Share

Bab. 16. Aku Pulang

"Syim. Innalillahi wa innailaihi rojiun. Suamiku meninggal dunia. Mohon doa terbaik buat beliau."

Tanganku bergetar membaca pesan dari Berlian. Dadaku bergemuruh. Seketika ujung-ujung jari mendadak dingin.

"Maaf, Dok. Wajahnya pucat sekali. Apa perlu kita istirahat sebentar?" tanya petugas yang mendampingi seraya memindai wajahku.

"Ehm, tidak perlu. Ayo kita ke rumah sakit sekarang!" jawabku dengan napas sedikit tersengal.

"Jemputannya belum datang, masih di jalan katanya," Pendampingku mengingatkan lalu melirik ke ponselnya

"Tak perlu nunggu jemputan, kita naik taksi bandara aja!"

"B-baik, Dok. Tapi, bagasi belum rampung?"

"Sambil menunggu bagasi, cancel aja jemputan yang sedang menuju kemari."

Setelah merampungkan urusan bagasi, kami bergegas menuju pintu kedatangan. Para sopir sudah antri berjejer menawarkan jasa antar penumpang.

Tak ingin menunggu lama, aku menunjuk sopir taksi terdekat dengan posisi kami.

"Rumah sakit Wahidin, Pak!" seruku pada Pak sopir saat telah melajukan mobi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status