada apa, Rin?" tanya Pak Sigit melihat putrinya tampak berpikir keras."Nggak apa-apa, Pa," jawab Airin."Bagaimana dengan kasus perceraian kamu dengan Alan?" tanya
"Aku akan memberikan separuh hartaku dengan syarat, Kamu melakukan tes DNA dengan janin yang sedang dikandung oleh Nuri," ucap Airin sukses membuat Nuri terkejut."Apa-apaan kamu, Airin!" ucap Nuri dengan suara tinggi, jelas ia tidak setuju dengan apa yang dikatakan Airin itu."Kalau hasilnya sama, maka aku akan memberikan separuh hartaku," lanjut Airin.Nuri maju beberapa langkah dan kini berdiri tepat dihadapan Airin."Apa maksud kamu, ha?" tanya Nuri dengan tatapan tajam."Nggak, ibu nggak setuju! Ini sama aja penghinaan terhadap Alan," ucap Bu Sarti menimpali."Baiklah, aku akan melakukannya," ucap Alan membuat mata Nuri seketika membulat."Mas, kamu apa-apaan sih. Kamu nggak percaya kalau anak ini, anak kamu?" tanya Nuri dengan raut wajah tidak setuju."Bukannya aku tidak percaya. Aku ingin membuktikan ke wanita sombong ini, kalau selama ini dialah yang mandul, dan begitu hasil tes DNA keluar, separuh hartanya akan jadi milik kita," ucap Alan menatap Airin tajam."Okay, besok kal