Share

Bab 8

Lawan merangsek maju. Pedangnya membelah udara laksana busur panah. Ujung pedang yang tajam mengarah tepat ke jantung Kuranji.

Kuranji berkelit dengan mencondongkan badan ke belakang. Mata pedang lawan menebas udara kosong, hanya beberapa senti di atas badan Kuranji. Sebuah tebasan kini mengarah ke kaki Kuranji. Kuranji melompat.

Selama beberapa waktu Kuranji hanya terus bertahan, membuat lawan merasa diremehkan.

“Pengecut! Lawan aku! Jangan terus menghindar!”

“Baik. Kau yang minta.”

Swuush!

Embusan angin mengiring helaian daun yang meluncur deras dari genggaman Kuranji. Seketika lawan sibuk memapas daun-daun yang telah menjelma bagai helaian timah itu.

Sehelai daun berhasil menggores lengan kanan atas lawan. Tatapan matanya berkilat marah. Ia tidak terima Kuranji berhasil melukainya hanya dengan sehelai daun.

“Keluarkan pedangmu, Pengecut!”

“Tidak perlu!”

Kuranji tidak akan pernah menggunakan pedangnya jika tidak terpaksa.

Penolakan Kuranji semakin membakar kemarahan di dad
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status