Share

Bab 147

Bab 147

Zea tak mampu untuk berucap. Demikian juga dengan Bagas di ujung sana. Hanya sesekali terdengar isak tangis Bagas yang tertahan. 

     

Zea menyandarkan tubuhnya pada dinding hotel. Badannya lemas.

     

Serasa tulang-tulang di punggungnya sudah tak mampu lagi untuk menopang bobot tubuhnya. Akhirnya Zea membungkukkan tubuh dengan menekuk lutut. Setetes airmata jatuh dari matanya yang tadi memerah. Tidak ada lagi cerocos tajam yang menghina dan merendahkan Bagas. Yang ada sekarang hanyalah kepiluan.

     

Tuut ... tuut ...tuut!

     

Panggilan tersebut terputus. Rupanya Bagas yang memutuskan sambungan seluler tersebut. Batin Zea semakin sakit.

Kejadian beberapa tahun yang lalu kembali terbayang di pelupuk mata.

***

"Maa! Mama mau kemana? Roni ikut ya!" seorang anak kecil berlari mengejar Zea yang bersiap menuju mobil mewah yang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status