Hidup Nia berubah 360° saat ia menerima penawaran seorang milyuner untuk menjadi ibu pengganti dengan menyewakan rahimnya untuk ditanamkan benih sperma dari anak sang milyuner yang menjabat CEO dan kelak mewariskan aset sang milyuner. Nia bersedia karena penawaran dengan sejumlah uang fantastis apabila berhasil melahirkan bayi laki-laki sebagai penerus tahta namun ia harus merahasiakan identitasnya sebagai ibu pengganti dari sang CEO dan istri sah-nya.
View MoreFiuh... Hari yang sangat panas. Nia mengipas-ngipas wajah dengan sapu tangan. Keringat tampak di wajahnya yang mulus. Hari ini adalah hari ke tiga sejak ia mencoba melamar di beberapa perusahaan besar, namun belum ada satupun lamarannya yang mendapat lampu hijau.
Apakah karena ia berhijab? Nia memerhatikan deretan pelamar lain dengan penampilan berani. Kemeja dengan kancing atas terbuka, rok mini dengan high heels, dandanan super medok. Sedang ia sendiri berpenampilan sederhana, sepatu flatshoes ringan dan nyaman, rok panjang model A, dan sapuan bedak ringan dengan sentuhan lipstik marun tipis. Enam bulan lalu Nia baru saja menamatkan sarjana psikologi. Beberapa temannya bahkan sudah lebih dulu diterima di perusahaan bonafide sebagai legal staff dan HRD. Namun, Nia tidak ingin memanfaatkan teman untuk diterima bekerja. Gadis itu yakin, ia dapat memperoleh pekerjaan dengan usaha sendiri. Apalagi ijazah Nia bukan kaleng-kaleng. Ia lulus dengan cum laude, termasuk mahasiswi pintar di kampus. Nia tersenyum miring, ternyata pintar saja tak cukup untuk mendapatkan pekerjaan impian. "Silakan, Nona Nia Rahmawati. Anda masuk untuk wawancara." Seketika lamunan Nia ambyar saat suara staff HRD menyebut namanya. Ternyata, Nia adalah pelamar terakhir hari itu yang mendapat antrian wawancara. Menurut beberapa orang kandidat yang tadi sama-sama antri, perusahaan yang tengah mereka lamar memang membatasi jumlah pelamar tiap harinya yang tak lebih dari 10 orang saja dan semuanya wanita. Gadis itu mengingat kembali posisi lamaran sebagai staff khusus pendamping CEO. Membaca kata CEO saja yang terbayang adalah bos-bos pejabat perusahaan. Sudah terbetik pekerjaan itu mungkin seperti sekretaris atau Personal Assistance seorang CEO yang mengatur job planner kegiatan bos. Meskipun terasa asing, namun Nia yakin ia bisa belajar dalam waktu cepat yang penting ia dapat pekerjaan dulu mengingat kondisi saat ini mendesak. Ia harus mencari jalan mendapatkan uang untuk pengobatan sang mama. Nia diantar masuk oleh staff cantik yang memanggil namanya tadi ke dalam sebuah ruangan besar. Setelah berada di dalam, pintu di tutup oleh staff cantik tersebut dan meninggalkan Nia yang takjub menatap ruangan kantor super mewah dengan wangi menenangkan. Ruangan itu ternyata ada ruang tunggu dengan sofa empuk dan cozy. Jantung Nia berdetak lebih cepat menunggu seperti apakah rupa pejabat yang akan mewawancarai nya? Ketika Pintu ruang utama terbuka, Nia terpana sejenak saat yang keluar adalah seorang wanita cantik separuh baya dengan penampilan old money dan super elegan. "Hai, Wah kau gadis terakhir ya hari ini? Mari kita lihat dulu data lamaranmu. Kau bisa panggil saya, Bunda atau Mama Gustav. Masuklah ke ruanganku." Nia mengangguk canggung. Sungguh jauh sekali dari perkiraan karena ia mengira akan berhadapan dengan staff kaku dan penuh aturan, ternyata yang mewawancarai adalah wanita setengah baya dengan gaya santai seperti di rumah sendiri. Ruangan yang dimaksud lebih besar dari ruang tunggu lengkap dengan perabotan full furnished layaknya di rumah bahkan mungkin rumah yang Nia tempati kalah besar dengan ruangan yang ia masuki. "Duduklah! Kita ngobrol santai saja ya? mengingat kau adalah orang terakhir hari ini dan kebetulan aku punya banyak waktu. Coba perkenalkan dirimu. Aku mau dengar sebelum kita buka data lamaranmu!" Nia mencoba membetulkan sikap duduknya. Diminta untuk memperkenalkan diri membuat jantungnya berdebar kembali, tapi ia sudah mempersiapkan diri berlatih perkenalan baik dengan bahasa Indonesia maupun dengan bahasa Inggris. Gadis cantik itu berdehem agar suara yang keluar saat perkenalan lancar tanpa hambatan. "Nama saya Nia Rahmawati, biasa dipanggil Nia. Usia saya 22 tahun. Lahir di Jakarta, 20 November 2003. Saya lulus dari fakultas Psikologi enam bulan lalu dengan IPK 3.90. Hobi saya menulis, menyanyi, travelling, nonton film dan saya menyukai banyak hal baru. Saya percaya bahwa segala sesuatu bisa dipelajari asal kita mau dan niat belajar. Saya berjanji akan bekerja dengan penuh tanggungjawab apabila diterima bekerja di perusahaan ini." Nia mengakhiri perkenalannya dengan embusan napas lega. Apapun hasilnya, ia sudah berusaha. Wanita yang meminta dipanggil dengan sebutan Bunda itu tersenyum semringah seraya menuju lemari pendingin mengambil 2 botol air mineral. "Minumlah, perkenalanmu bagus. Kita akan lihat data lamaranmu. Oh ya! panggil aku Bunda atau Mama Gustav, ya!" "Baik, Bunda," ucap Nia canggung pada wanita cantik setengah baya itu yang kini tengah membuka data lamaran Nia."Periksa apakah ada yang mencurigakan pada staff dapur dan siapa wanita yang membawa Nia pergi itu?" Tidak ada yang mampu memberikan jawaban, semua isi mansion seakan larut dalam pernikahan Adell, dan saat kejadian Gustav bersama orangtuanya menghadiri pernikahan Adell, tidak ada yang menyangka bahwa kepergian mereka dimanfaatkan untuk menculik Nia. "Pasti ada hubungannya dengan orang dalam, ada orang yang memang telah mengetahui seluk beluk mansion, bahkan mungkin bekerja di dalam mansion demi tujuannya yang entah apa. Coba periksa karyawan baru mansion dalam tiga bulan terakhir!""Karyawan yang baru masuk dalam tiga bulan terakhir ini hanya baby sitter untuk bayi Banu dan Bani, Pak. Tapi tiga bulan sebelumnya juga masih ada karyawan baru lagi bertugas di pantry, namanya Tono. Ia diterima karena portofolio sebelumnya bekerja di sebuah hotel bintang lima.""Coba aku mau lihat profil dia!" Kepala sekuriti segera membuka file data karyawan pada komputer pantau lalu menunjukkan wajah pe
Ada iri terselip saat melihat Adell dapat menikah dengan pria yang mencintainya. Gustav juga berpikir untuk menjadikan Nia sah secara negara, karena saat diperkenalkan status Nia adalah ibu pengganti yang menyewakan rahim, mereka menikah sebelumnya hanya secara agama, tanpa adanya pengakuan negara yang ditandai dengan buku nikah. Saatnya Gustav memindahkan Nia di rumah besar, tidak lagi di pavilion dan disembunyikan. "Apa bisa, Ma? Aku ingin seperti Adell. Menikah secara resmi dengan Nia dan memiliki buku nikah. Kasihan Nia jika statusnya masih istri siri, sedang jelas-jelas ia yang melayani dan mengurus keperluanku.""Ssssstt...Mama akan bicara dulu dengan Papamu agar tidak jantungan mendengar kabar mendadak ini. Biar ayahmu tahunya kau baru mengenal Nia dan ingin menikahinya. Soal ibu pengganti dan yang lalu tidak perlu diceritakan. Bisa mengamuk Papamu karena Mama merahasiakan hal ini. Tunggu sampai pernikahan Adell mereda euforia-nya dan lampu hijau dari Papa. Baru kau dan Nia bi
Gustav menjatuhkan talak tiga pada Adell. Ia ingin Adell bahagia, tidak hanya menjalani pernikahan semu dengannya. Jika orang lain bercerai mungkin dengan suasana sedih, tidak demikian dengan Gus dan Adell, keduanya berpelukan, saling bersalaman dan meminta maaf atas salah yang mungkin terjadi selama lima tahun kebersamaan dalam pernikahan dua perusahaan raksasa. Bagaimanapun, Gustav lega kini karena Adell ada yang menjaga seorang perwira polisi yang sangat mengaggumi dan mencintai Adell sejak jaman mereka putih abu-abu. Mama Gustav yang selama ini selalu menjadi teman ngobrol melepas Adell yang telah dianggap anak sendiri. Mama Gus tahu jika Adell tidak memiliki rahim, hal itu pernah diceritakan saat mencetuskan ide untuk menyewa ibu pengganti yang bersedia menyewakan rahim agar lahir seorang penerus sekaligus pewaris dua perusahaan raksasa di negeri itu. "Dell, kita masih keluarga, ya. Kalau ada apa-apa jangan sungkan ngobrol. Mama titip si kembar Banu padamu ya. Semoga Bani tidak
Adell menggendong si kembar, meskipun bayi itu tak lahir dari rahimnya, namun ia merasa ada ikatan batin antara mereka. Tidak ada yang tahu kecuali dokter dan mama Gustav, tentang dirinya yang tidak memiliki rahim. Aneh bukan? Adell perempuan tapi tidak punya rahim, bahkan ia tak pernah merasakan namanya menstruasi. Hal itu yang membuat Adell takut didekati laki-laki. Namun, pertemuannya dengan Brian memporak-porandakan tembok yang ia bangun sedemikian rupa. Selama ini tembok itu melindungi dirinya dari semua pria yang ingin mendekati. Menikah dengan Gustav juga salah satu cara menghindari dari laki-laki yang hanya menginginkan dirinya tapi bukan jiwa dan keseluruhan seorang Adell. Jauh di lubuk hati, Adell takut jika laki-laki menuntut seorang anak dari rahimnya, sedang ia sendiri tak memiliki rahim. "Kak Adell melamun?" Pertanyaan Nia sontak menyadarkan Adell dari lamunan. Nia adalah salah satu jembatan agar ia dapat ikut memiliki seorang bayi. Ada sesuatu dalam dirinya yang mengh
Kinan tak dapat lagi berkata-kata saat seorang polwan membuka topeng silikon di wajahnya. Apa yang dilakukannya termasuk tindak pidana penipuan pasal 378 KUHP yaitu berpura-pura sebagai orang penting untuk mendapatkan keuntungan finansial atau informasi penting dengan ancaman hukuman penjara paling lama empat tahun. Wajah cantik Kinan terbelalak, hukuman empat tahun penjara menurutnya sangat lama bahkan sehari saja, ia tak ingin merasakan penjara. "Tolonglah Pak Polisi, kami cuma teman lama. Saya ingin memberi surprise pada Adell awalnya. Tidak paham jika hal itu termasuk tindak pidana. Ya, Dell?"Adell melengos, ia sama sekali tak tertarik mencabut laporan. "Pak polisi, mohon hal ini diusut hingga tuntas. Saya tunggu kelanjutan proses peradilannya.""ADELLL, CABUT LAPORANMU, DELLL!!!!" Teriakan Kinan tak digubris Adell yang terus melangkah keluar. Pelajaran hari ini adalah jangan sekali-kali percaya pada mereka yang mengaku teman saat membutuhkan sesuatu. Adell memutuskan untuk mam
"Dell, kamu dimana?" Gustav bertanya pelan dengan nada khawatir."Ya dirumahlah. Lima belas menit lagi aku akan datangi perusahaanmu. Aku tidak lupa, kok. Kita bertukar peran bukan? Kau di perusahaanku, aku diperusahaanmu.""Bukan, tapi ada seseorang yang mirip kamu di sini." Gustav lalu memutar kamera hingga Adell dapat melihat Kinan berjalan mendekati suaminya."Jangan matikan handphone, Gus. Aku ingin dengar percakapan kalian, terus arahkan handphone ke wajahnya, berpura-puralah kau tengah menelpon seseorang agar dia tidak curiga, all right?"Pucuk dicinta ulampun tiba, Baru saja berganti topeng silikon, pria tampan incarannya justru duduk di depan ruang HRD. Kinan dengan langkah pasti mendekati Gustav yang tampak tengah menelpon seseorang."Hai, seharusnya aku memilihmu tadi saat diminta untuk pilih mentor. Bisa kita berkenalan?" Kinan langsung duduk disebelah Gustav dan tanpa menunggu uluran tangan pria itu, Kinan dengan berani meraih tangan Gustav dan mengusapnya pelan. Berani s
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments