Share

Bab 17 Harus Cepat Pergi

Penulis: Dhesu Nurill
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-20 04:28:07

Rasa penasaran itu begitu mengganggu Lusi. Tidak mungkin juga dia menanyakannya pada Raka, bisa-bisa suaminya berpikir macam-macam.

Lusi menggelengkan kepala dan menunda sejenak rasa penasarannya pada Raka dan Mila. Sekarang, dia harus meyediakan makan malam mereka.

Semua hidangan sudah tersusun rapi di meja makan. Lusi pun langsung memanggil Alia dan Raka. Mereka datang bersamaan dengan Alia yang memegangi tangan ayahnya.

Alia duduk di kursinya, begitu pun dengan Raka. Lusi siapkan nasi dan lauk pauk untuk Alia, setelah itu hendak menyiapkan nasi untuknya sendiri. Tetapi, tiba-tiba Raka menyodorkan piringnya.

"Ayah belum, Bu," ucap Raka dengan wajah penuh harap.

Lusi terdiam sesaat. Malas sekali melayani pengkhianat ini, tapi dia terpaksa harus menyediakan nasi dan lauk pauknya untuk Raka. Semua karena Alia, anak itu jangan sampai curiga.

Dengan senyum kaku, Lusi pun menyediakan makanan untuk Raka. Setelah itu, mereka pun memulai makan malam dengan suasana hangat.

Alia banyak berce
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Marwah Marwah
hari ini blum buka bab tapi knapa susah di buka tapi yang lain bisa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 18 Mencari Tahu

    Raka masih menatap Lusi lekat. Entah apa yang sedang dipikirkannya saat ini, tapi Lusi tak peduli lagi. 'Berpikirlah sesukamu, Mas. Entah itu baik atau buruk, terpenting aku harus melindungi hatiku sendiri.'"Apa kamu menyimpan dendam pada kami sampai kamu melakukan ini semua?" tanya Raka dengan mata yang memicing.Lusi terdiam dan membalas tatapannya dengan datar. Raka mulai bermain dengan kata-kata dan berusaha menyudutkannya. 'Hah, coba saja kalau bisa.'"Aku muak dengan pertanyaanmu itu. Terserah padamu, Mas. Kamu mau anggap aku apa, itu tak akan berpengaruh padaku. Intinya, cepat angkat kaki dari rumah ini atau aku berubah pikiran."Raka tidak bereaksi dan tetap memandang Lusi dengan tatapan tak percaya. Sebaik dan sesabar seseorang, dia akan meledak pada waktunya. Sama seperti Lusi. Dia diam dan mengalah apa pun yang terjadi selama ini. Bahkan, Lusi mengakui usaha miliknya menjadi milik Raka di depan orang lain. Itu pun Lusi ikhlas karena memang kehormatan suaminya adalah hal

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-28
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 19 Pertengkaran

    Setelah mobil terparkir, terlihat Raka masuk ke restoran itu. Lusi sengaja membuat jeda waktu agar penyamarannya tidak ketahuan.Selang 5 menit, barulah Lusi turun dari mobil dan bergegas masuk ke restoran itu. Dia sengaja menggerai rambut dan memakaikan bandana. Ini bukan ciri khas Lusi, dan sengaja melakukan ini agar mereka tidak mencurigainya.Dada Lusi langsung tersentak saat tahu kalau perkiraannya benar. Raka menemui jalang itu. 'Ah, Lus. Apa yang kamu harapkan dari laki-laki sialan itu? Sudahlah.' Sebaiknya Lusi mencari tempat strategis untuk menguping pembicaraan mereka.Syukurlah meja di depan mereka kosong, jadi Lusi bisa duduk di sana sembari membelakangi dua orang itu. Lusi berusaha tenang. Mengingat tujuannya ke sana, untuk mencari tahu seberapa buruk mereka.Dia menghela napas pelan, lalu menyetel rekaman yang disengaja diputar di atas meja. Lusi melambaikan tangan pada waiter, memesan menu yang sekiranya bisa awet dimakan dalam waktu lama. Karena, dia butuh alasan unt

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-30
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 20 Kemauan Mila

    "Tidak sama, Mas. Alia itu anak Lusi, kalau yang di kandunganku anakku, Mas."Lusi membulatkan mata mendengar perkataan Mila. Wanita iblis! Hatinya benar-benar jahat. Dia membedakan anak Lusi dengan anaknya. Padahal sama-sama darah daging Raka, tapi sudah terlihat sekali kalau dia itu calon Ibu tiri yang kejam.Lusi tidak akan pernah membiarkan Alia dekat dengan Mila, karena ini sudah cukup menjadi bukti kalau Mila tidak menerima anaknya."Keterlaluan kamu, Mil. Kenapa kamu berkata seperti itu? Alia juga anakku, darah dagingku. Kalau kamu mau menikah denganku, maka terima Alia sebagai anak sambungmu juga."Suara Raka tertahan dan itu pasti karena dia marah pada Mila. Terang saja, tidak ada seorang Ayah yang menerima jika anaknya diperlakukan pilih kasih, bahkan oleh wanita yang dicintai oleh Ayah itu sendiri."Ah, sudahlah! Kenapa malah bahas Alia, sih? Aku kan nyuruh kamu ke sini buat ngomongin masalah pernikahan kita."Lusi tertegun mendengarnya. Tangannya tiba-tiba saja bergetar

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-01
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 21 Ancaman Mila

    "Baiklah, ini demi anak yang ada di dalam kandunganmu."Mila bersorak senang sementara Lusi merasakan sesak di dada. Raka benar-benar sudah terpedaya oleh Mila. Dia sudah tidak bisa membedakan mana perkataan sungguhan dan rayuan belaka."Kapan kamu mau melangsungkan pernikahan kita?" tanya Raka.Lusi diam. Tubuh itu terasa dingin dan menegang. Otaknya berusaha keras menolak apa pun yang berkaitan dengan Raka, termasuk perasaan itu. Tetapi, sepertinya tidak semudah yang dikira.Lusi masih merasakan sakit yang amat saat mereka membicarakan tentang kehidupan mereka. Bahkan saat ini, dia ingin menangis. Hanya saja dengan sekuat hati menahannya."Kalau bisa minggu depan, Mas. Aku tidak sabar untuk menjadi istrimu," ucap Mila dengan nada yang dilembut-lembutkan.Lusi jadi ingin muntah mendengarnya. Dia tidak tahu kalau Raka itu punya selera rendahan seperti Mila. Benar-benar seorang penggoda sejati.Raka menghela napas panjang. "Sudah, kan? Sekarang ayo aku antar kamu pulang. Aku juga haru

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-03
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 22 Rasa Sesak

    Mata Lusi memang memandang ke depan, tapi pikirannya bergerilya ke mana-mana. Setengah pikiran Lusi fokus, dan sisanya masih saja tertaut pada obrolan Raka dan Mila.Sungguh, dia tidak menyangka kalau Mila sejahat itu. Padahal, dulu Lusi sangat percaya dan menganggapnya sebagai saudara.Saking percayanya, Lusi selalu memberikan apa saja yang dia butuhkan. Bahkan, saat kuliah pun, Lusi tidak segan memberikan uang jika Mila kekurangan.Lusi tidak pernah mempermasalahkan besarnya uang itu. Bahkan, dia bebaskan Mila dari utang piutang.Tidak pernah ditagih apa pun yang pernah diberikan padanya. Karena setiap Mila membutuhkan uang, di akhir kalimat Mila akan mengatakan kalau dirinya pasti mengganti semua yang diberikan Lusi jika sudah punya uang.Lusi hanya mengiyakan saja untuk menghargai niatnya. Walaupun pada nyatanya Mila tidak pernah mengganti sedikit pun semua yang diberikan. Itu juga tidak dipermasalahkan, karena Lusi memang berniat untuk membantunya tanpa meminta imbalan atau balas

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-04
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 23 Mertua Parasit

    Lusi sampai rumah tepat pukul setengah 10 malam. Mungkin karena selama di jalan, dia sengaja memperlambat laju mobil ini.Bukan tanpa alasan, itu semua demi keselamatannya sendiri. Hati Lusi sedang kacau, belum lagi otaknya yang tidak berhenti memikirkan pembicaraan Raka dan Mila tadi.Kesadarannya masih waras. Masih ada Alia yang membutuhkan Lusi. Dia tidak boleh gegabah dalam mengambil tindakan, apalagi kalau sampai mencelakai diri untuk laki-laki bejad seperti Raka. Tidak.Sesampainya di rumah, Lusi mengucapkan terima kasih kepada tetangga sebelah yang bernama Ibu Murni. Kalau ibunya masih hidup, mungkin beliau seusia Bu Murni.Lusi mengganti bensin yang ada di mobilnya, tapi tidak diberitahukan. Sebelum dia pulang, Lusi juga memberinya kue yang masih dibungkus utuh.Tadinya kue ini untuk Mila saat dia menyuruhnya untuk datang ke tempatnya bekerja. Tetapi diurungkan karena pengakuan mengerikan dari dua pengkhianat itu.Dari pada mubazir, sebaiknya Lusi berikan saja pada Bu Murni. D

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-05
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 24 Kerinduan Alia

    "Kok gak bisa? Kan biasanya juga Ibu minta sama kamu. Kenapa sekarang harus sama Raka?" tanya Ibu dengan nada yang sedikit dinaikkan.Dia sepertinya kesal karena penolakan Lusi. Tetapi, maaf saja. Karena perbuatan Raka, Ibu harus terkena imbasnya."Sekarang lain lagi, Bu. Atau begini saja. Lusa Ibu ikut saja denganku menemui Mas Raka, nanti kita minta sama-sama, ya, Bu?""Em, I-iya, deh."Terdengar Ibu meragu. Tetapi, dia juga tidak punya pilihan lain. Lusi juga melakukan ini bukan tanpa alasan.Besok, Lusi akan bertemu dengan dua pengkhianat itu. Dia ingin mempercepat pernikahan Mila dan Raka. Setelah itu, barulah akan diberitahu Mila siapa Raka sebenarnya.Kalau benar Mila mencintai suaminya, Lusi yakin dia akan menerima Raka bagaimanapun keadaannya. Lalu, kalau Mila protes dan tak terima keadaan Raka, maka cintanya itu hanyalah omong kosong belaka.Lusi mengakhiri panggilan dengan Ibu dan bergegas untuk istirahat. Badan, pikiran dan hatinya amat lelah. Semoga saja besok hati Lusi l

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-06
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 25 Keangkuhan Mila

    "Ya Tuhan!"Lusi berseru sembari refleks melempar isi amplop itu ke meja. Syok, jantungnya sampai berdetak tak menentu. Keringat dingin bercucuran begitu saja.Apa penglihatannya tak salah? Dengan gemetar, tangan Lusi kembali meraih isi amplop itu. Foto-foto Mila tengah beradegan syur dan bahkan ada yang tanpa busana."Tuhan, apa ini? Kenapa foto-foto ini ada di meja kerja suamiku? Akh, apa yang aku lewatkan?!"Lusi meremas rambut dengan kencang, berusaha mengingat-ingat tentang kejadian yang mungkin saja ada kaitannya dengan foto-foto itu. Tetapi, hasilnya nihil.Lusi tidak merasa ada kejadian janggal sampai foto-foto itu ada di meja ini. Sesuatu tiba-tiba saja terlintas di benaknya.Tentu saja. Raka bisa dengan bebas menyimpan barang tak bermutu ini di ruang kerjanya. Karena selama ini, Lusi jarang bahkan hampir tidak pernah mengecek secara detail di ruangan ini.Lusi terlalu percaya kepada Raka, sampai tidak melihat celah yang bisa saja menjadi sebab suaminya berbuat jahat seperti

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-08

Bab terbaru

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 587 Kamu Siapa?

    "Nggak ada! Nggak ada alasan apa pun. Kamu salah, harusnya kamu lihat dulu siapa yang datang. Kalau memang maling bisa kan langsung mukul tanpa tiba-tiba saja mengeroyok orang? Kamu pakai sapu, aku tangan kosong. Pokoknya aku nggak mau tahu, ya. Hari ini juga kita ke kantor polisi!" seru Maura. Dia tidak akan kalah begitu saja. "Aduh, jangan dong, Mbak. Nanti gimana dengan keluarga saya di kampung? Kalau saya di penjara, siapa yang akan mencari nafkah?""Lah, bukan urusanku! Itu tanggung jawab sendiri, ngapain kamu mukul orang sembarangan?" ujar Maura, masih bersikukuh kalau dirinya ingin semua ini dipermasalahkan ke jalur hukum. "Atau gini aja deh, Mbak. Gimana kalau sebagai gantinya aku akan melakukan apanpun yang Mbak suruh," ucap Imel membuat Mila terkesiap, sementara Maura terlihat kaget. Tidak menyangka kalau gadis ini bisa mengatakan hal seperti itu."Nggak ada, nggak ada. Ah, Maura! Dia itu kerja sama aku dan mulai hari ini Imel akan menjadi asistenku juga tinggal di sini."

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 586 Salah Tangkap

    Melihat pemandangan di depan mata, Mila semakin puas. Dia membiarkan kejadian itu terjad,i malah dengan gampangnya merekam semua itu. Anggap saja ini balas dendam atas rasa sakit yang diberikan Maura karena ucapannya kemarin.Adiknya ini tidak tahu diri. Sudah untung ditampung di sini, tetapi malah melakukan hal seperti itu. Mila rasa merekrut Imel menjadi asistennya itu tidak ada salahnya, malah menguntungkan seperti ini."Berhentikan! Aku Maura. Kalau kamu tidak berhenti aku laporkan kemu ke polisi!" teriak Maura menggema di ruangan itu, membuat Imel langsung menghentikan pukulannya. Sang gadis mundur beberapa langkah dan membuka mata, betapa terkejutnya dia melihat kalau yang di depannya itu adalah Maura. Sang wanita meringis kesakitan. Beberapa kali mengusap tangan dan punggungnya yang barusan dipukul oleh Imel. "Aduh sakit banget," gumam Maura, kesakitan. Wanita itu berdiri dan menatap Imel dengan tajam, sementara sang gadis ketakutan. Dia benar-benar pemikiran tentang maling

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 585 Maling!

    Tak lama kemudian, taksi itu pun sampai di depan rumah Mila. Wanita itu mengernyitkan dahi karena melihat kalau gerbang rumah Mila terbuka. Artinya ada orang yang datang. Setelah membayar argo taksi, wanita itu tidak langsung masuk. Dia menebak terlebih dahulu siapa yang kira-kira masuk ke rumah ini. "Apa mungkin Mas Raka, ya? Atau memang Kak Mila yang udah pulang?" gumam wanita itu.Dia tidak bisa langsung masuk begitu saja tanpa menaruh kecurigaan. Zaman sekarang pasti banyak maling yang akan menggasak rumah kosong. Jadi, dia akan berusaha untuk tenang dulu dan mengendap-endap. Siapa tahu memang ada maling yang masuk. Lagi pula Mila tidak memberitahunya di telepon, begitu pikir sang wanita. Padahal Mila melakukan itu karena berpikir kalau adiknya tidak berguna. Untuk apa juga memberitahunya? Wanita itu tidak akan peduli lagi kepadanya.Maura mengendap-endap masuk ke pekarangan rumah Mila. Dia melihat sekitar, tidak ada mobil. Tentu saja karena mobil Mila masih di bengkel, tapi Mau

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 584 Hanya Kesepian

    "Oke, kita lihat saja siapa yang bisa menang. Kamu pikir Bu Winda akan begitu saja menyerahkan jabatan yang penting padamu? Sementara kelakuan kamu saja seperti ini," ungkap Kiara berani mengatakan kalau Maura tidak punya kesempatan untuk menjadi lebih baik dari sekarang. Wanita itu mengeratkan kedua tangan dan berusaha untuk tenang walaupun hatinya sudah panas. Kalau ini bukan supermarket, mungkin wanita itu akan berani melakukan sesuatu yang buruk kepada Kiara. Maura tidak mau lagi menjadi wanita lemah dan menerima apa saja yang dilakukan oleh orang-orang lain kepadanya. Dia akan melawan jika itu menurutnya bisa merugikan."Baiklah, kita lihat saja. Aku juga tidak akan diam. Kalau perlu aku akan laporkan kejadian ini pada Mbak Winda. Sekarang aku permisi."Wanita itu pergi dan sama sekali tidak memberikan sopan santun yang baik. Kiara hanya terkekeh samar dan menggelengkan kepala."Anak zaman sekarang memang beda, tidak punya sopan santun. Bahkan pamitan pun dilakukan tidak benar.

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 583 Siapa yang Menang?

    "Sudah jangan lihat-lihat seperti ini. Kamu pasti berkhayal ingin bekerja di tempat ini, kan?" cetus Kiara, seolah membaca pikiran Maura, membuat wanita itu langsung terkesiap dengan mata sinis.'Wanita ini pasti belum berpasangan. Mulutnya saja pedas seperti ini,' gumam Maura dalam hati."Sok tahu!" seru Maura.Kiara tampak santai dan terduduk di depan meja kebesarannya. Dia melipat tangan di depan dada sembari menggoyangkan kaki, menatap penampilan wanita ini yang sebenarnya terlihat polos layaknya seorang anak SMA. Tetapi sikap dan mulutnya itu benar-benar di luar dugaan, sepertinya tidak mendapatkan ajaran baik tentang sopan santun dan tata krama. "Kamu itu diajarin tata krama nggak, sih?"Pertanyaan itu berhasil membuat Maura menoleh dengan wajah kesal. Wanita ini tidak punya sopan santun juga karena bertanya demikian kepada orang baru. "Kalau mau bertanya itu coba tanyakan pada diri sendiri, ngapain bertanya seperti itu kepada orang yang baru dikenal?" ucap Maura dengan kesal,

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 582 Dicegat

    Waktu sudah menunjukkan sore hari, sekarang Mauta bisa pulang. Dia meregangkan seluruh badannya sebelum keluar dari loker karyawan. Semua orang melihat bagaimana tingkah Maura. Tetapi wanita itu sama sekali tidak peduli, Yang penting sekarang bisa pulang dari sini.Nanti kalau ketemu dengan Winda dia minta untuk dipindahkan saja di bagian lain yang kira-kira tidak terlalu capek seperti sekarang. Menyusun barang dan mengecek stok itu benar-benar memuakkan. Dia harus bolak-balik mengecek bagian-bagian di setiap rak agar memastikan barangnya tersusun rapi, apalagi kalau melihat tanggal kadaluarsa, ini akan memperlambat kerjanya. Kiara yang dari tadi memang sudah mengamati Maura pun tidak akan membiarkan wanita itu pergi begitu saja. Dia harus memastikan dulu apa yang diinginkan oleh Maura sampai berlaku tidak baik di hari pertama kerja. Kalau perlu dia akan merekam semua percakapannya dan langsung memberikan kepada bosnya."Kamu tidak boleh pulang dulu," ucap Kiara tiba-tiba membuat kar

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 581 Tak Karuan Rasa

    Hari ini Lusi benar-benar senang. Semua teman barunya itu begitu welcome menerimanya sebagai karyawan baru, meskipun usianya lebih tua dari mereka. Tetapi tidak ada yang membanding-bandingkan atau bersikap buruk. Tentu saja Lusi tidak tahu semua ini adalah settingan dari David. Entah bagaimana kalau sang wanita tahu jika semua ini adalah akal-akalan David, apakah akan menerima atau malah mengucapkan terima kasih kepada pria itu? Saat istirahat tiba, wanita itu pun memilih untuk menelepon anaknya. Bertanya apakah Alia sudah makan dan lain sebagainya. Untunglah anak itu tidak rewel dan nurut kepada Adiba. Dia benar-benar merasa 𝚝𝚎𝚛𝚋𝚊𝚗𝚝𝚞. Ketika sedang seperti ini, tiba-tiba saja wanita itu teringat dengan masa lalunya. Lusu jadi bertanya-tanya, mungkinkah Raka sedang mencarinya atau pria itu memilih untuk fokus kepada dirinya sendiri dan sedang menjalani hidup tanpa memikirkan Alia?Lusi langsung menggelengkan kepala. Dia berusaha mengusir semua itu."Nggak! Aku tidak boleh me

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 580 Jika Jadi Ibu Tiri

    "Kalau kamu tanya apakah aku siap atau belum jika kamu hamil, jawabannya belum. "Seketika Winda langsung tersentak. Tampak kekecewaan begitu jelas di mata wanita itu. "Kamu tahu? Aku masih dipusingkan dengan masalah Mila dan juga Alia. Kalau kamu hamil dalam situasi seperti ini, aku malah takut akan mengecohkan semuanya atau yang lebih parahnya aku tak acuh kepadamu. Tapi kalau misalkan kamu sudah terlanjur hamil, aku akan menerimanya dengan tangan terbuka. Bagaimanapun itu adalah anakku. Tapi, aku harap pengertianmu. Untuk sekarang jangan dulu berpikiran untuk hamil, ya? Aku harus membereskan dulu masalah ini. Kalau Mila sudah lahiran, aku akan berusaha untuk mendapatkan hak asuh anak lalu meninggalkannya," ungkap Raka dengan serius, membuat Winda yang sebelumnya murung tiba-tiba saja semringah. Awalnya terlihat terkejut, tetapi juga ada kebahagiaan di sorot matanya. Itu artinya dia masih punya kesempatan emas untuk mendapatkan keluarga yang utuh tanpa embel-embel menjadi istri ke

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 579 Bagimana Kalau Aku Hamil?

    Kali ini Raka cukup lama sekali diam dibandingkan dengan pertanyaan sebelumnya. Winda sudah mulai takut kalau apa yang ditanyakan itu membuat Raka murka. Dia tidak mau ada pertengkaran di hari bulan madunya, berharap kalau Raka bisa mengabulkan semua permintaannya. Termasuk pertanyaan yang diucapkan oleh Winda barusan. Sebab selama berhari-hari bulan madu dengan Raka, pria itu lebih banyak diam dan melamun. Ini membuat sang wanita merasa kalau bulan madunya ini hanya berjalan apa adanya. Tidak ada yang lebih baik kecuali mereka menghabiskan waktu bersama. Itupun Raka berkali-kali terus saja memikirkan Alia. Tetapi Winda hanya bisa mengerti dan bersabar, berharap kalau Raka punya inisiatif sendiri untuk memberikan kejutan di hari bulan madu.Namun, sampai detik ini pun tak ada yang lebih spesial kecuali pertanyaan ini dan berharap pria itu mau menjawab semuanya."Kamu diam artinya kamu tidak mau punya anak dariku," ucap Winda dengan nada kecewa. Raka tahu pasti, Winda menginginkan ha

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status