Share

Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya
Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya
Penulis: Dhesu Nurill

Bab 1 Pengakuan

Penulis: Dhesu Nurill
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-09 16:46:36

"Lus, kenalkan. Dia calon suamiku."

Alis Lusi bertaut kencang ketika mendengar Mila memperkenalkan seorang pria di hadapan sebagai calon suaminya. Daging merah di dalam dadanya berdenyut keras mendapati sosok pria yang sedang berdiri mematung di sana.

Suara Lusi pun terasa tersekat di tenggorokan. Matanya berubah nanar melihat pria yang hanya diam memandangnya dengan tatapan yang tak dapat ia artikan. Sungguh, ini bagaikan mimpi buruk bagi Lusi.

Pijakan Lusi di atas bumi ini seperti berputar dan suara Mila seakan makin menjauh dari pendengaran wanita itu.

'Tuhan, jika ini hanya mimpi buruk, tolong biarkan aku terjaga.' Lusi membatin dengan perasaan yang penuh kegundahan.

"Kamu kenal dia, kan?" tanya Mila. "Dia Mas Raka, suamimu," ucapnya sembari tersenyum. Ia melontarkan kalimat itu tanpa rasa bersalah.

Jelas saja Lusi kenal dengan pria itu!

Dulu, Lusi akan ikut senang jika Mila tersenyum seperti itu. Karena, dia adalah sahabatnya. Ya, orang yang Lusi sayangi setelah keluarganya. 

Akan tetapi, apa ini?

Kenapa Mila menyuruhnya datang dan malah memperkenalkan Raka sebagai calon suaminya? Mungkinkah ini hanya prank, seperti yang sering dia lakukan saat hari ulang tahun Lusi? Pertanyaan itu berputar-putar di benak Lusi.

Akan tetapi sekali lagi, hari ini bukan hari bertambahnya umur Lusi. Lantas, apa arti ini semua? Wanita itu berusaha menarik kedua sudut bibirnya ke atas melihat kedua orang di hadapannya bergiliran. Dipandanginya Raka yang masih terdiam dengan tatapan sama. 

Apa yang pria itu pikirkan sampai melihat Lusi dengan sorot mata ambigu seperti itu?

"Jangan bercanda deh, Mil," ujar Lusi. "Kamu mau buat prank apa lagi? Mas Raka itu suamiku. Mana mungkin dia jadi suamimu?" Ia berusaha mengontrol keadaan. Berharap semua yang diucapkan Mila benar-benar hanya sebuah lelucon.

Namun, wajah Mila berubah serius dan tatapannya begitu tajam. Hingga terlihat seringaian yang membuat tubuh Lusi tiba-tiba bergidik.

"Mungkin saja, Lus. Karena, aku sedang hamil anaknya. Kami akan segera melangsungkan pernikahan."

Senyum Lusi langsung luntur mendengar kata hamil yang Mila ucapkan. Dada wanita itu seketika saja terasa sesak melihat Mila menggelayut mesra di lengan suaminya. Air mata yang tak pernah diundang seketika saja hadir, hingga tanpa sadar telah mengalir, membasahi pipinya.

"Ka-kalian ...." Tangan Lusi bergetar menunjuk dua orang itu.

Kepala wanita itu terasa berputar-putar dengan dada yang kian sesak. 

Ini nyata. 

Sebuah kejadian yang tak pernah terlintas di benak Lusi. Bahkan terbayang di dalam mimpi sekali pun tidak pernah!

Tangis Lusi semakin menjadi. Ada air mata dan emosi yang berlomba untuk dikeluarkan. 

'Kenapa dua orang ini tega berkhianat? Kenapa?!" 

Segala tanya mulai memenuhi otak Lusi, hingga rasanya emosinya tak bisa terbendung lagi.

Ditatapnya Raka dengan penuh tanda tanya. "Katakan kalau semua ini tidak benar, Mas. Katakan!" sentaknya.

Lusi menjerit di ruangan kerja milik Mila. 

Sungguh, dia tak kuasa lagi menahan sakitnya. Ini sebuah musibah yang akan merusak hidupnya dan juga anaknya.

Sahabat yang disayangi dan suami yang selalu dipercayai, keduanya menusuk Lusi dari belakang! 

Satu jalang dan pria brengsek itu membuat jantung Lusi terasa tertusuk ribuan belati. Dia merasa seakan mati berdiri melihat mereka tersenyum di atas ketidakberdayaannya.

"Katakan, Mas!" Lagi-lagi Lusi menjerit histeris. Dia tidak peduli lagi dengan tatapan Mila yang terlihat puas mengejeknya.

Lusi hanya butuh jawaban dari Raka. Jika benar apa yang akan terjadi pada rumah tangga mereka.

'Tuhan, apa yang harus aku lakukan?' Lusi membatin. "Mas ...," lirihnya.

"Maafkan aku, Lus. Tapi, aku harus menikahi Mila," ujar Raka yang akhirnya bersuara.

Suara itu terdengar parau, tapi ekspresinya sangat datar. 

Lusi menatap pria itu dengan nanar. Hati wanita itu terasa teriris-iris. Sungguh, dia harap semua hanya mimpi buruk.

"Kenapa kamu tega, Mas? Apa kurangnya aku?" tanya Lusi yang sudah tidak bisa lagi membendung air mata.

Terlihat Mila terkekeh sembari menatap Lusi dengan tatapan sinis. Ekspresi yang tidak pernah terlihat selama menjadi sahabat.

"Tidak ada, Lus. Aku hanya ingin menikahi Mila. Aku harap kamu bisa mengerti," jawab suaminya enteng. Kali ini terlihat sorot mata yang meredup, tapi air mukanya masih tetap datar.

Lusi seperti melihat sosok lain dari Raka. 

Dia pria yang begitu lembut dan perhatian. Selama menikah dengannya, tak pernah Raka berlaku kasar. Lantas apa alasannya sampai pria itu harus selingkuh dengan sahabat istrinya sendiri?

"Di bagian mana aku harus mengerti hubungan kalian, Mas? Kamu suamiku, dan dia temanku! Harusnya kalian yang paham posisi masing-masing! Kenapa kalian bermain gila di belakangku! Apa salahku?!" bentak Lusi hingga membuat Mila tersentak kaget. 

Wanita pengkhianat itu bersembunyi di belakang  Raka.

Namun, itu kok membuat Lusi geram. Dia maju dan hendak meraih Mila. Tangannya bergetar dan ingin mencakar wajah polosnya yang ternyata sebuah topeng iblis.

Mila menjerit-jerit dan mengindari Lusi. 

Tubuh Lusi itu terhempas kala Raka mendorongnya menjauh dari wanita jalang itu.

"Hentikan, Lusi! Kamu tidak berhak menyakiti Mila!" bentak pria itu hingga membuat air mata Lusi kembali berderai.

Selama pernikahan, baru kali ini  Raka membentak Lusi. Hati yang sudah terluka, semakin menganga karena perlakuannya. Kenapa suaminya bisa berubah seperti ini? Di mana janji setia yang sudah dia ikrarkan di depan penghulu dulu?

Lusi bangkit dengan sisa-sisa tenaga. Menatap nyalang ke arah dua manusia yang tak punya hati itu. Dia tidak peduli lagi dengan alasan pengkhianatan ini.

"Bermimpilah kalian!" seru Lusi. "Aku tidak akan pernah mengizinkan kalian untuk menikah," ucapnya serius. Bahkan matanya mendelik pada wanita jalang di hadapannya itu.

Bukannya merasa bersalah, Mila malah tertawa dan menatap Lusi dengan tajam. "Mau kamu larang atau tidak, aku akan tetap menikah dengan Mas Raka. Jadi, bersiaplah untuk menjadi kakak maduku," timpalnya dengan percaya diri.

Lusi mengepalkan kedua tangan. Percuma mendebat wanita kotor seperti itu. Sepertinya, yang harus Lusi beri pelajaran terlebih dahulu adalah laki-laki brengsek di hadapan.

Lusi berjalan pelan ke arah Raka. Dia tak bisa menerjemahkan tatapan Raka, tapi dia tidak peduli. Kepercayaan Lusi sudah hancur lebur, yang tersisa hanyalah jejak kesakitan yang menghitam.

Tanpa aba-aba, Lusi mendaratkan tamparan di pipi Raka. 

Plak!!!

Suara itu menggema dan begitu keras. Saking kerasnya, tangan Lusi terasa perih dan panas. Sayangnya, itu tak seberapa dengan rasa sakit yang sudah pria itu berikan padanya.

Raka hanya diam tak membalas atau mengatai Lusi. Hanya matanya yang terus memandangi wanita itu dengan sorot aneh.

"Kukira kamu adalah surga, tapi nyatanya hanya neraka yang ditutupi dengan jubah palsu! Aku mencintaimu dengan segenap jiwa, tapi balasanmu adalah jurang kesakitan. Brengsek! Kamu laki-laki biadab!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Afiyuddin Umsipyat
Mampir dulu
goodnovel comment avatar
Afiyuddin Umsipyat
Sangat sedih
goodnovel comment avatar
Trisje Mariana
aku tahu ini cerpen sedih oh sedih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 694 Amarah yang Meledak

    Amarah David mulai tersulut. Aldo yang melihat ini mulai khawatir kalau bosnya akan berbuat semena-mena kepada Mila. Masalahnya, kalau benar-benar Mila dihilangkan nyawa oleh David, artinya pria itu sudah sekaligus membunuh bayi Mila. Aldo pun memilih untuk menenangkan bosnya, jangan sampai terpancing emosi oleh apa pun yang dikatakan oleh Mila. "Tuan, tolong jangan dengarkan apa pun yang dikatakan wanita itu. Seperti yang Tuan katakan, dia itu adalah wanita licik yang bisa melakukan apa saja demi melancarkan rencananya sendiri," ungkap Aldo dari arah belakang, membuat David terkesiap.Saat itu juga emosi yang hampir meledak langsung menurun dan wajah David juga berubah. Dia menoleh kepada Aldo."Saya sangat ingat dengan apa yang dikatakan Tuan, jangan pernah terpancing dengan tipu daya Mila. Jadi, saya harap Tuan juga sama, tidak terjebak dengan apa pun yang dikatakan oleh Mila barusan," terang Aldo membuat David bisa bernapas lega.Dia hampir saja melakukan sesuatu di luar batas.

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 693 Menantang

    Setelah sekian lama menunggu, akhirnya pintu kamarnya kembali dibuka. Sekarang terlihatlah Aldo dan juga David ada di ambang pintu kamar tempat Mila berada.Wanita itu menatap datar kedua pria tanpa ekspresi. Melihat reaksi Mila yang biasa saja, membuat David keheranan. "Wow, kamu tidak menyambutku?" tanya David kembali melangkah masuk ke kamar. Untuk pertama kalinya dia itu memasuki kamar Mila. Meskipun dia sudah tahu kalau ini adalah bagian dari rumah yang dipunyai oleh David, tetapi saat Mila berada entah kenapa suasananya agak berbeda. Seperti kamar yang memang disediakan untuk memenjarakan wanita hamil itu."Untuk apa aku menyambutmu? Aku tahu, setiap apa pun yang kamu lakukan saat aku harus berpenampilan menarik pasti ada saja kejadian yang tidak aku inginkan," ungkap Mila tanpa basa-basi dan tanpa rasa takut, sebab dia ingat dengan perkataan perias tadi, kalau dirinya harus tenang dan menerima semua ini tanpa perlawanan. Karena semakin dia melawan, David tak segan-segan membu

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 692 Apa Harus Kabur?

    Mila terdiam sejenak. Perias itu memang benar. Lagipula, Aldo tidak pedulikan tangisannya. Mungkin karena perintah dari David.Wanita itu juga tidak bisa menyalahkan kedua orang ini, karena sedang menjalankan perintah. Kalau melanggar, yang ada keduanya akan terancam nyawa. Mila pun akhirnya hanya bisa diam, tidak bereaksi apa-apa menunggu wanita ini selesai merias. Setelah itu, sang wanita perias meminta Mila untuk memakai baju yang di bawa. Betapa terkejutnya saat tahu baju itu benar-benar kurang bahan, dadanya terbuka dan sangat pendek di atas paha."Kamu yakin aku harus memakai ini?" "Itu pilihan Tuan David. Aku tidak punya pilihan dan kamu juga tidak punya pilihan. Pakai saja," ujar wanita itu dengan enteng, membuat Mila meremas gaun itu dengan kesal. "Apakah kamu tidak merasa kasihan kepadaku? Aku sama-sama wanita seperti kamu!" seru Mila akhirnya kesal juga.Bukannya memberikan simpati, tapi wanita ini terus saja mengintimidasi. Seolah kalau Mila itu memang korban yang tida

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 691 Perkataan Menohok

    Mila yang sedang termenung di pertengahan kasur pun tiba-tiba saja kaget dengan suara pintu yang terbuka. Sudah dua hari dia di sini, tapi Aldo akan datang kalau ada hal yang penting. Wanita itu terkejut saat melihat Aldo bersama seorang wanita dengan tangan yang menentang sebuah box dan juga baju. "Ini orangnya, buat dia secantik mungkin. Tapi maaf, saya harus mengunci pintunya. Takut kalau dia kabur," ujar Aldo membuat Mila terkesiap. Wajah wanita itu tiba-tiba saja berubah bingung. Kenapa tiba-tiba ada seorang pria yang datang? Bahkan membawa pakaian juga."Ada apa ini, Aldo? Kenapa ada perias yang datang ke sini?" tanya Mila, sudah mulai khawatir. Entah kenapa setiap apa pun yang dilakukan Aldo itu pasti membuat Mila ketakutan. Terakhir kali dia disuruh berdandan dan baju yang rapi, ternyata akan diceraikan oleh Raka. Lalu, apalagi ini? Permainan apa yang sedang dilakukan olehnya? Tentu saja sutradaranya adalah David. Tetapi dia tidak tahu kenapa semuanya tiba-tiba jadi sepert

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 690 Matikan Rasa Iba

    Lusi hanya bisa tersenyum dan mengangguk saja. Dia benar-benar belum bisa memulai hubungan dengan pria lain. Walaupun wanita itu sudah punya harta yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan juga Alia, tapi dia benar-benar masih butuh lingkungan baru untuk menumbuhkan lagi kepercayaan dirinya. Setelah itu mereka pun kembali masuk berdua ke rumah. Sementara itu di tempat lain saat ini Mila kembali harus menelan rasa sakit. Dia hanya bisa diam sembari menangis di dalam kamar. Kejadian tadi sudah membuat Mila hancur lebur tanpa sisa. Kalau saja di dalam perutnya tidak ada seorang anak, mungkin wanita itu akan pergi bunuh diri. Tetapi dia tidak bisa mengakhiri hidup apalagi sampai membuat calon anaknya menderita, ini terlalu menyakitkan untuk Mila. Dia sudah diceraikan oleh Raka dan sekarang nasibnya entah bagaimana. Ditambah harta yang dia punya juga tidak tahu sedang diapakan oleh Raka. Itu semua membuat rasa sakit semakin menggila di hati.Mila hanya bisa menangis. Dia berteria

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 689 Takut Gagal Lagi

    David hanya tersenyum saja. Dalam hati dia sudah berjanji akan membalaskan semua luka yang Lusi alami selama ini. David sudah yakin dengan jawaban wanita itu, jadi David akan segera membereskan semua orang yang sudah membuat wanitanya sengsara."Baiklah kalau begitu, aku permisi, ya," ucap David. Setelahnya pria itu pun pergi. Dia sama sekali tidak mampir ke kontrakan tempatnya tinggal beberapa hari untuk mendekati Lusi.Sementara wanita itu melihat kepergian David dalam diam. Entah kenapa benar-benar ada yang berbeda dari pria ini, tetapi Lusi tidak tahu apa. Wanita itu pun menggelengkan kepala, berusaha untuk mengusir pikiran-pikiran yang jelek dari benaknya. Itu bukan urusan Lusi. Tugasnya hanya memberikan pendapat saja, semoga saudara yang disebutkan oleh David itu mendapatkan kebahagiaannya. Memulai hidup baru sama seperti dirinya sekarang. Saat berbalik, Lusi dikagetkan dengan kehadiran Bu Melati yang sedang tersenyum di teras rumah. Wanita itu pun menghampiri Ibu Melati deng

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status