"Aku setuju kau menikah siri dengan Gustav hanya sekadar membuat kehamilan itu menjadi halal dan anak yang lahir bukan sebagai anak haram, tetapi pernikahan itu tertutup hanya keluarga Gustav yang tahu, karena terus terang orangtuaku tidak tahu apa-apa tentang hal ini. Mereka juga berharap sekali aku hamil dan melahirkan sehingga mereka bisa punya cucu pewaris. Apakah kau sudah pernah bertemu Gustav?"Nia menggeleng. Selama hampir tiga bulan sama sekali ia tidak pernah melihat wujud bos besar bernama Gustav. Adell tersenyum mengangguk. "Gustav lebih banyak di Kanada. Selain karena tengah menyelesaikan program doktor. Bayangkan untuk apa ia sekolah tinggi-tinggi jika harta kekayaan orangtuanya sanggup membeli pulau-pulau indah? Nah, kau tahu kan seperti apa pernikahan kami? aku dan Gustav hanya boneka mainan orangtua kami, hanya agar perusahaan mereka bertambah besar. Harta kekayaan orangtuaku juga tak kalah banyak dengan aset keluarga Gustav. Untuk itulah kami dinikahkan agar harta i
"Aku masih di apart, Bun. Sudah beres studiku di Kanada. Malam aku baru ke airport agar besok pagi bisa sampai di Indonesia. Minta makanan kesukaanku ya! rendang dan opor ayam. Bosan aku makan masakan bule melulu.""Ingat ya! Bunda minta cucu. Ini ada Adell, kau bicara dulu dengan istrimu.""Hai Gus, apa kabar? Aku dan Bunda punya kado istimewa untukmu. Cepat pulang ya!"Terdengar tawa renyah dari seberang membuat Nia membayangkan sosok pria tinggi besar yang ramah. Suara yang terdengar memang ramah dan intelek dengan nada yang terjaga. "Nah kita harus bersiap-siap. Nia tidak perlu lagi bekerja mulai hari ini kau akan bersiap-siap menjadi ibu pengganti. Besok ibu akan bicara dengan Gustav, ia belum tahu rencana ini. Lusa mungkin baru Bunda panggilkan penghulu untuk menikahkan kalian di rumah ini. Adell tidak apa-apa bukan?""Tenang, Bun. Adell nggak apa-apa kok! Adell minta maaf justru buat Bunda repot begini sampai harus cari ibu pengganti. Makasih ya Nia, sudah mau jadi ibu penggan
Seketika saja suasana rumah menjadi ramai. Semua pengurus rumah tangga menghampiri tuan muda mereka mengucapkan selamat. kembali dan memberi salam hormat. Gustav menyambut salam pengurus rumah tangga dengan ramah seraya membagikan lembaran dolar untuk jajan. "Wah, bukan tak cinta rupiah, tapi aku lupa ke money changer tadi. Buat jajan ya," ujarnya ramah. Nia juga mendengar keriuhan di rumah utama karena para pengurus serentak menyambut tuan Gustav itu. Ia tahu diri, tak memperlihatkan diri karena menurut bunda, Gustav sama sekali tidak tahu rencana ibu pengganti. Apakah ia bisa nanti memberikan cucu untuk bunda?""Hai, Adell tumben ada di rumah? jangan bilang kau kangen padaku ya?" Adell menumbuk pundak Gustav dengan gemas. Mereka memang lebih tepat sebagai kakak adik, apalagi memang sejak kecil orang tua mereka selalu menjodoh-jodohkan mereka. Setelah acara kangen-kangenan, Bunda langsung menarik tangan Gustav dan Adell ke ruang perpustakaan yang kedap suara. "Ada apa, Bun? ngom
Gustav menjewer Adell dengan gemas. Bisikan Adell sempat didengar Nia yang hanya sanggup menundukkan kepala malu. Ketika semua sudah selesai. Bunda menghampiri putranya. "Nak, Bunda tunggu hasilnya ya. Beri Bunda cucu segera."Adell tertawa terbahak-bahak mendengar pesan mertuanya. Rasanya bebannya hilang dan sudah dipindahkan ke pundak Nia untuk memberikan seorang cucu. Beban yang sangat berat harus hamil dan melahirkan, membayangkan saja Adell tak mau apalagi mengalaminya. Kini hanya tinggal Gustav dan Nia di paviliun itu. paviliun yang lebih tepat seperti rumah mungil karena semua ruangan untuk sebuah rumah tersedia. "Hai, maaf ya Bundaku dan Adell harus buat seperti ini."Nia menatap wajah Gustav yang kini telah resmi menjadi suaminya. Ternyata Pria itu tampan dan berkharisma. Tubuhnya tinggi dengan pundak dan rahang yang macho. Semalam, Adell telah mengirim tutorial kama sutra dan meminta Nia untuk mempraktikkan bersama Gus. "Aku ijin mandi dulu ya." lirih Nia menghampiri Gu
"Maaf ya jika aku meminta berlebihan. Kau enak sekali. Vaginamu kencang dan duh aku ketagihan. Janji ya, kau jangan pergi kemana-mana. Disini saja, atau aku akan membuatkan rumah besar untukmu."Nia tersenyum mendengar celotehan Gustav, ia tak ingin membahas perjanjian sewa rahim antara bunda dan Adell. Gustav tak perlu tahu, ia juga cukup tahu diri karena pernah mengatakan tak akan menuntut apa-apa. Begitu cucu yang diinginkan bunda lahir, Nia akan pergi dari kehidupan Gustav. Sebagai istri pengganti, Nia cukup tahu diri. Ia tak ingin terlalu banyak menuntut. Melihat perkembangan kesehatan ibunya tiap hari saja membuat hatinya hangat. Sebulan kemudian sepertinya impian bunda Gustav tercapai. Nia mulai morning sickness, muntah-muntah di pagi hari dan mual jika melihat susu. Ia hanya ingin dipeluk Gustav, tentu saja Gus sangat senang. Kepulangan ke Indonesia justru ia lebih banyak menghabiskan waktu bersama Nia. Wajah bunda tak terperikan girangnya saat dokter keluarga mengecek kes
Dua hari lagi menjelang melahirkan, bunda membujuk Nia untuk operasi saja khawatir riskan melahirkan normal mengingat perut Nia yang besarnya di atas normal. "Bisa, Bunda. Nia usahakan normal. Nia suka baca-baca buku ibu dan bayi, katanya lebih baik normal agar pemulihan cepat dan lebih bonding antara ibu dan anak."Adell sudah bersiap di ruang perawatan VVIP berjaga-jaga apabila orangtuanya datang. Begitu Nia melahirkan, dua bayi kembar itu akan dibawa ke kamar Adell. Akhirnya pecah telor juga, Adel bersungut-sungut membayangkan betapa repotnya memakai perut palsu kemana-mana. Membayangkan dirinya yang bosan memakai perut palsu, bagaimana Nia yang perutnya benaran ada isinya? makhluk hidup lagi. Kasihan sekali Nia. Adell berjanji untuk memberi hadiah untuk Nia karena telah melahirkan dua anak yang pastinya ganteng atau cantik. Adell bingung sendiri, karena belum ada kabar tentang kelahiran Nia. Ia juga belum tahu jenis kelamin bayi kembar itu. Menurut dokter keduanya berjenis kelami
"Cucukuuuu ... Wah, Adell kau hebat, Nak. Cucu kita kembar, Ayah," lengking nyaring suara mama Adell takjub melihat dua bocah kembar yang mirip sekali plek ketiplek dengan Gustav. "Habis ini wajah cucu diborong semua sama suamimu, Nak. Haaa ... hidungnya mancung mirip hidung Mama." Adell nyengir kecut menyaksikan keriangan orangtuanya. Bagaimana tidak mirip Gustav, wong kembar itu memang benih dari Gustav, untung wajahnya mirip Gus, bukan mirip Nia. Nanti bingung semua orang jika si kembar tidak mirip dirinya maupun suaminya."Apa sudah menyiapkan nama? Mama bingung panggilnya bagaimana. Si ganteng saja kali ya?" Orangtua Adell tampak gembira sekali menyambut kehadiran cucu mereka. Sejak seminggu belakangan ini, Adell tampak gelisah melihat perutnya yang membuncit. Tidak disangka ternyata isinya dua, batin mama Adell. Sudah terbayang satu satu si kembar akan mewarisi perusahaan keluarga Gustav dan satu lagi akan mewarisi perusahaan keluarga Adell. Jadi tidak perlu rebutan cucu.Dokte
"Maaf Nia, turut prihatin atas kondisi ibumu. Terus terang, aku juga tak ingin seperti ini harus mencari ibu pengganti agar dapat memberikan seorang cucu untuk orangtua kami, tapi mau bagaimana lagi? aku tidak ingin hamil dan melahirkan. Aku khawatir tubuhku rusak karena harus mengalami kehamilan dan menyusui. Tenang Nia. Hidupmu akan terjamin selama cucu itu dapat kau berikan. Baik aku maupun Gustav adalah anak tunggal. Itulah apesnya! jadi beban untukku harus memberikan cucu. Untung mertuaku, Bunda Gustav baik hati dan mau mendengarkan saranku. walau saran pertama ditolak mentah-mentah!""Apa sarannya, Miss?" tanya Nia penasaran."Aku minta agar mertuaku adopsi bayi yang banyak dibuang orang di panti asuhan.""Pantas saja ditolak, Miss. Bagaimanapun orangtua pasti ingin cucu lahir dari benih keturunannya yang benar bibit, bebet dan bobotnya.""Wih, kau pintar juga ya, Nia. kata Bunda kau lulus Cum Laude ya? syukurlah nanti anakku pasti pintar seperti dirimu. Bunda juga sudah screeni
Kinan tersenyum saat melihat potret Adell. Ada rencana besar di balik kunjungannya ke mansion Adell, meskipun orang tua Kinan juga memiliki perusahaan, tetapi belum dapat dibandingkan dengan mega perusahaan Adell dan Gustav. Foto Adell telah ia kirimkan pada pengrajin topeng silikon untuk membuat replika wajah saingannya itu. Ya, siapa bilang Kinan dan Adell bersahabat? mereka hanya kebetulan saja kuliah di kampus yang sama saat di London. Kinan tidak terlalu menyukai Adell yang sok jual mahal dan sok suci menurutnya. Adell tidak pernah menghadiri acara party dan terlalu serius kuliah. Gadis itu juga tidak memiliki media sosial, sehingga Kinan sulit untuk membuat topeng replika jika wajah Adell berbeda dengan saat kuliah, lagipula lebih mudah melihatnya langsung dari foto, dibanding menceritakan detail wajah kepada pengrajin topeng itu. Jujur Kinan ingin berpura-pura meniru sebagai Adell, menunggu kesempatan untuk mencuri data perusahaan saingan perusahaan keluarganya. Jalan paling m
Nia mematut diri di cermin melihat pantulan tubuh berbalut lingerie dengan bra dan underwear terlihat transparan, warna lingerie itu merah menggoda dengan renda memperlihatkan lekukan tubuh Nia yang padat ramping. Berulang kali dilihatnya pantulan tubuh dari samping dan belakang. Meski telah melahirkan si kembar, namun tubuh Nia layaknya gadis remaja. Perut rata dengan pinggul bak gitar Spanyol. Payudara yang paling menggoda karena memang besarnya mencuat menantang. Terpaksa Nia menggunakan breast pad khawatir air susunya akan rembes hingga bra basah mengingat produksi ASI Nia melimpah. Bra yang disiapkan Adell memang sangat cantik dan bisa-bisanya pas dengan ukuran payudara Nia yang luar biasa. lingerie itu hanya sebatas paha memperlihatkan paha Nia yang mulus dan pantas saja jika wanita adalah sumber keindahan. Nia saja terkagum-kagum melihat pantulan dirinya sendiri di cermin besar sepanjang dinding yang menghadap arah tidur. Saat bercinta dengan Gustav, Nia sering melihat pantu
Gustav mengembuskan napas lega saat pesawat landing, sebentar lagi adik kecilnya akan mendapatkan haknya yang tertunda selama seminggu di Swiss. "Wajahmu segar benar, Gustav! Kemarin di Swiss, kau suntuk terus." "Aku kangen si kembar, Ayah." Tawa sang ayah terdengar penuh gelak."Kau kangen si kembar atau Adell?"Gustav hanya tersenyum kecil tak menanggapi pertanyaan ayahnya. Sampai detik itu, sang ayah belum tahu keberadaan Nia di pavilion. Sepertinya saat si kembar sudah lepas ASI, Gustav berencana untuk memindahkan Nia di rumah tersendiri, tidak bercampur di mansion orangtuanya. Sebenarnya mudah saja tetapi lagi-lagi si kembar masih membutuhkan ASI dan Nia tak bisa jauh-jauh dari si kembar.Nia menatap baju tidur dan pakaian dalam yang diberikan Adell. "Pakai semua ini, Nia. Gustav pasti akan bercinta denganmu habis-habisan. Kau harus melayani Gustav dengan maksimal. Maaf ya, jika jobdes ini tidak ada dalam perjanjian sewa rahim, tetapi aku akan membayar lebih untuk semua yang ka
"Hallo Adell Sayang, Apa kabar?" Kinan bertubuh tinggi langsing dengan kulit eksotis dan rambut bergelombang yang dibiarkan tergerai sebahu. Wanita itu paham betul bahwa tubuhnya adalah magnet yang dibiarkan terbalut dengan pakaian super sexy. Adell sedikit menyesal membiarkan Kinan bertamu, terlebih setelah kedua orangtuanya pulang tadi. Ia sebenarnya ingin beristirahat sejenak. "What's wrong, Kinan. Angin apa yang membawamu datang mengunjungiku?" Salah satu sifat Adell yang sangat disukai Gustav adalah blak-blakan dan jujur, tetapi sifat itu justru tidak disukai Kinan yang lebih memilih basa basi dan prolog tak penting."Uhmmm, aku dengar kau sudah memiliki anak, Dell. Yahhhh... bahkan aku, menikah pun belum bertemu jodoh. Apakah bisa aku melamar pekerjaan di perusahaanmu, Dell?""Kirim saja lamaranmu, Kinan! ada bagian HRD yang nanti akan memilih kandidat yang sesuai dengan persyaratan perusahaan kami. Ikuti saja alurnya. Mengapa kau ingin bekerja di perusahaanku? Bukankah keluarg
Si kembar benar-benar magnet yang memberi cahaya bagi dua keluarga, dua perusahaan dan orang-orang yang bergantung pada roda ekonomi yang dihasilkan. Orangtua Adell sangat memanjakan si kembar, hampir setiap minggu ada saja alasan mama dan papa Adell datang mengunjungi cucunya. Meminta Adell menginap di rumah kediaman mereka, mansion megah dengan pemandangan laut yang indah. Namun, Adell selalu punya sejuta alasan untuk menolak dengan halus. Bukan apa-apa, tapi si kembar masih bergantung penuh dengan ASI Nia, bisa saja ia membawa stok melimpah yang ada dalam frezzer, tapi sudah terbayang repotnya, belum lagi jika si kembar rewel bersamaan. Ia cukup tahu diri, kesabarannya setipis tissue."Cucuku ini luar biasa sehat ya! tubuhnya gemuk berisi. Kau pandai sekali merawat anak, Adell. Hebat anak Mama. Meski sekolah di luar negeri, tapi kau ibu yang penuh tanggungjawab." puji mama Adell seraya menggendong satu kembar dan kembar lainnya digendong sang suami. "Sekali-kali bawalah menginap d
Nia menikmati saat-saat menyusui si kembar. Air susunya deras, bahkan ia bisa membuat stok untuk beberapa hari. Adell sendiri sampai takjub melihat lemari pendingin penuh dengan botol susu khusus ASI Nia."Kau perempuan hebat, Nia. Kulkas begini gede, penuh dengan air susumu. Bahkan mertuaku hemat banyak tidak membeli susu formula karena air susumu begitu melimpah. Sepertinya stok susu ini disumbangkan saja ke rumah sakit ya? toh si kembar tidak kekurangan susu yang dihisap langsung dari ibunya.""Terserah Kak Adell saja. Sayang juga jika disumbangkan, tapi tidak apa-apa. Terserah Kak Adell saja."Adell berpikir sejenak, sayang memang menyumbangkan ASI satu kulkas itu, Tapi jika tidak disumbangkan stok akan tetap tertimbun. Si kembar lebih baik meminum ASI segar langsung dari ibunya. Ternyata rumah sakit tempat Nia melahirkan memang menerima donor ASI untuk bayi-bayi yang belum mendapat ASI ibunya.Adell menatap Nia yang tengah menyusui si kembar di kedua payudaranya. Ia benar-benar j
"Gus, bisa kita bicara nggak?" ucap Adell melalui telepon. "Hai, Dell! kau dimana?""Sorry ya, aku pulang duluan. Capek banget di rumah sakit. Dua hari banyak tamu. Hari ini jangan terima tamu dulu ya. Hmmm, aku mau tanya apa kau memang benaran mencintai Nia?"Gustav terdiam mendengar pertanyaan Adell. Dulu tidak pernah terpikirkan sepulang dari Kanada, cerita akan begitu tak masuk dalam otaknya, tetapi rasanya Nia memang layak dicintai. Sebagai seorang lelaki, Gus merasa dihargai dan dipenuhi ego dan harga dirinya. "Jawaban apa yang kau harapkan, Dell?""Jujur saja, Gus. Kita pernah bicara saat pertama kali tahu kita dijodohkan. Perasaanku juga saat ini padamu hanya sebatas teman baik. Aku malah tidak pernah melayanimu sebagai istri. Maaf ya, tapi aku jadi merasa mengganggu perasaanmu.""No, Adell. Kita memang dijodohkan, tapi aku tidak keberatan selama orangtua kita masing-masing senang. Soal kau yang tidak pernah melayaniku di ranjang. Hmmm, aku pun tak tahu bagaimana bisa bercin
"Maaf Nia, turut prihatin atas kondisi ibumu. Terus terang, aku juga tak ingin seperti ini harus mencari ibu pengganti agar dapat memberikan seorang cucu untuk orangtua kami, tapi mau bagaimana lagi? aku tidak ingin hamil dan melahirkan. Aku khawatir tubuhku rusak karena harus mengalami kehamilan dan menyusui. Tenang Nia. Hidupmu akan terjamin selama cucu itu dapat kau berikan. Baik aku maupun Gustav adalah anak tunggal. Itulah apesnya! jadi beban untukku harus memberikan cucu. Untung mertuaku, Bunda Gustav baik hati dan mau mendengarkan saranku. walau saran pertama ditolak mentah-mentah!""Apa sarannya, Miss?" tanya Nia penasaran."Aku minta agar mertuaku adopsi bayi yang banyak dibuang orang di panti asuhan.""Pantas saja ditolak, Miss. Bagaimanapun orangtua pasti ingin cucu lahir dari benih keturunannya yang benar bibit, bebet dan bobotnya.""Wih, kau pintar juga ya, Nia. kata Bunda kau lulus Cum Laude ya? syukurlah nanti anakku pasti pintar seperti dirimu. Bunda juga sudah screeni
"Cucukuuuu ... Wah, Adell kau hebat, Nak. Cucu kita kembar, Ayah," lengking nyaring suara mama Adell takjub melihat dua bocah kembar yang mirip sekali plek ketiplek dengan Gustav. "Habis ini wajah cucu diborong semua sama suamimu, Nak. Haaa ... hidungnya mancung mirip hidung Mama." Adell nyengir kecut menyaksikan keriangan orangtuanya. Bagaimana tidak mirip Gustav, wong kembar itu memang benih dari Gustav, untung wajahnya mirip Gus, bukan mirip Nia. Nanti bingung semua orang jika si kembar tidak mirip dirinya maupun suaminya."Apa sudah menyiapkan nama? Mama bingung panggilnya bagaimana. Si ganteng saja kali ya?" Orangtua Adell tampak gembira sekali menyambut kehadiran cucu mereka. Sejak seminggu belakangan ini, Adell tampak gelisah melihat perutnya yang membuncit. Tidak disangka ternyata isinya dua, batin mama Adell. Sudah terbayang satu satu si kembar akan mewarisi perusahaan keluarga Gustav dan satu lagi akan mewarisi perusahaan keluarga Adell. Jadi tidak perlu rebutan cucu.Dokte