Share

17. Penantian Yang Tak Berujung

"Iya, kok sampai segitunya si Fatih ngotot mau ke temuan?" ucap Kaysha agak ketus.

"Maaf ya Nduk, mungkin yang ada diorang itu Fatih melihatnya seperti seorang ayah, jadi dia butuh kasih sayang darinya, Mbok tahu pintu hatimu nggak mau lagi menerima cinta, cuma si Mbok kasihan sama Fatih."

"Kay tidak ingin jatuh cinta lagi Mbok, sudah cukup masa lalu itu menjadi pelajaran yang berharga buat Kay," sahutnya.

"Di luar dia bilang nggak apa-apa tapi di dalam hati Fatih merindukan kasih sayang seorang ayah," ucap Mbok Darsi lagi.

"Saat ini Kay belum bisa, kita lihat saja ke depannya bagaimana?" sahutnya dengan tegas.

"Fatih, kita di sini saja ya gelar tikarnya lagian ada pohon besar ini enak adem," ucap Kaysha sambil mengatur semua barang yang di bawanya untuk piknik.

"Terserah Bunda saja!"

"Bun, boleh nggak telepon teman Fatih?" tanyanya dengan mengiba.

"Boleh sayang, sini biar Bunda yang tekan nomornya."

"Nggak usah Bun, Fatih bisa kok!"

Tut! Tut! Tut!

"Nada sambung, Bun!"

"Speaker saja
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status