Share

Malam panjang

Penulis: Pramesti GC
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-21 18:14:27

Aku menunggu suami tercintaku bangun. Memasak semua makanan kesukaannya, memakai gaun terindah malam ini dan menyalakan lilin beraroma di setiap sudut ruangan.

Saat kulihat tubuh itu mengeliat bangun, Kupasang senyum termanis mendekatinya.

"Capek sekali mas? Sampai tertidur begitu lama?"

"Iyaa, jam berapa ini?" Mas Haris memijat pelipisnya sendiri.

"Sepuluh malam."

"Sepuluh? kau tak membangunkan aku Dina? lima jam lebih aku tertidur dan kau diam saja?"

"Lantas aku harus apa mas? Aku sudah coba membuatmu bangun, tapi kamu bilang 'Jangan ganggu aku' heem ?" Aku mencoba membela diri, meski aku ragu ini tak akan meredam rasa kesalnya padaku, tapi aku tetap berjalan dengan anggun kearahnya.

"Jangan konyol din, Kamu sedang apa ? Kenapa rumah begitu gelap?" Matanya menyisir ruang tengah rumah kami.

" Aku hanya ingin memberimu waktu spesial mas, sebelum kamu berangkat keluar kota." Ucapku manja dan berdiri di depany

Tak akan kubiarkan kamu menemui gundikmu itu mas!

Kupasang pose sepanas mungkin, dengan tubuh jenjangku, mudah untuk mengoda Mas Haris.

Mas Haris nampak tak berkedip, sesekali kulihat ia mengatur napasnya yang memburu, bahkan menelan salivanya sendiri. Jelas saja tergoda, aku dengan penampilan tak biasa, memperlihatkan lekuk tubuhku, dan sengaja kupilih gaun dengan belahan nyaris ke pangkal paha, tentu saja membuat mata murah Mas Haris seakan lepas dari tempurungnya.

Jika mala dengan tinggi hanya sebatas pundakku dan kaki pendeknya saja bisa membuatmu seperti cacing tersiram garam, bagaimana kamu tak tergoda denganku yang berdandan habis malam ini mas?

Mas Haris tersenyum, lalu berjalan mendekatiku, mencium bibirku lembut, lalu mengendongku duduk di atas meja.

"Dengar sayang, Mas sudah terlambat. Kamu tau, Mas harus bergegas pergi."

' Bergegas menemui Jalang itu mas?' ucapku dalam hati.

Kupasang wajah berkaca-kaca, menatapnya sendu, seolah aku berharap ia tak akan pergi.

"Mas bilang akan berangkat besok?" Kupukul dadanya pelan. Jika saja bisa, sudah kuhujamkan juga mata pisau di sana!

"Ia, tapi mas ada janji keluar sebentar bertemu teman." Mas Haris masih menatapku, tangannya sibuk mengusap punggungku.

Bila tak ada penghianatan ini, mungkin suasana ini bisa melukuhkan segala rasaku. Namun kali ini, rasa jijikku bahkan lebih besar mendominasi, membayangkan suamiku berbagi peluh dengan perempuan lain saja sudah membuatku mual.

"Kamu cantik sekali Dina..." Ucapnya lembut, lalu mendekapku.

"Mas, aku sudah masak untukmu, bisakah mas makan dulu? " Ucapku berusaha melepas dekapannya.

Mengurungkam niatnya ingin menyentuhku lebih dekat, Mas Haris memilih menuruti kataku duduk dikursi makan.

"Kau tidak makan?"

"Aku tak ingin lipstikku rusak sebelum memuaskanmu mas." Bisikku.

Aku tersenyum nakal padanya, dia tertawa dan melihatku tanpa kedipan. Aku sodorkan makanan kesukaanya, udang saus padang, cumi asam manis dan ayam bumbu kecap. Hah, semua terlihat nikmat, tentu saja dengan bumbu rahasiaku.

"Malam ini akan jadi malam panjang untukmu suamiku sayang" Ucapku dalam hati, dembari mengamati lelaki penghianat ini menikmati santapan malamnya.

"Ini enak sekali Din, kamu pandai sekali menyenangkan suami"

Aku hanya tersenyum menangapinya. Miris sekali, aku pandai menyenangkan Suami? hah, jika aku begitu pandai menyenangkan suami, kenapa masih saja mencari batu kali di luar sana, mas. Dasar laki-laki murahan! 

Selesai makan, kutarik Mas Haris menaiki tangga menuju kamar kami, di sana sudah kutata secantik mungkin, bunga mawar, lilin, spray mewah. Seperti malam pertama kami.

"Apa ini hari sepesial sayang?" Mas Haris bertanya sambil mengamati kamar kami.

"Spesial untukmu mas!" Aku mengusap dadanya perlahan. Dengan cepat Mas Haris menarikku ke atas ranjang, dia mendekat, meletakkan bibirnya dipundakku dan...

"TUUUTTTT! BRuuTuuttt.."

Bunyi 'BOM' dari Mas Haris terdengar nyaring.

"Dina, tunggu ya, mas ke kamar mandi sebentar."

Aku tersenyum memandang lelakiku berlari ke kamar mandi. Segera kubuka semua jendela, menyalakan AC agar gas racun ini segera keluar.

Apa begini bau kentut penghianat? Bangkai saja kalah menusuk!

Kukibas tanganku sendiri, menolak masuk racun ini ke paru-paruku. Bergegas aku berlari membuka pintu balkon, menghirup udara tanpa kontaminasi. Segarnya Tuhan !

Setelah kurasa aman, Segera saja aku menganti pakaian dengan baju tidur dan mengusap bibirku dengan tisu basah, menjijikan sekali membiarkan bibirnya menempel tadi. Dia membayangkan akan bercinta denganku? Jangan mimpi Ferguso!

Malam ini, jadi malam panjang untukmu seorang saja mas, aku memilih tidur dengan nyenyak!

Aku kemnbali membuka ponselku, melihat pesan yang sudah kuretas dari ponsel mas Haris sore tadi, tampak Mayang, ah... Mala, ah... jal*ng murah itu mengirim pesan beberapa kali. 

Aku tersenyum, mencari di mana Mas Haris meletakkan ponselnya dan mematikanya. 

"Maaf jal*ng kecil, lelaki murahku sedang bercinta dengan takdirnya di sini!" Ucapku pelan lalu keluar kamar. Sempat kudengar beberapa kali bunyi musik alam mas Haris dari dalam stereo Pribadinya. 

Aku berjalan cepat menuruni tangga dan menuju dapur, kubuang semua hidangan di atas meja makan lalu mencuci piring dengan cepat dan menganti hidangan yang sama dengan piring yang baru kucuci.

Aku duduk menikmati makananku, sambil sibuk melihat Video disalah satu aplikasi. Tak berapa  lama, korbanku turun dari tangga.

"Mas baik-baik saja?" Kupasang wajah khawatirku.

"Entah lah din, perutku tak nyaman" Dia terlihat lemas.

"Aku sudah buatkan minuman hangat untukmu mas." Aku beranjak mengambil secangkir teh hangat di meja dapur dan meletakkanya di depan mas Haris.

"Din, apa makanannya tidak bersih ya? Mas Sudah tiga kali buang air!" Mas Haris menyesap teh hangat buatanku.

Aku pasang wajah tak sukaku dan kembali duduk di kursi makan.

"Maksud mas, aku tidak membersihkannya sebelum dimasak?"

"Bukan, mungkin saja kamu salah memasukkan apa atau bagaimana?"

"Mas lihat, nih aku makan!" Ucapku sambil menjejelkan beberapa sendok makanan kemulutku. Aku mengunyahnya puas, memang masakanku nikmat, dan aku sangat lapar.

"Nanti kamu sakit perut juga din!"

"Mas mau bilang sakit perut gara-gara makananku? Baiklah, aku makan semua mas.

Kalau aku juga sakit perut, silahkan Mas marah, tapi kalau aku baik-baik saja, jangan minta lagi aku memasak unyukmu !"

Aku lanjutkan makanku sambil menahan tawa, sebab sebelum aku selesai bicara, Mas Haris sudah berlari lagi ke kamar mandi di bawah tangga. 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Arifrahman Muhamma
hahaha ............
goodnovel comment avatar
Tini Win
JD lh istri yg pintah Queen
goodnovel comment avatar
Gusniwati Arni
aku suka ....lanjutkan queen...hajar pengkhianat itu, ditunggu jatah jalangnya yaa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya   Berjuang hidup

    Sky yang melihat itu tersenyum, dia tau Banyu akan punya cara membawaanya pergi. Ya, Tali itu di ayun Terus agar ujungnya bisa mendekati Sky. beberapa kali ayunan membuat ujungnya lebih dekat ke arah Sky, dirinya mencoba meraih namun masih belum tergapai."Kamu harus lompat!" Teriak Banyu, dipa merasakan angin terlalu kuat sekarang."Lompat Sky!" Banyu merasakan ombak mulai tinggi menghantam"Kompat? sekarang?""Tahun depan, sekarang lah!" Ucap Banyu kesal, kapal terbakar itu mulai tenggelam dan Sky masih juga ragu untuk meninggalkan nya.Sky melihat air laut semakin dekat, jika dia gagal melopat, artinya takk ada lagi kesempatan, tali kapal tak cukup jika harus menyentuh lautan dan jangkar tak bisa di keluarkan dengan segera, sementara gulungan awan hitam mulai terlihat di atas mereka."Kenapa cuaca tiba-tiba berubah mbak?" Anik panik melihat badai akan segera datang."Tidak tiba-tiba, awan itu sudah bergelantung di atas kita sejak pagi hanya saja tidak sebesar ini.""Sky, lompat!" T

  • Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya   Tanpa batasan

    Kanaya begitu marah mendengar kabar pelarian Banyu, dia sudah berbuat banyak sejauh ini, namun justeru kebodohan demi kebodohan dia dengar."Tolol kalian semua!" Teriaknya kesal di ruang sunyi tempatnya bersembunyi.Panggilan dari Philip tak lagi di gubrisnya, Kanaya merasa semua sudah berakhir sekarang. "Aku benci pada Kalian semua!" Teriaknya lagi, bayang wajah Banyu semakin membuat hatinya tercabik dan nyeri.Mencoba perbikir jernih bagaimana dia akan menemui Banyu sekarang, Kanaya berjalan keluar ruangan, berusaha tersenyum pada beberapa orang staf nya di luar, Kanaya berjalan menuju lif."Ada apa lagi Naya?" Khan menarik tangan adiknya itu.Kanaya menatap Khan dengan kesal, berusaha melepaskan tangan kakaknya."Aku ada urusan.""Soal Banyu lagi?" Khan bertanya, setelah pertengkaran dengan adiknya tempo hari, Khan mencoba kembalu memberikan kesempatan."Bukan, aku harus pergi menemui temanku!" Ucapnya dingin lalu meninggalkan Khan di depan Lif.Kanaya turun ke lanti dasar, ingin

  • Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya   Bebas

    Banyu keluar lebih dulu ke dalam kabin, Rock masih terduduk di sana dengan mata hampir tak bisa terbuka lagi."Tidurlah, aku akan gantikan." Ucapnya pada Rock, lelaki itu berdiri dan berpindah posisi ke belakang, menyandarkan tubuhnya pada kursi yang lebih lega."Aku masih ada di jalur yang benar, kemudikan saja begitu, mungkin beberapa jam lagi kita sampai di darat." Ucap Rock dengan suara sedikit meracau.Banyu hanya tersenyum tipis menyadari kantuk menguasai sahabatnya itu. "Tidur saja di dalam, aku akan Pastika semua aman." Ucap Banyu lagi, namun Rock sudah tak mendengar, dengkurannya halus sudah menemani tidurnya yang lelap.Banyu kembali menatap ke laut, semalam benar-benar membuatnya ketakutan, matanya yang bening seolah menelisik arah mana dirinya dan yang lain datang semalam."Cari sesuatu?" Sky masuk degan semangkuk mie dalam sterofom, aromanya membuat perut banyu serasa meronta."Baru buat?" Tanya banyu."Ya, di belakang ada, air panas yang aku buat juga masih, bikin saja s

  • Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya   Menyelam Bersama Rindu

    "Kami ada di tempat semula, bergeser sedikit kearah barat."Suara Rock terdengar pada alat yang Dina pakai dalam baju selamnya.Bus... Bus...Suara peluru menembus air, mereka dapat melihat peluru-peluru itu membelah air membentuk gelembung-gelembung yang menjurus ke bawah.Dina memberi sinyal bahaya pada Rock, sementara Banyu membuat isyarat agar mereka berenang lebih dalam.Matikan lampuBanyu meminta dengan isyarat, Dina dan Anik mematikan lampu di tangan mereka.Ke bawah!Sky meunjuk arah bawah dan mereka bergandengan menjauhi peluru yang masih terus menerjang ke dalam air.Mereka menyelam menjauhi tembakan yang masih terdengar, semakin ke dalam menuju ke arah yang di rasa benar. Banyu menyalakan lampu merah di dalam air, mereka saling melihat untuk membaca isyarat selanjutnya.Kalian di mana?Rock kembali menghubungi dan mencari dimana sahabat-sahabat nya sekarang. Anik menyalakan sinyal yang ada di pinggangnya, lalu mencari di mana letak kapal mereka berhenti.Ke arah barat kali

  • Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya   Pelarian

    "Bagaimana kita bisa ke bawah? Lihat semua tempat penuh dengan pengawasan." Sky memperhatikan setiap tempat yang mereka lewati, namun tak satupun tempat sepi."Jika begitu kita harus turun." Banyu berbisik, mereka berhenti sebentar di atas sebuah lorong."Bagaimana bisa kita turun? Lantas dimana kita akan turun?" Sku masih tak mengerti apa yang Nanti rencanakan."Jika kita tak bisa mengelabuhi mereka, maka jadilah bagian dari mereka!" Ucap Banyu lalu berusaha membuka tutup lubang angin di bawahnya."Kamu benar!" Ucap Sky saat sadar bahwa ide Banyu mungkin bisa di gunakan membawa mereka ke ruang bawah.Mereka melompat turun, lalu bersembunyi di antara tepian lorong, Banyu sedikit lega sekarang, sebab semua cctv berada di bawah kendali teamnya.Sky berada di belakang Bantu, menyelinap di antara lorong dan tak lama empat lelaki keluar dari sebuah ruangan."Ada yang datang!" Ucap Sky bersembunyi dinujung lorong bersama Banyu. Empat orang itu berbatus rapi, dan dua di antaranya masuk ke ru

  • Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya   Pertaruhan hidup dan mati

    Dina menyelam lautan dingin, dia tau bisa saja nyawanya tak selamat malam ini, tugasnya bersama anik adalah masuk dari bawah kabin kapal. Banyu sudah memberikan koordinasi kapal tempatnya di tawan, Sky dan dirinya sudah bisa mengendalikan ruang kontrol kapal sejak kemarin.Anik dan Dina hanya bisa berkomunikasi dengan sandi cahaya, sandi yang sudah mereka pelajari selama perjalanan kemari. Tiba di dekat pintu bawah, Dina dan Anik berusaha meraih tangga besi di atasnya. Kapal itu berhenti di satu tempat jadi cukup aman berada tepat di ujung belakang kapal untuk bisa meraih tangga ke atas.Hup!Anik naik lebih dulu, dia melepas tabung oksigen di pijakan terakhir dan menalinya dengan erat, lalu menarik tubuh Dina naik lebih dulu. Dina Menik melewati Anik dan ikut melepaskan tabung oksigen nya lalu Anik menerimanya dengan sigap, ia menali lagi tabung itu tepat di sisi bawah tabung miliknya.Tanpa banyak bicara, mereka lalu naik mengikuti tangga yang membawa mereka ke pintu belakang kapal

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status