Share

CH-520

last update Last Updated: 2025-05-20 07:32:51

Xiao Zhanfeng berdiri di tengah lantai hitam, tubuhnya tegap, napasnya perlahan kembali stabil. Namun, di balik ketenangan itu, ada kekacauan yang tersembunyi. Matanya menatap ke depan, tapi tidak fokus. Bukan karena kehilangan, bukan pula karena penyesalan, melainkan karena rasa sakit yang terus menggigit dari balik wajah tampannya.

Dengan satu gerakan tangan, ia membentuk segel khusus. Segel itu berpendar merah darah, seperti pola kutukan kuno yang ditulis dengan darah binatang suci.

Wajah itu berubah.

Bukan perubahan biasa, bukan teknik ilusi.

Retakan-retakan samar muncul di kulit wajah yang tampan itu, lalu bergeser perlahan, membuka lapisan palsu dan memperlihatkan kebenaran mengerikan yang tersembunyi di baliknya.

Kulit wajahnya busuk, gelap seperti arang terbakar. Luka bakar menjalar dari pelipis hingga dagu, mengelupas seperti kulit mati yang membatu. Dagingnya terlihat seperti meleleh, menghitam dan berdenyut lembut, seolah setiap helai jaringan di dalamnya menyimpan dendam y
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Mustolih
sekarang iklannya panjang banget. mau baca novel masa harus melihat sinetron satu episode ...
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin misterius
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kultivator Inti Semesta   CH-525

    Xiao Tian tetap tenang duduk, namun dalam hati ia terus mencari sesuatu. Lebih tepatnya, seseorang. Tatapannya mengamati sekitar, hingga akhirnya ia berkata dengan nada sopan namun penuh maksud, “Senior, aku tidak melihat nona Xiao Lian. Aku dengar dia adalah generasi muda Klan Xiao cabang yang paling berbakat. Walaupun aku tidak mengikuti kegembiraan di dunia Warisan Langit Berbintang, aku mendengar reputasi nona Xiao Lian sangat mengagumkan, bahkan bakatnya melebihi rata-rata generasi muda dari Klan Xiao inti.”Ucapan itu membuat sebagian orang dalam ruangan saling menoleh. Xiao Zhanfeng, yang duduk di kursi utama, tersenyum bangga. “Putriku saat ini sudah menjadi anggota Klan Xiao inti, dia tidak lagi tinggal di sini.”Mendengar itu, para anggota generasi muda dan para pemimpin kekuatan besar tidak terkejut. Bagi mereka, hal itu sangat wajar. Bakat Xiao Lian memang sangat mengagumkan, dan menjadi anggota Klan inti adalah konsekuensi logis dari pencapaian seperti itu.Namun, suasana

  • Kultivator Inti Semesta   CH-524

    Pemimpin Paviliun Bayangan Naga Abadi tidak menjawab secara langsung. Namun, melalui transmisi suara yang hanya bisa didengar oleh Xiao Tian, jawabannya terdengar tegas.“Teman muda, buat mereka menderita! Tenang saja, aku akan menjamin keselamatanmu!”Xiao Tian mengangguk ringan.“Tetua, aku percaya padamu!”Setelah mengatakan itu, Xiao Tian melangkah perlahan ke halaman yang lebih luas. Setiap langkahnya menggema di tengah keheningan yang menegangkan. Ia menatap lurus ke arah para pemuda-pemudi yang telah berdiri dalam formasi, menunggu untuk menyerang.“Majulah bersama!”Suaranya bergema tanpa tekanan, namun justru itulah yang membuat mereka meledak dalam kemarahan.“Bajingan!”Teriakan kemarahan menggema dari lebih dari tiga puluh murid. Mereka melesat ke arah Xiao Tian tanpa menunggu komando lebih lanjut, aura mereka melebur membentuk gelombang tekanan yang kuat.Namun, baru saja mereka mendekat—di saat jarak hanya tinggal beberapa meter—auranya meledak!BAANG!!!Ledakan mengerik

  • Kultivator Inti Semesta   CH-523

    “Patriark, jika seperti itu, aku ingin mengajukan permintaan.”“Katakan!”“Untuk mengikuti kompetisi generasi muda Terkuat Klan Xiao inti, seorang peserta harus benar-benar teruji. Karena mereka mewakili Alam Langit Berbintang. Aku ingin menantang salah satu dari mereka. Jika orang itu tidak bisa mengalahkanku, maka dia tidak pantas untuk ikut kompetisi!”Ucapannya tegas dan penuh percaya diri. Beberapa murid yang berdiri di belakangnya berseru pelan, tidak menyangka ia berani mengajukan tantangan langsung di hadapan para pemimpin kekuatan besar.Xiao Zhanfeng tersenyum kecil. Senyum yang samar, namun penuh makna. Ia masih berada di dalam Aula, tidak menunjukkan diri, membiarkan segalanya mengalir sesuai arah yang telah ia tentukan.Sementara itu, Pemimpin Paviliun Bayangan Naga Abadi, Pemilik Villa Hati Seribu Bintang, Pemilik Villa Hati Seribu Api Kelam, dan Pemimpin Paviliun Lonceng Emas masih berdiri di luar. Mereka belum memasuki Aula tamu, dan semuanya menatap situasi dengan pan

  • Kultivator Inti Semesta   CH-522

    Setelah mereka tiba di wilayah Klan Xiao cabang, langit kembali beriak. Dua kapal perang lainnya melesat dari arah berlawanan dan muncul di samping kapal perang milik Pemimpin Paviliun Bayangan Naga Abadi.Kapal pertama memiliki desain hitam pekat, dikelilingi nyala api biru gelap yang menari sepanjang lambungnya. Itu adalah kapal perang dari Villa Seribu Api Kelam.Kapal kedua menjulang tinggi dengan struktur emas yang berkilau, di puncaknya berdiri lonceng besar yang mengeluarkan resonansi nyaris tak terdengar, namun menggetarkan dimensi. Itulah kapal perang Paviliun Lonceng Emas.Tujuh kekuatan tertinggi di Alam Langit Berbintang selain Klan Xiao cabang, kini tinggal empat, karena ketiga lainnya sudah dimusnahkan oleh Pemimpin Paviliun Bayangan Naga Abadi dan Pemilik Villa Hati Seribu Bintang.Setelah mereka merapat, pelataran utama dibuka. Tidak lama kemudian, seorang pria paruh baya melangkah dari balik istana utama. Sosoknya tegap, jubahnya berlapis ungu tua dengan sulaman kilat

  • Kultivator Inti Semesta   CH-521

    Setelah pasca serangan besar yang mengguncang Villa Hati Seribu Bintang, Xiao Tian memilih mengasingkan diri. Ia kembali ke kuil leluhur yang sunyi dan menjauhkan diri dari hiruk-pikuk pemulihan.Di sana, di bawah langit yang kembali tenang, ia memusatkan seluruh perhatiannya pada satu hal—teknik Murka Naga Ilahi.Hari-hari berlalu tanpa suara. Ia tenggelam dalam dunia teknik itu, menembus setiap batas, menyatu dengan amarah yang menjadi sumber kekuatan naga. Alam sekitarnya menghormati keheningan itu, seakan tahu bahwa di tempat itu, ada kekuatan yang tengah dikobarkan dari dasar jiwa.Namun, satu bulan kemudian, ketenangan itu pecah oleh kedatangan sosok yang tak asing.Pemilik Villa Hati Seribu Bintang melangkah masuk ke dalam pelataran kuil, membawa udara penting dan sedikit kegelisahan.“Teman muda Xiao Tian,” ucapnya perlahan, menghentikan langkah Xiao Tian yang baru saja menyelesaikan satu putaran tekniknya. “Ada perubahan besar untuk acara kompetisi generasi muda terkuat Klan

  • Kultivator Inti Semesta   CH-520

    Xiao Zhanfeng berdiri di tengah lantai hitam, tubuhnya tegap, napasnya perlahan kembali stabil. Namun, di balik ketenangan itu, ada kekacauan yang tersembunyi. Matanya menatap ke depan, tapi tidak fokus. Bukan karena kehilangan, bukan pula karena penyesalan, melainkan karena rasa sakit yang terus menggigit dari balik wajah tampannya.Dengan satu gerakan tangan, ia membentuk segel khusus. Segel itu berpendar merah darah, seperti pola kutukan kuno yang ditulis dengan darah binatang suci.Wajah itu berubah.Bukan perubahan biasa, bukan teknik ilusi.Retakan-retakan samar muncul di kulit wajah yang tampan itu, lalu bergeser perlahan, membuka lapisan palsu dan memperlihatkan kebenaran mengerikan yang tersembunyi di baliknya.Kulit wajahnya busuk, gelap seperti arang terbakar. Luka bakar menjalar dari pelipis hingga dagu, mengelupas seperti kulit mati yang membatu. Dagingnya terlihat seperti meleleh, menghitam dan berdenyut lembut, seolah setiap helai jaringan di dalamnya menyimpan dendam y

  • Kultivator Inti Semesta   CH-519

    Walaupun bencana telah berakhir, riak dari pertarungan tadi membuat banyak kehancuran. Langit belum sepenuhnya kembali jernih, dan aroma kehancuran masih menggantung tipis di udara. Villa Hati Seribu Bintang yang dulunya megah dan bersinar kini dipenuhi debu dan reruntuhan.Gunung-gunung penjaga di sekeliling villa hancur sebagian. Banyak gedung mewah runtuh, menjadi puing-puing tak berbentuk. Namun, tidak ada tangisan. Tidak ada ratapan. Orang-orang Villa Hati Seribu Bintang bergerak cepat, bergotong royong merapikan kekacauan.Tetua-tetua bergerak cepat menegakkan kembali formasi pelindung darurat, sementara para murid inti mengangkat tubuh-tubuh terluka dan memindahkan reruntuhan. Langit dipenuhi suara perintah, langkah kaki, dan gemuruh dari batu-batu besar yang dipindahkan.Ketika mereka masih sibuk menata kembali Villa Hati Seribu Bintang, Xiao Tian berdiri di salah satu puncak bangunan yang separuhnya telah hancur. Matanya memandang ke langit yang perlahan memulihkan diri. Tapi

  • Kultivator Inti Semesta   CH-518

    Semua orang menyaksikan sebuah naga biru gelap melingkar di udara. Lingkaran energi itu meluas perlahan seperti pusaran tak berujung. Dari tengah pusaran itu, muncul wujud seekor naga biru gelap. Ketika naga biru gelap itu muncul, tekanan dari puluhan gunung raksasa itu menghilang sepenuhnya. Seolah waktu sendiri terhenti untuk memberi jalan pada kehadiran naga itu. Tidak ada lagi yang bergerak. Gunung-gunung itu diam di udara, tidak bergeming sedikit pun. Bahkan suara pun ikut menghilang. Semua seperti dibekukan. Tidak hanya gunung-gunung raksasa yang berhenti tertahan. Tapi seluruh alam berhenti. Aliran dimensi tidak mengalir, denyut waktu terdiam. Detak jantung para Tetua, para murid, dan bahkan musuh-musuh mereka terasa melambat. RHOOAAR!!! BOOM!!! Naga biru gelap itu membuka mulutnya. Dari dalam kerongkongan raksasanya, muncul gelombang sonik tak terlihat, tapi daya rusaknya mutlak. Gelombang itu melesat ke langit, menyentuh puluhan gunung yang telah membeku di udara.

  • Kultivator Inti Semesta   CH-517

    Pemimpin Paviliun Bayangan Naga Abadi membentuk segel tangan. Telapak tangannya menciptakan lingkaran rumit dari simbol ilahi. Kemudian, energi ilahi yang sangat padat meletus dari tubuhnya, memancar naik ke langit. RHOOAAR!!! RHOOAAR!!! Muncul sembilan naga raksasa lain. Tubuh mereka berlapis sisik perak dengan aliran energi yang mengalir seperti sungai petir. Naga-naga itu melesat menyerang dari berbagai arah, menerobos dimensi untuk menyergap dua puluh tubuh Dewa Darma. Namun, saat masih berenang di udara, pemimpin kelompok itu mendengus dingin. Suara dengusannya memantul di segala penjuru. “Kamu pikir bisa mengalahkan ku dengan serangan ini? Hahaha, mimpi fantasi. Walaupun sembilan belas tubuh Dewa Darma lainnya adalah Klon, kekuatan mereka bukan kloning!” Tubuh-tubuh Dewa Darma raksasa itu menghilang sekejap, seperti menguap dari pandangan. Saat mereka muncul kembali, posisi mereka sudah berubah. Mereka telah berada tepat di belakang naga-naga itu. Tanpa memberi waktu bere

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status