Share

920

Penulis: Evanscapenovel
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-03 03:15:21

Surgawi pertama segera menyebarkan kesadaran ilahinya. Dalam sekejap, cakupan kesadaran itu membentang luas, menyelimuti setiap sudut dunia tersebut. Tak ada celah yang terlewat. Namun semakin lama ia memeriksa, semakin bingung dirinya. Energi jiwa yang seharusnya melimpah, yang menjadi ciri khas dunia itu, benar-benar menghilang tanpa bekas.

Xiao Tian kembali menangkupkan tangan. Suaranya tenang, tetapi jelas. “Senior, tidak perlu repot-repot mengamati. Sumber jiwa dunia ini sudah ada bersamaku. Dan aku belum menggunakannya, karena aku harus melakukan banyak proses terlebih dahulu untuk membuat persiapan menerobos memasuki ranah Jiwa Dewa Abadi.”

Ia menambahkan dengan ketulusan yang sama. “Senior, meskipun junior ini belum menggunakannya, tetap saja aku sudah mengambil sumber jiwa di dunia ini. Hadiah ini terlalu besar. Junior janji, jika di masa depan senior membutuhkan bantuan junior, junior pasti akan melakukan yang terbaik.”

Surgawi pertama akhirnya menghela napas lega. Sejak
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kultivator Inti Semesta   994

    Hati Xiao Tian terguncang hebat. Tekanan dari Gerbang Kehampaan yang menghancurkan tubuhnya kini melebur dengan tekanan batin yang jauh lebih mengiris. Dadanya terasa kosong, seperti ada bagian yang hilang dan tidak pernah bisa kembali. Seluruh perjuangan, rasa sakit, darah, dan kesendirian yang ia lalui, dalam sekejap terasa tak ada artinya. Napasnya melemah. Tubuhnya terkulai, wajahnya nyaris mencium permukaan tangga yang dipenuhi darah. Kesadarannya kabur, pikirannya hampir tenggelam dalam jurang kehampaan. Dan kehampaan itu bukan sekadar ketiadaan, melainkan lubang hitam yang berusaha menelan tekadnya, memadamkan cahaya kecil yang tersisa dalam hatinya. Namun, di titik itulah sesuatu muncul di dalam hatinya. Kilatan ingatan, lembut namun kuat, kembali mengisi ruang kesadarannya. Ia mengingat setiap perlakuan Ziyan Rouxi kepadanya. Senyum yang ia berikan dahulu bukanlah senyum palsu. Senyum itu adalah cahaya yang pernah menghancurkan kesepian terdalamnya. Sentuhan lembutnya, perh

  • Kultivator Inti Semesta   993

    Tangan Xiao Tian mengepal kuat, jemari berlumuran darah sampai kuku-kukunya terkelupas. Dalam benaknya, dua jalan terbentang dengan jelas. Jalan pertama adalah keselamatan sementara yang menyisakan penyesalan. Jalan kedua adalah kematian yang mengintai, tetapi juga membuka peluang untuk melangkah lebih jauh daripada siapa pun. Matanya terpejam sesaat, membiarkan dirinya masuk dalam keheningan. Di dalam hening itu, muncul bayangan masa lalu yang seolah tidak pernah pudar. Ia melihat dirinya yang masih kecil, tubuh ringkih terapung di sungai yang deras, arusnya dipenuhi binatang buas yang siap mencabik-cabik tubuh lemah itu. Tidak ada yang menolong. Tidak ada tangan yang menyambut. Hanya kesendirian yang menjadi teman. Dari titik itu, ia tumbuh dengan pilihan yang tidak pernah mudah. Setiap langkahnya ditempa darah, rasa sakit, dan perjuangan tanpa henti. Ketika ia membuka matanya kembali, sorotnya bukan lagi sorot orang yang bimbang. Mata itu tajam, sekeras baja, penuh dengan keyakin

  • Kultivator Inti Semesta   992

    Di tengah perjuangan itu, ilusi perlahan terbentuk di hadapannya. Pandangan Xiao Tian kabur karena darah menetes dari dahinya, namun gambaran itu semakin jelas. Ia melihat dua sosok yang amat dikenalnya, Ayah dan Ibunya. Keduanya berdiri dengan senyum tipis, hangat namun rapuh. Senyum itu hanya bertahan sesaat sebelum tubuh mereka dilanda kehancuran. Darah menyembur, tubuh mereka koyak dan lenyap, seolah ditelan oleh kekuatan tak kasat mata. Pemandangan itu menghujam hatinya lebih dalam daripada seribu pedang. Belum sempat ia menarik napas, ilusi lain muncul, lebih kejam dari sebelumnya. Wajah-wajah orang yang pernah berdiri di sisinya, orang-orang yang pernah ia percaya, kini terlihat satu per satu jatuh. Mereka terluka parah, tubuh mereka runtuh, dan jeritan terakhir mereka menggema memenuhi ruang itu. Teman-teman yang pernah berjuang bersamanya, orang-orang yang pernah memberi kepercayaan, semuanya mati di hadapannya, meninggalkan luka batin yang jauh lebih menyakitkan daripada tu

  • Kultivator Inti Semesta   991

    Xiao Tian berjalan perlahan di atas permukaan lautan darah. Setiap langkah kakinya meninggalkan riak hitam yang bergulung, menyebar jauh sebelum kembali tenang. Tatapannya lurus ke depan, pada gerbang tangga yang menjulang seperti menara tak berujung. Dari kejauhan, cahaya menyilaukan memancar di ujung tangga, seolah memanggilnya untuk maju, sebuah cahaya yang selalu menjadi misteri dalam perjalanan ini. Ia berdiri di hadapan gerbang pertama. Tangga itu menjulang, barisan anak tangganya tak terhitung jumlahnya, menjalar naik seperti jalan tanpa akhir. Xiao Tian menatapnya dengan tatapan dingin, lalu suaranya terdengar rendah namun penuh kepastian. “Aku tidak tahu apa yang berada di ujung tangga. Sekarang tugasku hanya satu, melewati setiap tangga ini.” Tanpa ragu ia mengangkat kakinya, melangkah ke anak tangga pertama, Gerbang Keraguan. Kali ini, berbeda dengan sebelumnya. Tidak ada tekanan menindih. Tidak ada suara yang berusaha mengguncang hatinya. Tekanan yang dulu hampir membua

  • Kultivator Inti Semesta   990

    Di dalam gua yang sunyi, udara berat menyelimuti ruang kosong yang baru tercipta. Xiao Tian menarik napas panjang. Suaranya memecah keheningan, dalam dan berisi keteguhan. “Tubuh Dewa Perangku sudah mencapai tingkat satu tahap puncak. Sekarang aku tidak perlu menahan lagi. Walaupun proses tempering sangat menyakitkan, aku tetap harus bisa menempanya.” Gerakannya tegas, tidak ada keraguan sedikit pun. Ia mengeluarkan sumsum Naga dan Phoenix dalam jumlah yang sangat besar. Seketika, cahaya merah menyala bercampur dengan kilau emas memenuhi ruangan. Gua itu berubah seolah menjadi lautan api dan petir yang menyatu, memancarkan tekanan menggetarkan yang membuat dinding-dinding batu bergetar. Xiao Tian tidak lagi menahan diri, jutaan sumsum Naga dan Phoenix ia keluarkan sekaligus, memenuhi ruang itu dengan energi Ilahi yang mengguncang. Suara berat terdengar dari dalam dantian, tenang namun membawa ketajaman yang tidak bisa disangkal. “Nak, apakah kamu yakin?” kata Leihuo Dashi. Xiao T

  • Kultivator Inti Semesta   989

    Ketika kesadarannya semakin tenggelam, energi ilahi dari Alam Wennuan mendadak mengalir lebih deras. Jumlahnya meningkat berkali-kali lipat, bagaikan banjir kosmik yang mengguncang batas tubuhnya. Arus itu menghantam tanpa henti, mengisi dantiannya, menembus jalur meridiannya, hingga membuat tubuhnya bergetar hebat. Tekanan yang muncul seakan hendak merobeknya dari dalam. Namun Xiao Tian tidak runtuh. Pondasinya sudah ditempa oleh penderitaan, oleh kesepian, oleh jalan yang ia pilih sendiri. Justru tekanan itu memperlihatkan betapa kokoh dasarnya. Ledakan cahaya halus perlahan menyelimuti tubuhnya. Cahaya itu bukan berasal dari luar, melainkan dari dalam dirinya, dari hasil pemahaman yang kini menyatu dengan energi ilahi. Pada saat itu, pintu baru terbuka. Xiao Tian akhirnya menerobos masuk ke ranah Dewa Abadi peringkat satu. Tubuhnya seakan menjadi pusat tarikan semesta. Energi ilahi yang sebelumnya liar kini tunduk sepenuhnya, berputar mengelilinginya, seperti planet yang patuh me

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status