Share

Bab 55

"Kenapa kamu mendekati bujangan, bukannya lebih cocok dengan seorang duda?" tanyanya dengan wajah serius.

"Sudah ... sudah, kenapa jadi kayak gini, sih. Mutiara, ayo kita pulang, Mama kamu pasti nyariin kamu yang pergi tanpa pamit," Tante Rumi seakan-akan mengalihkan pembicaraan.

Gadis itu mencebik kesal dan menghentakkan kakinya, kemudian keluar dari ruang rawat dengan menggerutu. Tante Rumi mengatakan padaku untuk menjaga Hilman sebentar, karena dia dan suaminya akan bertemu dengan orang tua Mutiara dan aku hanya bisa mengangguk pasrah.

"Nak, mama tinggal dulu, ya. Kalau ada apa-apa, langsung telepon!" ujar Tante Rumi berpamitan dengan anaknya dan hanya ditanggapi dengan anggukkan kepala.

"Yumna," sapa Hilman yang tersenyum padaku.

Aku membalas senyumnya, "Kamu sudah bangun? Mama dan papa kamu tadi mengantar Mutiara, nanti juga balik lagi katanya."

Aku duduk menjauh dari Hilman, enggan menimbulkan prasangka yang tidak-tidak. Memilih berkirim pesan dengan Mbak Naura yang kutahu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status