Author mau kasih info terbaru nih buat teman-teman pembaca semua. Eiit, kabar apa ya? Hehee ... Yang pastinya kabar gembira dong.
Jadi gini ya, Author kasih tahu kalau Novel KKBS akan segera terbit season keduanya.
Terus gimana alur ceritanya?Jangan khawatir, season kedua dikemas sebaik mungkin karena Author berusaha menyuguhkan bacaan yang lebih menarik buat para pembaca setia KKBS semuanya
Terus kalan mulai updatenya, Thor?Nah teman-teman semuanya, season kedua akan update dalam waktu dekat. Bab pertama akan update tepat di tanggal 01 Desember mendatang. Nah nggak lama lagi kan? Terus akan update rutin setiap hari.
Jadi para pembaca semua tidak usah khawatir kalo nanti Author jarang updatelah, jarang nongol, apalagi sampai novelnya nggak tamat. Mudah-mudahan season kedua KKBS ini nggak akan seperti itu. Akan tuntas sampai ke akar-akar permasalahannya. Hingga pembaca puas di endingnya.
Pembaca semuanya, tidak terasa udah panjang lebar ya bacain notes dari Author. Hehee ... Terakhir nih, Author mengucapkan terimakasih banyak buat yang mampir, memberi ulasan dan vote novel KKBS.
Jangan ragu untuk berlangganan dan kasih bintang limanya ya. Author tunggu lhoππ
Peluk jauh dari AuthorBab 1 Arza memandang sebuah potret kecil di dompetnya. Sebuah potret yang kini kembali mengusik hatinya, lima belas tahun telah berlalu, namun hingga kini ia belum mampu menemukan pengganti pendamping hidupnya. "Andaikan aku ini banyak uang, pastilah banyak perempuan-perempuan cantik yang datang menghampiri. Tapi dalam kondisi seperti ini, jangankan menghampiri, mendekatpun mereka tak sudi. Arza mengelap keringat yang mengucur dari dahinya. Ya, laki-laki itu baru saja pulang dari bekerja. Status kuli yang ia geluti sekarang benar-benar menguras tenaganya. "Nadine, andai dulu aku tak banyak tingkah, sudah pasti sekarang kita masih hidup bahagia bersama anak-anak. Aku menyesal, Nadine." Arza mengelus poto di dompetnya. Fyuuuh, Arza menghela nafas panjang. Hatinya pilu meratapi nasibnya yang tak sejalan dengan apa yang ia inginkan. Arza termenung seorang diri. Di kamarnya yang terlihat tak terawat, dengan beberapa atap b
Bab 2Dengan merogoh hampir seluruh dari tabungannya, Arza berhasil merental sebuah mobil yang lumayan bisa membuat penampilannya tampak lebih menarik.Kemarin ia mendapatkan sebuah informasi bahwa George sedang kerja keluar kota.Dengan begitu, ia memastikan jika di rumah George hanya ada Nadine beserta anak-anak beserta para pembantunya.Hari ini adalah hari libur."Pasti Nadine ada di rumah." tebaknya.Arza berpikir ini adalah kesempatan bagus untuk mendekati Nadine tanpa sepengetahuan George. laki-laki yang dalam anggapan Arza cukup menjauhkan jarak antara dia dan sang mantan istri.Dengan penampilan yang lebih rapi, serta semprotan parfum, membuat aroma tubuhnya yang biasa bau keringat sekarang lebih segar.Sebelum sampai ke rumah tersebut, terlebih dahulu ia membeli sekeranjang buah-buahan segar."Kurasa Nadine tidak akan menolak kedatangan ayah dari anak-anaknya ini." Arza menepuk dad
"Kau mengusirku, Nadine?" mata Arza menatap nanar."Aku hanya bertindak atas apa yang harus kulakukan." tanggap Nadine."Tapi kurasa tidak seharusnya kau berkata seperti itu." lanjut Arza.Nadine mulai merasa tak suka dengan tingkah Arza yang terus mendebatnya."Begini, kamu datang kemari dan tujuanmu telah selesai, apalagi yang ingin kau lakukan?" Nadine melemparkan pertanyaan."Aku hanya ingin menemui anak-anak kita, Nadine." jawab Arza."Sudah kukatakan bahwa mereka sedang tidak berada di rumah.""Kalau begitu aku akan menunggu hingga mereka kembali.""Mereka akan pulang siang nanti. Sekarang masih pagi.""Baiklah, kalau begitu kita punya waktu setengah hari untuk berbicara dan mengobrol."Nadine menangkap gelagat aneh dari cara bicara Arza."Arza, aku ini wanita yang telah bersuami. Tidak sepatutnya aku menerima tamu laki-laki dari pagi hingga siang hari. Apalagi kau adalah laki-laki
"Mengapa kunci mobilku bisa berada di tanganmu?" Nadine panik.Perlahan Arza mendekat."Maafkan aku, Nadine. Aku masih ingin berbicara dan berbagi cerita denganmu. Tak bisakah kau menemaniku dalam waktu sebentar saja?" Ujar Arza."Kembalikan kunci mobilku!" teriak Nadine."Aku pasti akan mengembalikan kunci mobilmu. Tapi tidak untuk sekarang."Di tengah suasana yang mencekam Nadine tersadar bahwa ia harus menghubungi seseorang.Dengan cepat tangannya sibuk dengan layar ponsel."Baterainya habis. Aduh, tadi lupa dicharger." Ingin rasanya Nadine menangis dengan apa yang terjadi padanya hari ini. Sedangkan sebaliknya Arza, laki-laki itu justru merasa menang melihat Nadine kebingungan. "Nadine, kamu tidak usah panik. Aku tidak akan menyakitimu." imbuh Arza lagi."Jangan coba-coba menyakiti ataupun berbuat lebih. Aku bisa saja berteriak. Cepat kembalikan kunci mobilku!" ancam Na
Serta merta Nadine bergerak cepat dan secepat kilat merebut kunci mobil dari tangan Arza.Sekarang kunci itu akhirnya berada di tangan Nadine.Namun ketika Nadine bersiap menutup pintu mobil, tiba-tiba saja George mengambil gerak cepat melompat dan ikut masuk ke dalam kendaraan."Aaaaaa!” Nadine berteriak.Huupp!Arza melakukan sesuatu. Telapak tangan kanan Arza yang kasar segera membungkam mulut Nadine. Sementara tangan kirinya menahan tangan wanita itu, hal ini membuat perempuan tersebut tak mampu bergerak bebas."Nadine, sudah cukup aku bersabar dengan penolakanmu! Sudah cukup aku mengalah dengan sikapmu yang kasar dan tak bisa sedikitpun menerima kehadiranku." ucap Arza Kasar.Nadine ingin berontak, namun sama sekali ia tak bisa."Kau pikir kau akan dengan mudah lepas dariku? Hahaha." Arza tertawa lirih bak orang Gila.Batin Nadine mulai menangis. Tidak menyangka akan menemui hal sebegitu pelik.
Bab 68Di kamarnya, Nadine masih saja terbayang akan kejadian yang menimpanya tadi siang."Tunggu saja kau Arza akan kulaporkan kau kepada pihak yang berwajib!" Nadine berkata seorang diri."Berani-beraninya kau bersikap terlalu kurang ajar padaku!"geramnya lagi.Tidak terkira bagaimana besarnya kebencian yang Nadine rasakan atas perlakuan buruk Arza.Tengahnya dalam kekesalannya, sebuah notifikasi muncul di atas layar ponsel.Nadine mengernyitkan dahi."Nomor siapakah ini? Tidak tersimpan dalam kontak telepon." Nadine bingung. Perasaan malas membuatnya mengabaikan notifikasi itu. Notifikasi itu datang berulang kali.Terasa mengganggu, dengan malas, Nadine meraih ponsel. Lagi-lagi Nadine harus mengelus dada. Setelah dicek, nomor asing itu mengirimkan sebuah pesan yang cukup panjang.[Nadine, jangan pernah kau mengatakan apapun kepada orang lain meskipun suamimu sendiri, atas apa yang pernah terjadi denganmu. Khususnya ke
Nadine terkesiap dari lamunannya tatkala didengarnya suara bel. Ia melangkahkan kaki menuju ke ruang depan."Siapa, Bi?" Nadine bertanya kepada asisten rumah tangganya. "Alea, Nyonya." Jawab Bi Lasmi. "Alea?" Nadine mengernyitkan dahi. "Ini kan belum saatnya dia pulang?" Nadine bertanya heran. "Entahlah, Nyonya. Mungkin hari ini jadwal mata pelajaran lesnya memang sedikit, atau apalah. Hehee Bibi tidak tahu pasti masalah pelajaran sekolah. Maklum hanya tamatan SD." Bi Azmi terkekeh. Nadine hanya tersenyum simpul mendengarnya. Hari ini adalah jadwal untuk les privat bahasa Inggrisnya. Namun anak ibu pulang lebih cepat. Membuat Nadine bertanya-tanya. Kebetulan hari ini adalah hari libur nasional. Namun les buat Alea tetap berjalan seperti biasanya. &nbs
"Hentikan bicaramu. Datang-datang cuma ingin menciptakan kegaduhan!" Nadine mengumpat kasar. Untung di dapur sana tidak ada siapa-siapa. Jadi Arza bisa berpikir lebih. "Jikalau sudah selesai urusanmu di sini, pulang sana! Tidak usah berdiam diri berlama-lama di rumah kami!" "Laki-laki busuk!" cemoh Nadine lagi. "Hey, ada apa ini?" tiba-tiba sebuah suara berat mengganggu pendengaran mereka. Arza kaget. Itu suara George. Segera Arza berusaha menguasai keadaan. Mengekspresikan muka sedemikian rupa. Sedangkan George menatap Arza dengan raut muka curiga. "Maaf, Pak George. Saya tidak bermaksud untuk bertengkar dengan siapapun. Seperti yang sudah kuceritakan sama Bapak sebelumnya. Bahwa aku datang hanya dengan niat ingin berbicara biasa soal anak-anak. Tapi