Share

Bab 11

Kuparkirkan mobil begitu saja kemudian berlari mendatangi kedai. Dengan napas ngos-ngosan, aku berteriak-memanggil Luna, istriku.

"Lun ...!" Mataku menerawang ke depan dan sekitar. "Sial, tak ada orang di sini! Dia di mana, ya?" ucapku kesal. Ketelusuri semua isi ruangan, tapi tak ada.

Kalau seperti ini, aku makin bingung harus ke mana mencari Luna. Kepalaku mulai nyut-nyutan memikirkan keberadaan Luna. Semoga, dia baik-baik saja, gumamku.

Setelah sampai, aku turun dari mobil kemudian berjalan gontai masuk ke rumah. Hati ini belum tenang karena belum mendengar kabarnya.

Gawai berbunyi. Segera kuraih dan melihatnya.

Huf, aku mengira Luna yang menelpon!

"Iya, Halo. W*'alaikum salam. Bagaimana, Iwan?"

"#$@#€=@."

"Apa! Bagaimana mungkin? Cepat lakukan tindakan secepatnya. Aku akan segera ke sana." Kututup telepon segera dan menuju mobil.

Belum selesai perkara keberadaan Luna, kali ini harus mengurus masalah yang cukup besar di kantor. Gedung pengoperasian dan produksi barang sebagian ter
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status