Share

16. Aksi Penculikan

"Kamu sekarang jemput Mbak, ya. Kita ke rumah Mas Arman jemput Nurul."

"Iya, Mbak." Lalu Lita buru-buru mematikan panggilan telepon. Aku pun berlari bergegas ke ruang istirahat, membuka loker pegawai, meraih tasku di sana.

"Ti, aku izin keluar sebentar, ya? Mendesak banget, ini." Aku meraih tangan Siti setelah kembali ke konter toko.

"Iya, tenang aja. Tapi, ada apa dulu? Jangan bikin aku ikutan cemas, Li." Siti sedikit menahan lenganku.

"Nurul dijemput Mas Arman. Ini bukan hal yang biasa. Seumur-umur dia gak pernah antar jemput anakku, Ti. Aku takut dia niat nyulik Nurul." Aku bertambah panik gara-gara pikiran buruk yang tiba-tiba melintas di pikiran. "Duh, mana Lita lama lagi." Aku mengangkat tangan kiri, melirik arloji di pergelangan.

"Tenang, Li. Mungkin masih di jalan." Siti menenangkan.

Aku berjalan mondar-mandir menunggu jemputan Lita. Kadang berkacak pinggang, kadang menggigit kuku jempol. Ah, Mas Arman memang kelewatan, selalu membuat ulah.

Bunyi klakson terdengar di depan toko
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status