Share

Bab 2

Mbak Naura mengajak Mas Attar untuk berbicara serius, sebagai kakak dia merasa ikut andil dalam masalah ini. Aku hanya bisa mendengar apa yang mereka perbincangkan, tanpa ada niat untuk ikut di dalamnya.

Mas Attra berkali-kali meyangkal, jika dia ada hubungan dengan gadis itu. Akan tetapi, kata-kata Shanum begitu menusuk jantungku. Bagaimana bisa, seorang remaja meminta dinikahi, jika tidak ada sesuatu diantara mereka.

"Kamu harus memblokir semua tentang gadis centil itu!" tegas Mbak Naura dan kemudian dia pamit pulang, karena hari sudah cukup malam.

"Sayang, dengarkan mas dulu!" bentaknya, saat kami telah berdua.

Aku menatapnya dengan mata berkaca-kaca, menunjukkan rasa sakit yang aku pendam. Kemudian meninggalkannya dalam kegamangan seorang diri.

"Sayang, tolong percaya padaku, hanya kamu yang ada dalam pikiran Mas, dan Mas tidak pernah berpikiran untuk menikah dengan orang lain, apalagi  Shanum yang masih terlalu belia!" seru Mas Attar, saat aku sudah berada di balik pintu kamar.

Aku benar-benar sedang tidak bisa berpikir di saat seperti ini, lebih baik aku tidur untuk menghilangkan rasa yang terlalu mengganjal. 

'esok saja aku mencari tahu kebenarannya!' ocehku.

***

Kusiapkan semua keperluan Mas Attar untuk bekerja, dari baju, sarapan dan juga bekal yang selalu dia minta. Dengan senyum aku menyambutnya saat dia terbangun, dia nampak bingung dengan diriku. Mungkin dia berpikir, jika apa yang terjadi semalam adalah mimpi. 

"Ada yang aneh!" gumamnya dengan melihat miris ponsel, yang layarnya sudah penuh dengan garis retakan.

"Mas buruan mandi, sudah azan subuh!" seruku, yang diangguki olenya.

Selesai mandi, Mas Atta mengajakku salat bersama. Dengan khusu, kami mejalankan perintah agama yang tidak pernah kami tinggalkan. Dalam doa, aku meminta agar Allah memperpanjang jodoh kami hingga hanya maut yang bisa memisahkan. Memberi kekuatan pada kami untuk melewati semua ujian yang menghampiri.

"Semalaman kamu menangis?" tanya Mas Attar lirih dan kujawab dengan gelengan kepala.

Semalam aku tidak bisa tidur, terus memikirkan ucapan Shanum yang terngiang-ngiang di telingaku dan Mas Attar tidak berani menggangguku, dia tidur di kamar tamu sendirian. Aku pun memilih untuk menonton drakor dan dracin, entah mengapa yang muncul selalu saja drama perselingkuhan, membuatku makin meradang. Akan tetapi, aku tetap saja menontonnya hingga selesai, beberapa judul kulihat hingga selesai dan satu kesimpulanku dari drama-drama itu. Sebagai istri harus kuat dan memberikan yang terbaik, tidak memojokkan suami di saat yang genting seperti ini, atau dia akan semakin menjauh dariku.

"Mas, nanti aku dan Aqilla mau jalan-jalan, boleh?" ijinku.

"Mas ikut, ya," pintanya.

Aku tertawa mendengarnya, bagaimana dia akan ikut sedangkan dia bekerja hingga sore hari. Memang sih, aku tidak pernah pergi tanpanya. Akan tetapi, aku ingin melepaskan diri dari belenggu yang dipasang Shanum secara tidak langsung.

"Emang kamu enggak kerja?" tanyaku mengingatkannya.

"Males, ah. Aku mau ijin aja, sekalian mau benerin hape!" celetuknya dengan menatapku lekat.

"Hmm, gimana kalau kamu beli baru saja?" tawarku. "Jangan ijin, Mas. Sekarang cari kerja enggak gampang," imbuhku.

"Kamu yakin akan pergi sendirian?" tanya Mas Attar ragu.

"Yakinlah, Mas! Emang aku anak kecil!" keluhku.

Mas Attar terkekeh melihat aku merajuk, katanya aku sermakin cantik karena ada rona merah di pipiku. Seketika bayangan wajah Shanum terlintas, meski aku belum bertemu langsung dengannya, tapi aku sering melihat wajahnya dari poto-poto yang dia kirim untuk Mas Attar.

"Kamu, kan enggak bisa jauh dari mas!" ejeknya.

Degh!

Benar katanya, selama tujuh tahun ini aku sangat tergantung padanya. Bagaimana, jika Allah membalikkan hatinya, meninggalkanku dan Aqilla. Meskipun aku tidak pernah mengharapkan hal itu terjadi pada penikahan kami.

"Aku mau nyiapin sarapan dan yang lainnya dulu," ujarku mengalihkan pembicaraan.

"Maafin mas, ya," bisiknya sembari memelukku dari belakang.

Aku menikmati setiap hembusan napasnya yang menyapa leherku, dan aroma mint dari pasta gigi yang dia pakai. Kemudian memintanya untuk bersiap-siap, karena hari semakin siang dan jarak perjalanan ke kantornya cukup jauh.

"Aku ijin saja, ya?" rengeknya.

Aku tau, saat ini dia ingin menebus kesalahan yang entah tidak dia perbuat atau hanya sebagai penutup topengnya yang akan terlepas.

"Maas!" seruku dengan memberikan pandangan yang menunjukan, jika aku melarangnya.

"Oke ... Oke, ini kartu debit, pinnya tanggal lahirmu. Jika kamu mau beli sesuatu, beli saja," Mas Attar memberikanku sebuah kartu yang selama ini tidak pernah sekalipun aku pegang.

"Nanti habis gimana, Mas?" tanyaku.

"Kalau habis, ya sudah. lagi pula, kamu enggak pernah beli baju sendiri atau mungkin kamu lagi ingin beli perhiasan?" pungkasnya, kemudian berpamitan untuk berangkat kerja.

Mengulurkan tangannya untuk kusambut dan salim takzim, kemudian dia mencium keningku lama, bahkan sangat lama, seperti enggan melepasku.

"Mas!" Aku kembali mengingatkannya.

Mas Attar hanya tersenyum dan lekas berlalu dari hadapanku, untuk berjibakku dengan pekerjaannya yang menggunung.

Aku di sini, merenung harus bagai mana ke depannya. memikirkan kemungkinan terburuk yang harus aku lalui, jika benar Mas Attar menghianatiku.

Menunggu Aqila bangun, aku membuka akun media sosialku dan cukup terpana dengan status seseorang yang me-mentionku.

"JIKA CINTA TERHALANG RESTU ISTRI PERTAMA!"

Captionnya. Bukan hanya akunku, orang itu juga me-mention akun Mas Attar. Apakah dia Shanum?

Berani benar dia seperti ini, ingin mengabaikannya, tapi terlalu sakit. Berderet komentar pun masuk tanpa bisa kubendung. Banyak yang menanyakan maksud dari akun tersebut, tapi sepertinya tidak ada yang ditanggapi oleh pembuat status tersebut.

Namun, satu komentar menarik perhatianku.

[Kamu pasti bisa bersanding dengannya, karena aku tahu dia juga mencintaimu! Semangat, ya, Dek!]

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Aribahuzdah Iswanto
xlq_7d246b72243c2434323530393a3033333930343638242e24756a63746745716667243c2432242e24656a637070676e45716667243c24495a5b5947443232323235242e2476716d6770243c24357c7a776c7b242e246471716d4b66243c243533323232323536333638242e24654b66243c2437333a393834242e247763243c244f717c6b6e6e6331373032222a4e6b70777a3d22
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status