Share

Bab 9

Author: Hanata
Claire dibawa ke rumah sakit oleh pegawai toko perhiasan dan kebetulan, itu adalah rumah sakit tempat dia pernah bekerja. Kakinya terluka, jadi dia dirawat di bagian ortopedi yang sama seperti Julian dulu. Di sanalah dia bertemu kembali dengan mantan mentornya, Dokter Farhan.

Setelah lukanya dibalut dengan baik, Farhan bertanya dengan khawatir, "Bagaimana rasanya sekarang? Masih sakit? Suamimu ke mana? Kamu dirawat di rumah sakit tapi dia nggak temani?"

Claire tersenyum kikuk. "Nggak apa-apa, Guru. Aku bisa jaga diri sendiri."

Farhan langsung memahami. Menikah dengan keluarga kaya memang terdengar mewah, tapi kegetirannya hanya bisa dirasakan oleh orang yang menjalaninya.

Dia menepuk bahu Claire dengan lembut dan menenangkan, "Nggak apa-apa. Kalau memang harus mulai dari awal lagi, kembalilah ke rumah sakit ini. Tempat ini akan selalu menyambutmu."

Hati Claire terasa hangat. "Terima kasih, Guru. Aku sudah terlalu lama menjauh dari dunia medis. Tapi kalau nanti aku bisa mengejar lagi, aku pasti akan kembali."

Farhan mengangguk puas. "Kamu punya niat seperti itu saja sudah bagus. Jadi dokter memang harus terus mengasah diri."

"Oh iya, kamu mungkin belum tahu. Penyakit ibumu yang dulu itu, sekarang sudah ada cara pengobatannya. Kalau saja ibumu bisa bertahan beberapa tahun lagi, kamu nggak harus menanggung semuanya sendirian seperti sekarang."

Claire tertegun cukup lama sebelum akhirnya berkata, "Guru, maksudmu ... dengan kondisi medis saat itu, penyakit ibuku memang belum bisa disembuhkan?"

"Iya. Bukankah waktu itu aku sudah bilang? Dari waktu penyakitnya muncul sampai akhir hayat, paling lama hanya tiga bulan."

"Oh, aku ingat sekarang. Waktu itu aku bukan ngomong ke kamu, tapi ngomong ke seorang wanita. Katanya dia keluargamu. Dia takut kamu nggak bisa menerimanya, jadi dia akan sampaikan dengan lebih halus."

Seketika, pikiran Claire langsung menjadi syok.

Dia tidak punya kerabat lain. Satu-satunya kemungkinan wanita yang muncul di rumah sakit waktu itu adalah Lorraine.

Dia sudah tahu bahwa penyakit ibu Claire tidak bisa disembuhkan, tapi tetap menawarkan 10 miliar sebagai biaya pengobatan ibunya. Dengan demikian, dia bisa menukarkan kebebasan Claire agar tetap tinggal di sisi Julian.

Kepergian ibunya memang sudah berada dalam perkiraan Lorraine. Sementara Claire, karena terharu atas bantuan yang diberikan Lorraine di saat paling sulit dalam hidupnya, memilih untuk tetap berada di sisi Julian.

Demi membangkitkan semangat putranya, Lorraine mengorbankan tiga tahun terbaik Claire. Tiga tahun penuh pengabdian dan ketulusan, yang pada akhirnya hanya berujung pada nasib seburuk ini.

Claire tidak sempat memperhatikan keterkejutan di wajah Farhan. Dia menutupi wajahnya dengan tangan, lalu menangis tersedu-sedu.

"Tiga tahun ... Tiga tahun hidupku yang seperti lelucon! Aku benar-benar bodoh, terlalu bodoh!"

Claire memukul dirinya sendiri seperti orang kehilangan akal, membuat Farhan panik. Akhirnya, dia terpaksa menyuntikkan obat penenang agar Claire bisa tertidur.

Setelah bangun, Claire tampak setenang boneka yang kehilangan jiwanya. Dengan kaki yang masih terluka, dia menyeret tubuhnya untuk mengurus surat keluar rumah sakit.

Begitu berbalik, dia melihat Julian tengah membantu Amber berjalan di koridor rumah sakit dengan penuh perhatian dan kasih sayang terpancar dari sorot matanya.

Claire tidak menoleh sedikit pun. Dia terus berjalan lurus, hingga berpapasan dengan mereka. Namun tepat saat itu, Julian mencengkeram bahunya. "Bisa-bisanya kamu berjalan melewati Amber begitu saja dengan tenang? Claire, minta maaf sama Amber!"

Menghadapi teriakan Julian, Claire hanya menggeleng pelan dengan tenang. "Aku nggak mendorongnya. Jadi, aku nggak akan minta maaf."

Mendengar itu, Amber langsung menangis tersedu-sedu. "Julian, jangan marahi Claire. Mungkin dia juga nggak sengaja ...."

Julian mendorong Claire ke dinding dengan kasar, matanya nyaris menyemburkan api amarah. Dengan suara penuh tekanan, dia menggertaknya, "Claire, kalau kamu nggak minta maaf sama Amber, jangan harap bisa pulang!"

"Kenapa kamu jadi nggak tahu diri begini? Aku ingin lihat, seorang perempuan tanpa rumah sepertimu, sampai kapan baru bisa sadar!"

Claire hanya tersenyum pahit.

Ternyata, Julian memang tahu bahwa Claire sudah tidak punya tempat untuk pulang. Namun, apakah dia juga tahu, bahwa semua itu adalah akibat dari dirinya sendiri?

Kali ini, Claire tidak lagi menangis lemah seperti dulu. Tatapannya pada Julian penuh dengan kebencian yang meluap-luap. Julian tertegun melihat mata Claire yang penuh dendam seperti itu. Dia belum pernah melihat sisi Claire yang seperti ini.

Dalam keterkejutannya, Claire tiba-tiba mendorong Julian dengan keras, lalu meninggalkan rumah sakit dengan langkah pincang.

Dengan tubuh penuh luka, dia memaksakan diri menuju bandara. Dia memilih untuk pergi meninggalkan kota ini untuk selamanya.

Sebelum berangkat, Claire mengirimkan surat cerai milik Julian lewat jasa ekspedisi.

Melihat nama yang pernah disebutnya ribuan kali di lembar pengiriman, kini hanya sebuah kalimat yang tersisa dalam benaknya. "Julian, selamat tinggal untuk selamanya."
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Kurawat Dengan Cinta, Dibalas Dengan Pengkhianatan   Bab 24

    Suara sirene ambulans memecah ketenangan kawasan vila malam itu. Claire berdiri di depan ruang operasi dengan seluruh tubuh yang berlumuran darah. Dia terdiam, seolah jiwanya tertinggal entah di mana.Beberapa jam kemudian, Farhan akhirnya keluar dari ruang operasi. "Nyawanya selamat, tapi kedua kakinya sudah nggak bisa diselamatkan."Detak jantung Claire menggema bagaikan guntur dalam dadanya. Dia bahkan lupa bagaimana cara bernapas.Keesokan harinya, Claire batal naik pesawat ke Swiss. Sebelum keberangkatan, Dalton meneleponnya. "Claire, apa pun keputusanmu ... aku akan menghormatinya."Tiga hari kemudian, Julian akhirnya sadar dari masa kritis.Begitu tahu bahwa kedua kakinya benar-benar lumpuh dan tidak bisa disembuhkan lagi, dia hanya menarik napas panjang beberapa kali, sebelum setetes air mata mengalir dari sudut matanya."Claire, dulu aku bisa berdiri lagi berkatmu. Sekarang, aku sudah mengembalikan kaki ini padamu."Mendengar itu, Claire terdiam lama. Dia tidak langsung menjaw

  • Kurawat Dengan Cinta, Dibalas Dengan Pengkhianatan   Bab 23

    Keesokan harinya, surat pemberitahuan resmi mengenai pencopotan Julian dari posisi Presdir Grup Westwood langsung dikirimkan ke seluruh perusahaan. Pada saat bersamaan, surat perjanjian cerai dari ayah Julian juga telah sampai ke tangan Lorraine.Meski kini menetap jauh di luar negeri, ayah Julian masih memiliki kendali penuh atas semua urusan keluarga dan perusahaan.Lorraine menelepon sambil menangis, mempertanyakan alasan perceraian dengan marah.Namun, suara di ujung sana terdengar sangat dingin. "Anak-anak yang baik-baik bisa kamu didik sampai begini rusaknya. Yang satu membutakan diri demi cinta, yang satu lagi emosional dan nggak tahu diri. Kamu masih berani menanyakan kenapa aku ingin cerai?""Selain itu, kalau waktu itu kamu nggak berbohong dan memanipulasi Claire, semuanya nggak akan jadi seperti sekarang.""Pihak Keluarga Wallace sudah memberi ultimatum. Kalau aku nggak bisa memberi penjelasan yang layak atas gangguan kalian terhadap Claire, kerja sama kita dengan mereka sel

  • Kurawat Dengan Cinta, Dibalas Dengan Pengkhianatan   Bab 22

    Setelah resmi menjalin hubungan, barulah Claire tahu bahwa Dalton ternyata berasal dari salah satu keluarga konglomerat paling berpengaruh di kota itu.Keluarga Wallace sudah lama tahu bahwa putra mereka memendam cinta bertahun-tahun pada Claire dan mereka pun sangat penasaran terhadap gadis yang telah merebut hati Dalton. Jadi, sang ibu memanfaatkan momen ulang tahunnya untuk mengundang Claire secara langsung.Pesta ulang tahun Keluarga Wallace digelar secara mewah dan meriah. Julian juga termasuk dalam daftar tamu undangan. Dia datang bersama Lorraine. Namun, mereka tidak menyadari bahwa ada seseorang yang diam-diam mengikuti dari belakang.Begitu pintu aula pesta dibuka, Claire muncul sambil menggandeng lengan Dalton. Pemandangan itu langsung menarik perhatian seluruh tamu undangan.Orang tua Dalton segera menyambut mereka dengan senyum hangat sambil memandangi Claire dengan penuh ketertarikan dan kepuasan.Potret kebersamaan keempat orang yang tampak bagaikan keluarga harmonis itu

  • Kurawat Dengan Cinta, Dibalas Dengan Pengkhianatan   Bab 21

    Mendengar tangisan histeris Claire, sorot mata Dalton pun dipenuhi oleh sorot kemarahan. Setelah mengantarkan Claire kembali ke hotel, Dalton langsung menuju ke bar dan berhasil menemukan Julian."Bajingan!" Tanpa ragu sedikit pun, Dalton melayangkan pukulan keras ke wajahnya.Julian yang tengah menenggak alkohol untuk melarikan diri dari kesedihan, tidak sempat bereaksi dan langsung terhuyung karena pukulan itu. Saat dia menoleh dan melihat Dalton, dia pun segera membalas serangan tersebut.Keduanya terlibat dalam perkelahian sengit. Orang-orang di sekitar mereka terkejut dan ketakutan, tidak ada satu pun yang berani menghentikan mereka.Karena pengaruh alkohol, refleks Julian tidak secepat biasanya. Tak butuh waktu lama, dia sudah terdesak di bawah Dalton. Dalton menghajarnya bertubi-tubi, menumpahkan seluruh amarahnya."Kamu pikir tindakanmu itu romantis, hah? Kamu tahu nggak? Kamu sudah menghancurkan Claire!""Dia bekerja keras sampai berhasil meraih gelar doktor dan operasi ini ad

  • Kurawat Dengan Cinta, Dibalas Dengan Pengkhianatan   Bab 20

    Pada hari dia resmi meraih gelar doktor, Claire menerima telepon dari tanah air.Farhan mengabari bahwa dia sedang menangani seorang pasien dalam kondisi kritis dan kasus tersebut sangat berkaitan dengan topik riset disertasi Claire. Dia berharap Claire bisa kembali ke dalam negeri untuk membantu operasi.Tanpa ragu sedikit pun, Claire langsung menyanggupi. Baginya, ini adalah kesempatan langka untuk menerapkan hasil penelitiannya ke dalam praktik nyata.Hari keberangkatan tiba. Saat Claire baru hendak masuk bandara, Dalton muncul sambil menarik koper."Itu ... aku baru ingat, sudah lama juga aku nggak pulang ke rumah. Kayaknya aku ikut kamu balik saja, ya."Claire tidak membongkar alasan sebenarnya. Dia tahu Dalton hanya khawatir Julian akan kembali mengusik dirinya.....Begitu Claire mendarat di bandara, Julian langsung mendapatkan kabar. Selama beberapa tahun terakhir, dia terus diam-diam memantau semua yang berkaitan dengan Claire.Namun karena kunjungannya ke Swiss waktu itu mela

  • Kurawat Dengan Cinta, Dibalas Dengan Pengkhianatan   Bab 19

    Julian membuka mulutnya tak percaya dengan apa yang dia dengar. Namun, tak ada satu kata pun yang sanggup dia ucapkan untuk membela diri. Dia benar-benar tidak tahu bahwa ibunya telah menipu Claire dan menggunakan cara kotor untuk memaksa Claire tetap berada di sisinya.Baru saat inilah dia sadar, permintaan maaf dan permohonan pengampunannya itu terlalu rapuh bila dibandingkan dengan luka yang pernah diderita Claire.Tanpa sadar, Julian dan keluarganya telah melukai hati Claire perlahan-lahan hingga mati rasa. Kini, Claire berbalik dan melangkah pergi. Julian bahkan tidak mampu mengucapkan sepatah kata pun untuk menahannya.Menatap punggung Claire yang semakin menjauh, Julian merasakan ada sesuatu dalam dirinya yang pelan-pelan menghilang dan rasanya tidak akan pernah kembali.Tanpa merasa putus asa, dia mengajukan pertanyaan yang terakhir, "Claire ... selama tiga tahun itu, apa kamu pernah mencintaiku? Meski cuma sedikit saja?"Langkah Claire terhenti.Dalam sekejap, kenangan akan pe

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status