Home / Rumah Tangga / Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya / Bab 289 Akhirnya Mila Tahu Semuanya

Share

Bab 289 Akhirnya Mila Tahu Semuanya

Author: Dhesu Nurill
last update Last Updated: 2024-07-25 21:30:50

“Sial! Padahal tinggal sedikit lagi, aku pasti bisa membuat Lusi sadar. Tapi, malah seperti ini. Enggak! Aku tidak bisa seperti ini. Apa pun yang terjadi, Lusi harus tetap pisah dengan Mas Raka.”

Wanita hamil itu duduk di kursi kebesarannya. Dia memikirkan apa yang harus dilakukan. Ternyata, hanya bisa langsung mendatangi rumah Lusi di saat tidak ada orang.

Dia tidak tahu tentang keberadaan Adiba dan Maura di rumah itu. Jadi, tanpa berpikir panjang langsung pergi ke tempat tujuan.

Sesampainya di sana, betapa terkejutnya saat melihat seorang perempuan keluar dari rumah Lusi. Orang itu adalah Adiba. Kebetulan saat itu, sang gadis pulang sebenatar untuk mengambil file penting.

Gara-gara memikirkan Maura dan Lusi, dia sampai lupa dengan pekerjaannya sendiri. Setelah Adiba masuk mobil, Mila menunduk di balik kemudi, jangan sampai gadis itu melihatnya.

“Tunggu, itu siapa? Aku yakin, teman Lusi itu hanya aku. Jangan-jangan rumah ini dijual?”

Mila merasa telah melewatkan sesuatu. Selama ini t
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 290 Pertemuan Adiba dan Mila

    “Jangan diam saja. Kalau kamu mau jujur, sebaiknya katakan. Aku akan membantumu.”Arya tentu saja tidak sungguh-sungguh mengatakan itu semua. Dia punya niat terselubung. Melihat Devan yang tampak kacau dengan tingkahnya pada Maura, itu bisa dijadikan senjata tambahann agar Devan semakin hancur.Ini pasti akan menyiksa pria itu, karena harus menikahi seorang wanita yang tidak dicintai. Bukankah itu sangat menyiksa dibandingkan tidak menikah atau mencintai wanita lain dengan diam-diam?“Maksudnya?”Maura yang awalnya memilih untuk bungkam pun terpancing dengan tawaran yang diberikan oleh sang pria. Seperti mendapat secercah cahaya untuk mendapatkan hak atas tanggung jawab dari Devan.“Ya, aku akan membantumu mendapatkan Devan. Kamu tidak mau rugi sendiri, kan?”Maura menggulum bibir, seperti sedang berpikir keras. Satu hal terlintas di benak, apakah Arya melakukan ini dengan niat baik atau ada niat terselubung lainnya?“Kalau kamu masih diam, aku anggap kamu menolak tawaranku, ya.”Arya

    Last Updated : 2024-07-26
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 291 Jalan Keluar untuk Maura

    Adiba masih diam, tampak syok. Gadis itu menatap mata Mila yang terlihat datar. Masih berusaha untuk mencerna kalimat yang baru saja dikatakan oleh Mila.“Haha, jangan bercanda kamu! Aku yakin, ini hanya akal-akalanmu saja, kan?”Mila memejamkan mata sembari menghela napas kasar. Sulit sekali meyakinkan orang ini. Kalau saja tidak ingat kalau dirinya harus mempertahankan Raka, tidak mungkin Mila melakukan semua ini. Seperti merendahkan diri sendiri.‘Tahan ... tahan! Demi Mas Raka dan bayi ini,’ gumam Mila dalam hati.“Jadi, menurutmu aku sedang bercanda? Ya, itu terserah padamu, sih. Aku juga malas bahas ini, tapi aku mengatakan ini semua demi bayi yang ada dalam kandunganku.”Adiba kembali terdiam. Dia juga berpikir demikian, untuk apa Mila datang padanya yang memang tidak saling kenal kalau bukan karena kepentingan mendesak.“Kalau benar begitu, kenapa kamu datang ke sini? Tidak langsung saja temui Lusi.”Mereka berdua malah mengobrol dan terkesan sedang berdabat, padahal ini masih

    Last Updated : 2024-07-28
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 292 Amanda Dipecat

    Devan sangat kaget saat tiba-tiba saja pintu ruangannya dibuka. Pria itu sedang terduduk lemas di kursi kebesarannya pun langsung berdiri, tampak Amanda masuk dengan wajah kesal bercampur rasa iba. Apalagi melihat Devan yang terlihat kacau.“Kenapa kamu malah masuk?!” tanya Devan, menaikkan nada bicaranya.Amanda sempat tersentak mendengar nada bicara Devan. Untuk pertama kalinya sejak mengenal Devan, sang wanita baru mendengar pria itu marah.“Ma-maaf, Pak. Tapi, saya tidak bisa hanya menunggu di luar saja. Kalau Bapak memang ada masalah, apa tidak sebaiknya diselesaikan? Bukan malah mengurung diri di sini. Apalagi banyak pekerjaan yang meunggu Bapak.”Sebenarnya bukan ini alasan utama Amanda mengatakan ini semua. Itu karena dia ingin mendengar langsung apa yang sudah terjadi di antara Devan dan Maura. Dia berusaha membantah semua perkiraan Arya kemarin.Devan terdiam sejenak. Bercerita? Tidak mungkin. Untuk saat ini, tidak ada orang yang bisa dipercaya untuk memegang rahasianya, seb

    Last Updated : 2024-07-29
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 293 Lupa Siapa Devan

    Devan berjalan cepat ke kantor Lusi. Di sana seperti biasa, sibuk dengan produksi percetakan. Pria itu memang sedang kacau balau, tapi Devan tidak bisa diam saja. Apalagi setelah melihat dan mendengar kalau mereka akan rujuk. Pasti ada yang tidak beres.Devan akan simpan sebentar masalah dirinya dengan Maura. Lagian, Maura tidak menghubunginya lagi. Jadi, dia akan berusaha sadar dan mengendalikan keadaan saat ini.Karyawan yang mengenali Devan pun tersenyum kaku, menyambut kedatangan mantan pacar bos mereka.“Ada yang bisa dibantu, Pak?” tanya salah satu karyawan, berusaha untuk bersikap normal. Mungkin saja kali ini Devan ada kepentingan lain.“Saya mau bertemu dengan Lusi.”Karyawan itu terkesiap, wajahnya juga tampak bingung. Sebab, sebelumnya Raka sudah memberi wanti-wanti agar menolak kedatangan orang yang mau menemui Lusi, siapa pun termasuk Devan.“Maaf, Pak. Tidak bisa.”Devan menautkan kedua alisnya. Dia tahu, jika Lusi pasti ada di tempat, sebab Devan melihat mobil Lusi terp

    Last Updated : 2024-07-30
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 294 Terpaksa Kerja Sama

    Setelah dipikir-pikir, sang pria memilih untuk tidak menghampiri Maura. Yang ada bisa menjadi masalah baru unruknya. Dia pun memilih untuk menunggu. Entah sampai kapan, tapi yang jadi harapan terkahir bagi Devan adalah Adiba.Entah berapa lama sang pria menunggu di mobil, sampai dia ketiduran. Hingga akhirnya yang ditunggu pun datang. Di saat jam makan siang, Adiba datang dengan mobilnya. Dia bersama Alia.Tanpa menunggu lama, Devan langsung berlari untuk menghampiri Adiba, sebelum sang gadis masuk ke rumah. Bisa-bisa sang pria bertemu dengan Maura dan berabe semuanya.“Adiba, tunggu!”Sang gadis yang baru saja beberapa langkah dari mobilnya pun menoleh, kaget mendapati ada Devan di sini.“Loh, kamu ngapain ke sini?” tanya Adiba, benar-benar merasa aneh.Devan menelisik ke sekitar, takut jika ada Maura yang melihat keberadaannya.“Bisakah kita bicara di luar gerbang? Ada hal yang harus aku katakan. Ini pernting dan urgent.”Adiba menautkan kedua alisnya. Dia menoleh pada Alia yang sud

    Last Updated : 2024-07-31
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 295 Arya Jadi Aneh

    “Gila kamu! Itu tidak akan berpengaruh padaku. Aku gak kena guna-guna, yang akan ngefek itu kalau si peminumnya kena ilmu sihir.”Adiba diam, memandangi wajah Mila yang serius. Mungkin kali ini wanita hamil itu jujur. Sang gadis menarik kembali tangannya sembari menghela napas kasar.“Baiklah. Aku juga tidak punya pilihan lain. Jadi, apakah kamu akan ke rumah Lusi besok?”“Tentu saja. Hubungi aku jika acara akan dimulai. Kalau air ajian itu sudah bereaksi, Lusi pasti kaget jika ternyata dirinya mau kembali pada Mas Raka.”Adiba menganggukkan kepala. “Kalau aku kasihnya malam, gimana?”“Ya, itu malah lebih bagus lagi. Dengan begitu, Lusi akan langsung membatalkan rencana ijab kabul mereka.”Adiba mengangguk paham. Setelah itu, sang gadis pun memilih untuk pergi dari sana. Dia akan mencoba untuk menyadarkan Lusi.Sepeninggalnya Adiba, wanita hamil itu terdiam dengan perasaan campur aduk. Uangnya terkuras habis demi membuktikan kalau anak dalam kandungannya adalah darah daging Raka. Teta

    Last Updated : 2024-08-01
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 296 Malam Penentuan

    Setelah Magrib, Lusi baru pulang. Kala itu Adiba, Maura dan Alia sedang makan malam. Wanita itu tampak tergesa datang. Dia langsung mencium pipi Alia dan mengatakan maaf karena baru pulang.“Makan malamnya tungguin aku, ya. Aku mau mandi dulu,” ucap Lusi langsung pergi ke kamar, semtara ketiga perempuan itu malah saling diam dan kebingungan.Di saat seperti ini, Alia tiba-tiba saja bersuara dengan wajah murung.“Tante, kalau Ibu sama Ayah balikan lagi, aku mau tinggal sama Tante saja, ya?”Adiba terkesiap, begitu juga dengan Maura. Wanita itu memang sedang kacau balau, tapi dia juga tertarik dengan perkataan Alia barusan.Adiba langsung menghampiri Alia dan berjongkok di depan gadis kecil itu yang terduduk di kursi.“Kenapa begitu? Bukankah Alia senang kalau Ayah sama Ibu balikan?”“Tunggu, maksudnya mereka balikan, gimana, ya, Mbak?” tanya Maura mulai penasaran dengan maksud dari pembicaraan mereka.Sebab, sudah 2 hari Maura hanya murung dan memikirkan kejadian di rumah Devan tempo h

    Last Updated : 2024-08-03
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya    Bab 297 Akhirnya Lusi Sadar

    Keesokan paginya, pagi-pagi sekali isi rumah Lusi sudah sibuk. Meskipun hanya ijab kabul, tapi Lusi sampai memesan catering untuk tetangga yang mungkin saja datang. Maura yang ditugaskan untuk mengatur itu semua. Sementara Adiba mendampingi Lusi.Wanita itu bahkan dirias dan akan memakai kebaya. Benar-benar seperti seorang pengantin baru. Wajah Lusi terlihat sembirangah, tapi tidak dengan Adiba. Wanita itu harus mencoba memberikan air ajian pada sang wanita, mumpung belum ada yang datang.“Diba, apakah aku cantik?” tanya Lusi sembari menatap pantulan diri di cermin.“Iya, kamu cantik.”Adiba mengatakan itu sembari tersenyum kaku. Jantungnya berdegup kencang saat dia mengeluarkan air dari botol yang diberikan oleh Mila.“Oh iya, Lus. Sebelum ijab kabul, kamu minum dulu deh. Biar gak tegang dan gugup,” ucap Adiba memberikan alasan.Lusi menoleh pada Adiba, menatap gadis itu cukup lama dan malah membuat Adiba khawatir jika aksinya akan ketahuan oleh sang teman.“Ah, kamu bener banget! Ak

    Last Updated : 2024-08-04

Latest chapter

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 587 Kamu Siapa?

    "Nggak ada! Nggak ada alasan apa pun. Kamu salah, harusnya kamu lihat dulu siapa yang datang. Kalau memang maling bisa kan langsung mukul tanpa tiba-tiba saja mengeroyok orang? Kamu pakai sapu, aku tangan kosong. Pokoknya aku nggak mau tahu, ya. Hari ini juga kita ke kantor polisi!" seru Maura. Dia tidak akan kalah begitu saja. "Aduh, jangan dong, Mbak. Nanti gimana dengan keluarga saya di kampung? Kalau saya di penjara, siapa yang akan mencari nafkah?""Lah, bukan urusanku! Itu tanggung jawab sendiri, ngapain kamu mukul orang sembarangan?" ujar Maura, masih bersikukuh kalau dirinya ingin semua ini dipermasalahkan ke jalur hukum. "Atau gini aja deh, Mbak. Gimana kalau sebagai gantinya aku akan melakukan apanpun yang Mbak suruh," ucap Imel membuat Mila terkesiap, sementara Maura terlihat kaget. Tidak menyangka kalau gadis ini bisa mengatakan hal seperti itu."Nggak ada, nggak ada. Ah, Maura! Dia itu kerja sama aku dan mulai hari ini Imel akan menjadi asistenku juga tinggal di sini."

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 586 Salah Tangkap

    Melihat pemandangan di depan mata, Mila semakin puas. Dia membiarkan kejadian itu terjad,i malah dengan gampangnya merekam semua itu. Anggap saja ini balas dendam atas rasa sakit yang diberikan Maura karena ucapannya kemarin.Adiknya ini tidak tahu diri. Sudah untung ditampung di sini, tetapi malah melakukan hal seperti itu. Mila rasa merekrut Imel menjadi asistennya itu tidak ada salahnya, malah menguntungkan seperti ini."Berhentikan! Aku Maura. Kalau kamu tidak berhenti aku laporkan kemu ke polisi!" teriak Maura menggema di ruangan itu, membuat Imel langsung menghentikan pukulannya. Sang gadis mundur beberapa langkah dan membuka mata, betapa terkejutnya dia melihat kalau yang di depannya itu adalah Maura. Sang wanita meringis kesakitan. Beberapa kali mengusap tangan dan punggungnya yang barusan dipukul oleh Imel. "Aduh sakit banget," gumam Maura, kesakitan. Wanita itu berdiri dan menatap Imel dengan tajam, sementara sang gadis ketakutan. Dia benar-benar pemikiran tentang maling

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 585 Maling!

    Tak lama kemudian, taksi itu pun sampai di depan rumah Mila. Wanita itu mengernyitkan dahi karena melihat kalau gerbang rumah Mila terbuka. Artinya ada orang yang datang. Setelah membayar argo taksi, wanita itu tidak langsung masuk. Dia menebak terlebih dahulu siapa yang kira-kira masuk ke rumah ini. "Apa mungkin Mas Raka, ya? Atau memang Kak Mila yang udah pulang?" gumam wanita itu.Dia tidak bisa langsung masuk begitu saja tanpa menaruh kecurigaan. Zaman sekarang pasti banyak maling yang akan menggasak rumah kosong. Jadi, dia akan berusaha untuk tenang dulu dan mengendap-endap. Siapa tahu memang ada maling yang masuk. Lagi pula Mila tidak memberitahunya di telepon, begitu pikir sang wanita. Padahal Mila melakukan itu karena berpikir kalau adiknya tidak berguna. Untuk apa juga memberitahunya? Wanita itu tidak akan peduli lagi kepadanya.Maura mengendap-endap masuk ke pekarangan rumah Mila. Dia melihat sekitar, tidak ada mobil. Tentu saja karena mobil Mila masih di bengkel, tapi Mau

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 584 Hanya Kesepian

    "Oke, kita lihat saja siapa yang bisa menang. Kamu pikir Bu Winda akan begitu saja menyerahkan jabatan yang penting padamu? Sementara kelakuan kamu saja seperti ini," ungkap Kiara berani mengatakan kalau Maura tidak punya kesempatan untuk menjadi lebih baik dari sekarang. Wanita itu mengeratkan kedua tangan dan berusaha untuk tenang walaupun hatinya sudah panas. Kalau ini bukan supermarket, mungkin wanita itu akan berani melakukan sesuatu yang buruk kepada Kiara. Maura tidak mau lagi menjadi wanita lemah dan menerima apa saja yang dilakukan oleh orang-orang lain kepadanya. Dia akan melawan jika itu menurutnya bisa merugikan."Baiklah, kita lihat saja. Aku juga tidak akan diam. Kalau perlu aku akan laporkan kejadian ini pada Mbak Winda. Sekarang aku permisi."Wanita itu pergi dan sama sekali tidak memberikan sopan santun yang baik. Kiara hanya terkekeh samar dan menggelengkan kepala."Anak zaman sekarang memang beda, tidak punya sopan santun. Bahkan pamitan pun dilakukan tidak benar.

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 583 Siapa yang Menang?

    "Sudah jangan lihat-lihat seperti ini. Kamu pasti berkhayal ingin bekerja di tempat ini, kan?" cetus Kiara, seolah membaca pikiran Maura, membuat wanita itu langsung terkesiap dengan mata sinis.'Wanita ini pasti belum berpasangan. Mulutnya saja pedas seperti ini,' gumam Maura dalam hati."Sok tahu!" seru Maura.Kiara tampak santai dan terduduk di depan meja kebesarannya. Dia melipat tangan di depan dada sembari menggoyangkan kaki, menatap penampilan wanita ini yang sebenarnya terlihat polos layaknya seorang anak SMA. Tetapi sikap dan mulutnya itu benar-benar di luar dugaan, sepertinya tidak mendapatkan ajaran baik tentang sopan santun dan tata krama. "Kamu itu diajarin tata krama nggak, sih?"Pertanyaan itu berhasil membuat Maura menoleh dengan wajah kesal. Wanita ini tidak punya sopan santun juga karena bertanya demikian kepada orang baru. "Kalau mau bertanya itu coba tanyakan pada diri sendiri, ngapain bertanya seperti itu kepada orang yang baru dikenal?" ucap Maura dengan kesal,

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 582 Dicegat

    Waktu sudah menunjukkan sore hari, sekarang Mauta bisa pulang. Dia meregangkan seluruh badannya sebelum keluar dari loker karyawan. Semua orang melihat bagaimana tingkah Maura. Tetapi wanita itu sama sekali tidak peduli, Yang penting sekarang bisa pulang dari sini.Nanti kalau ketemu dengan Winda dia minta untuk dipindahkan saja di bagian lain yang kira-kira tidak terlalu capek seperti sekarang. Menyusun barang dan mengecek stok itu benar-benar memuakkan. Dia harus bolak-balik mengecek bagian-bagian di setiap rak agar memastikan barangnya tersusun rapi, apalagi kalau melihat tanggal kadaluarsa, ini akan memperlambat kerjanya. Kiara yang dari tadi memang sudah mengamati Maura pun tidak akan membiarkan wanita itu pergi begitu saja. Dia harus memastikan dulu apa yang diinginkan oleh Maura sampai berlaku tidak baik di hari pertama kerja. Kalau perlu dia akan merekam semua percakapannya dan langsung memberikan kepada bosnya."Kamu tidak boleh pulang dulu," ucap Kiara tiba-tiba membuat kar

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 581 Tak Karuan Rasa

    Hari ini Lusi benar-benar senang. Semua teman barunya itu begitu welcome menerimanya sebagai karyawan baru, meskipun usianya lebih tua dari mereka. Tetapi tidak ada yang membanding-bandingkan atau bersikap buruk. Tentu saja Lusi tidak tahu semua ini adalah settingan dari David. Entah bagaimana kalau sang wanita tahu jika semua ini adalah akal-akalan David, apakah akan menerima atau malah mengucapkan terima kasih kepada pria itu? Saat istirahat tiba, wanita itu pun memilih untuk menelepon anaknya. Bertanya apakah Alia sudah makan dan lain sebagainya. Untunglah anak itu tidak rewel dan nurut kepada Adiba. Dia benar-benar merasa 𝚝𝚎𝚛𝚋𝚊𝚗𝚝𝚞. Ketika sedang seperti ini, tiba-tiba saja wanita itu teringat dengan masa lalunya. Lusu jadi bertanya-tanya, mungkinkah Raka sedang mencarinya atau pria itu memilih untuk fokus kepada dirinya sendiri dan sedang menjalani hidup tanpa memikirkan Alia?Lusi langsung menggelengkan kepala. Dia berusaha mengusir semua itu."Nggak! Aku tidak boleh me

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 580 Jika Jadi Ibu Tiri

    "Kalau kamu tanya apakah aku siap atau belum jika kamu hamil, jawabannya belum. "Seketika Winda langsung tersentak. Tampak kekecewaan begitu jelas di mata wanita itu. "Kamu tahu? Aku masih dipusingkan dengan masalah Mila dan juga Alia. Kalau kamu hamil dalam situasi seperti ini, aku malah takut akan mengecohkan semuanya atau yang lebih parahnya aku tak acuh kepadamu. Tapi kalau misalkan kamu sudah terlanjur hamil, aku akan menerimanya dengan tangan terbuka. Bagaimanapun itu adalah anakku. Tapi, aku harap pengertianmu. Untuk sekarang jangan dulu berpikiran untuk hamil, ya? Aku harus membereskan dulu masalah ini. Kalau Mila sudah lahiran, aku akan berusaha untuk mendapatkan hak asuh anak lalu meninggalkannya," ungkap Raka dengan serius, membuat Winda yang sebelumnya murung tiba-tiba saja semringah. Awalnya terlihat terkejut, tetapi juga ada kebahagiaan di sorot matanya. Itu artinya dia masih punya kesempatan emas untuk mendapatkan keluarga yang utuh tanpa embel-embel menjadi istri ke

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 579 Bagimana Kalau Aku Hamil?

    Kali ini Raka cukup lama sekali diam dibandingkan dengan pertanyaan sebelumnya. Winda sudah mulai takut kalau apa yang ditanyakan itu membuat Raka murka. Dia tidak mau ada pertengkaran di hari bulan madunya, berharap kalau Raka bisa mengabulkan semua permintaannya. Termasuk pertanyaan yang diucapkan oleh Winda barusan. Sebab selama berhari-hari bulan madu dengan Raka, pria itu lebih banyak diam dan melamun. Ini membuat sang wanita merasa kalau bulan madunya ini hanya berjalan apa adanya. Tidak ada yang lebih baik kecuali mereka menghabiskan waktu bersama. Itupun Raka berkali-kali terus saja memikirkan Alia. Tetapi Winda hanya bisa mengerti dan bersabar, berharap kalau Raka punya inisiatif sendiri untuk memberikan kejutan di hari bulan madu.Namun, sampai detik ini pun tak ada yang lebih spesial kecuali pertanyaan ini dan berharap pria itu mau menjawab semuanya."Kamu diam artinya kamu tidak mau punya anak dariku," ucap Winda dengan nada kecewa. Raka tahu pasti, Winda menginginkan ha

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status