Beranda / Romansa / Kunikmati Suami Mendua / Bab 6 Berencana Menikah

Share

Bab 6 Berencana Menikah

Penulis: Silla Defaline
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-14 23:15:05

Huuuuuh kenapa ya tiba-tiba Mas Gavin jadi sangat sensitif siang ini. Oooh Aku belum mengecek ponsel. Siapa Tahu ada problem dengan si Alwa kesayanganbya, Terkait kerja samaku dengannya tadi siang. Ya aku harus  cepat bertindak, siapa tahu menyangkut diriku. 

     

Kubuka aplikasi chat mereka. Setelah kubuka, ternyata benar dugaanku. Perempuan itu ternyata merengek-rengek minta tambahan jatah pada suamiku. Hehe tapi tak apalah. Yang penting Aku dapat menikmati uangnya. 

     

"Pokoknya Aku tidak mau tahu Mas. Aku mau tambahan dua juta lagi. Uang kemaren sudah habis terpakai buat pengobatan ibuku.  Katanya Mas sayang ke Alwa. Masa uang segitu saja pelitnya minta ampun."

     

"Bukan begitu, Alwa. Mas ini lagi ngumpulin duit buat  dp mobil. Kan malu Mas terus pake mobil butut itu. Lagian Ibumu sakit apa sayang. Kok nggak bilang ke Mas sih. Kan Mas juga pengen jenguk calon mertua."

     

"Bukannya nggak mau ngajak Mas ke sana. Kalau Mas kesana apa tanggapan Ibu ke Alwa? Bisa-bisa ribet dah. Ibuku orangnya cerewet minta ampun. Kapan kasih ceramah pasti bawa-bawa nama Ferdi sialan itu. Pokoknya tambahin ajah uang ke Aku Mas. Penting.!."

     

"Emang si Ferdi nggak ngirimin kamu uang?."

     

"Uang dari mana. Kamu kan tahu Mas Ferdi itu nggak pernah peduliin Aku. Nggak kayak kamu yang selalu ada buat Aku."

     

"Kasian juga ya kamu sayang.  Nanti Mas kirimin deh. Nggak tega juga biarin kamu terlantar. Pengen rasanya Mas nikahin kamu cepat-cepat."

     

"Nah gitukan enak dengernya. Makanya Aku bisa makin sayang ke Mas. Ngomong-ngomong Aku juga mau jadi istri Mas Gavin. Tapi bagai mana caranya?"

     

"Cerein saja si Ferdi itu. Bukankah dia tidak pernah memberimu nafkah, itu bisa kamu jadikan alasan di gugat cerai Alwa. Soal biaya perceraianmu biar Mas yang tanggung jawab."

     

"Iya ya Mas. Ide bagus. Tapi sayang, sekarang sepertinya Aku harus lebih fokus ke kesehatan ibuku. Nanti setelah ibuku  dari sakitnya, maka baru Aku bisa melakukan gugat cerai."

     

"Lalu istri Mas bagaimana?"

     

"Itu soal mudah sayang. Dia di sini cuma numpang. Rumah ini Mas beli pakai uang dari jerih payah Mas sendiri. Sedangkan dia itu kerjaannya cuma diam ongkang-angking kaki di rumah ini.  Tinggal makan, minum sesuka hati. Itu masih untung Mas mau membiayai hidupnya yang tak berguna itu."

     

Airmata yang kutahan akhirnya menetes juga membaca kata-kata Mas Gavin. Artinya peranku selama ini nol besar. Dia pikir kerjaanku di rumah ini sesantai duduk di kedai kopi.

     

Oooh kalian mau menikah?. Memang sepantasnya kalian itu menikah. Karena sifat kalian sama. Sebenarnya pintar juga perempuan itu berbohong. Sama pintarnya dengan Mas Gavin. Bisa-bisanya dia beralasan ibunya sedang sakit. Hahahaaa teruslah kalian berbohong dan mengkhianat. Yang penting rupiah mengalir tabunganku. Aku akan terus memantau sepak terjang kalian. 

     

Dengan uang dari perempuan itu, tepatnya dari suamiku sendiri, maka Aku tidak terlalu pusing lagi untuk menutupi keuangan rumah tangga kami. Sedangkan sisanya tetap Aku tabung untuk keperluan yang akan datang. Aku sadar betul, Aku memiliki tiga anak yang akan terus beranjak remaja. Aku tidak mau berfoya-foya. Sedangkan bisnis online ku semakin berkembang. Aku semakin sibuk mengurus orderan. Beruntung kedua putriku mengerti keadaan. Mereka rajin membantu tanpa minta di upah. Dengan begitu secara tidak langsung mereka belajar berbisnis. Aku ingin mereka menjadi anak-anak yang mandiri. 

     

Aku harus menyiapkan diri melepaskan diri dari Gavin. Tidak menutup kemungkinan, dalam waktu dekat dia akan menceraikan Aku. Untuk menikahi Alwa. Kalaupun dia tidak menceraikan Aku, maka Akulah yang akan menggugatnya. Sudah cukup selama ini dia menganggapku hanyalah seorang babu gratis di rumahku sendiri. Ku letakkan hpku kembali ke tempat yang aman.

     

"Vinaaaaaa!"

     

Terdengar suara Mas Gavin memanggil dengan suara terdengar di seluruh ruangan. Sampai-sampai Praskaku terbangun. Kuraih tubuh imutnya lalu mengikuti asal suara Mas Gavin tadi.

     

"Ada apa Mas? Kok pake teriak-teriak. Kan Praska ikut terbangun nih."

     

"Hei malah pake menasehati lagi. Lagakmu ya. Coba lihat itu apaaa?"

     

Kulirik sesuatu yang di tujuk oleh Mas Gavin. Seonggok muntahan kucing di lantai dapur. Ini ulah si Manis. Kucing kesayanganku.

     

"Astaga Mas, ini pasti baru saja si Manis muntah. Maaf ya Mas adek baru lihat."

     

Buru-buru ku ambil kain lap dan pengepel. 

"Kamu itu ya dek diam di rumah, keadaan rumah di perhatikan jangan pura-pura tidak tahu. Masa kotoran kucing saja sampai tidak lihat. Bikin selera makan hilang. Sadar diri dong kamu."

     

Degh.... Jantungku berdetak mendengar penuturan Mas Gavin. 

     

"Sadar diri bagaimana maksud Mas?"

     

"Ya sadar dirilah, pake nanya lagi. Diam di rumah, kerjanya ya urusi rumah. Bikin hati suami senang!, Rumah dibersihkan! Udah di suruh di rumah saja malah kerjanya cuma ongkang-angking kaki. Badan melar nggak tahu bentuknya lagi bagaimana. Bagaimana mau nyenengin hati suami. Menyesal Aku kasih uang setiap bulan ke kamu kalau hasilnya seperti ini."

     

"Istighfar Mas. Ini cuma gara-gara kotoran kucing. Tidak usah di besar-besarkan. Adek minta maaf."

     

"Maaf, maaf, maaf... kata maaf saja tidak bisa mengubah keadaan. Pusing saya di rumah ini."

     

Bergegas Mas Gavin ke kamar mengambil jaket, dan mengeluarkan mobil. Lalu berlalu entah kemana dalam keadaan marah. Entahlah, mengapa tiba-tiba dia bisa berubah begitu drastis. Ah bodoh amat.. bisa gila saya kalau terus-terusan dipikirin. Mau tidak pulang sekalian silahkan. Mending nggak ada kamu di rumah ini. Supaya otak menjadi tenang.

     

     

     

     

     

     

     

     

     

      

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kunikmati Suami Mendua   Bab 44 Akhir Cerita

    Bab 44 Akhir Cerita Aku dan Ferdi teramat khawatir dengan keadaan Papaku. Ibu tega merencanakan sesuatu yang buruk padanya. Kuharap pihak yang berwajib segera mengambil tindakan tegas, karena bukti rekaman suara Ibu sambungku sangat kuat. Keselamatan ayahku berada dalam ancaman sekarang. Oh ya kami belum menyampaikan kabar kepulanganku pada Ayah. Tapi sebelum kami berniat menghubungi Ayah, Derrrttttt..... Drrrrttt.... Ponsel Ferdi bergetar, dengan cepat dia mengecek siapa yang menelpon. "Nah ini Papa yang nelpon." Baru saja mau di hubungi malah beliau nelpon duluan. Panggilan langsung di jawab dan di loudspeaker.

  • Kunikmati Suami Mendua   Bab 43 POV Tante Ara

    Part 43 POV Tante Ara "Pa, Mama kasihan sekali melihat cucu-cucu kita tadi. Tidak tega, mereka sangat sedih karena kepergian Ibu mereka." Berusaha Aku menarik perhatian suamiku. Berusaha untuk seolah-olah bersimpati dengan bencana yang menimpa mereka. Padahal dalam hatiku berkata "rasain". "Iya benar, Ma. Kasihan melihat keadaan mereka yang selalu murung. Apa lebih baik kita saja yang merawat mereka, Ma?" Pendapatnya sungguh membuatku tertawa. Siapa juga yang mau mengasuh anak yang masih kecil seperti Praska. Tapi demi mencapai tujuan terpsksa Aku berpura-pura untuk menerima pendapatnya. "Itulah yang mama pikirkan tadi, Pa. Kemarin sebelum kita pulang, tanpa sepengetahuan Papa, Mama telah berusaha membujuk anak-a

  • Kunikmati Suami Mendua   Bab 42 Gagal

    Bab 42 Gagal Hingga pada suatu hari kami kedatangan 2 orang tamu yang ngaku-ngaku sahabatnya Vina. Satu diantaranya menggunakan masker, tapi maklum sekarang kan masih masa pandemi.. Tidak perlu menaruh kecurigaan sedikitpun dengan kedua wanita tersebut. "Saya turut merasa kehilangan. Kalau boleh tahu, apakah Mbak menyaksikan mobil Vina terbakar waktu itu?" Salah seorang dari mereka bertanya padaku .Aku tetap dengan pendirian berusaha untuk meyakinkan orang-orang bahwa Vina memang telah mati. Semua orang telah mempercayai semua keterangan yang kuberikan. "Ya,,, saya jelas-jelas melihat keberadaannya yang sedang memegang setir mobil dan terjepit tidak bisa keluar, karena mobilnya menabrak pohon. Dan pohon itu juga ikut terbakar karena ledakan mobil Vina." Dengan lantan

  • Kunikmati Suami Mendua   Bab 41 Perjuangan Untuk Mendapatkannya Kembali

    Bab 41 Perjuangan Untuk Mendapatkannya Kembali Hatiku lega akhirnya niatku untuk menghabisi Wanita itu telah tercapai. Tinggal sekarang Aku berusaha bagaimana cara agar Ferdi mau kembali padaku. Berbagai cara akan kulakukan untuk mendapatkannya kembali. Bukankah dulu dia sangat mencintai ku kan? Aku yakin dia masih menyimpan perasaan itu. Setiap hari aku menyempatkan untuk datang kepadanya untuk menemani masa masa berkabung. Semua orang telah menganggap Vina telah mati. Dalam hati aku bersyukur. Sekarang Tante Ara masih berpikir bagaimana cara menyingkirkan suaminya. Ambisi perempuan paruh baya itu begitu besar. Kalau dia pandai mengatur strategi perencanaan, maka bisa dipastikan dia akanb mm menguasai semua aset suaminya. "Ba

  • Kunikmati Suami Mendua   Bab 40 Step Pertama Berhasil

    Bab 40 Step Pertama Berhasil Sore ini aku berniat untuk menjalankan rencana kami. Beberapa orang suruhan Tante Ara telah siap. salah seorang yang ku suruh untuk mengamati keadaan Vina, mengatakan wanita itu masih ada di kantor. sebelum terlambat aku mengambil ponsel sebisa mungkin ku buat suara yang berbeda. "Buuu Aku kecelakaan di jalan Seruni Bu tolooooong. Ini Aku ciyaa." Aku buat seolah-olah aku sedang menangis dan sedang dalam keadaan bahaya. Aku harap suaraku bisa mengecoh nya. Dugaanku benar Vina terdengar sangat khawatir. Dalam hati Aku bersyukur, mudah-mudahan niat ini bisa terwujud. Sengaja Aku mengaku sebagai Ciya, yang sedang dalam bahaya di jalan seruni. Karena aku berencana menjalankan rencana di sana. Lokas

  • Kunikmati Suami Mendua   Bab 39 Aku Ingin Suamiku Kembali

    Part 39 Aku Ingin Suamiku Kembali Hari itu aku terbaring di rumah sakit. Aku menahan sakit yang teramat sangat. aku sangat sial mengapa penyakit ini menggerogotiku. Penyakit kelamin yang baunya sangat menyengat. Ini pasti gara-gara pelangganku yang berasal dari India dulu. Percuma bayaran mahal, tahu-tahunya penyakitan. Gara-gara diatidak ada yang mau menjengukku. Bahkan Ibu saja terkadang malas untuk sekedar dekat-dekat. Ketika aku sedang meringis sering menahan kesakitan, aku kedatangan seorang pembezuk yang aku tidak tahu namanya. Setelah dia menjelaskan, alangkah terkejutnya aku ketika dia mengatakan bahwa dia adalah mantan istrinya Gavin. Kuperhatikan tampangnya dari kepala sampai ujung kaki. Wanita ini elegan, tidak seperti yang Gavin katakan. Selama ini Gavin mengata

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status