Share

Bab 79

"Maaf," Hanya kata itu yang terlontar dari mulutku.

Hilman tidak menjawaabku, dia menenggelamkan kepalanya ke dalam pangkuanku. Rasanya, aku sudah tidak adil padanya, dia selalu menerima segala kesulitan karena diriku. Akan tetapi aku belum bisa menerima dirinya seutuhnya.

"Jangan menangis, aku tidak suka melihatmu seperti itu. Hanya senyum yang boleh kamu tampilkan di wajaahmu yang semakin cantik," ujarnya yang membuatku tersipu.

"Terima kasih, Man. Kamu selalu saja membuatku tersenyum," ucapku tulus.

"Siapa, Man?" tanya Hilman dengan wajah cengoknya.

Aku memukul lengannya, karena baru menyadari apa yang dia inginkan. Kemudian memberanikan diri mengusap keningnya yang berkerinat, karena kamar ini cukup hangat. Tidak ada kipas atau pun AC di sini, menghindari tagihan listrik yang menggila.

"Aku di sini sangat kegerahan, Yumna. Bolehkan aku memasang AC?" tanya Hilman lirih.

Aku tidak menjawab, karena yang dipikirkan adalah orang tuanya yang memilih hidup sederhana. Meski aku pernah men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fatimah
makin seru ceritanya ini, tapi kok gak bisa di buka ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status