Share

Bab. 17. Terlambat

Dokter Farid tak kuasa menolak apalagi jadwal dinasnya sudah selesai. Tak ada alasan untuk tak membantuku.

"Ok. Tunggu di sini, aku ke parkiran." Ia berlari kecil menuju tempat parkir. Mobil sport warna hitam miliknya langsung meluncur dari area parkiran dan berhenti tepat di depanku.

"Ayo, pelan-pelan, Dok," sahutnya seraya memegang kursi roda dengan kuat. Aku memilih duduk di jok tengah sebab ingin lebih sedikit rileks.

"Sudah siap?" tanyanya memastikan.

"Ok. Siap. Berangkat!" Aku menaikkan jempol.

Dokter Farid melajukan mobilnya. Ia terus bertanya rute sebab lokasi yang dituju belum pernah dikunjunginya sama sekali.

Pelabuhan penyeberangan menuju Pulau Tanakeke butuh waktu sekitar satu jam perjalanan dari arah kota Makassar itupun kalau tidak macet.

Jujur saja, hatiku saat ini sungguh tak karuan. Khawatir kalau-kalau nantinya jenazah Pak Ichwan sudah menyeberang, aku pasti ketinggalan kapal. Kalau tidak salah ingat, kapal yang menyeberang hanya satu kali dalam sehari. Agak lebih
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status