Share

LELAKI CADANGAN
LELAKI CADANGAN
Author: Mrs Dream Writer

Sopir 24 Jam

"Antarkan aku ke klub!" Ucap Luna kepada Alex yang segera menyiapkan mobil untuknya.

Malam sudah menunjukkan pukul sebelas, tapi Luna justru memilih meninggalkan rumah mewahnya.

Dengan pakaian serba mini seperti ini, siapa yang akan meyangka jika Luna adalah seorang Nyonya di Keluarga Hugo. Ya, Luna memang istri dari Giolardo Hugo atau lebih dikenal dengan Presdir Gio.

Suaminya itu adalah orang paling kaya di kota ini, banyak sekali cabang bisnisnya yang menyebar di berbagai bidang. Sayangnya, Luna hanyalah istri kedua di keluarga Hugo sehingga dia hanya mendapatkan kunjungan sesukanya saja dari sang suami yang memilih tetap bersama dengan istri pertamanya yang bernama Vanya.

"Nyonya, Anda seharusnya mengenakan mantel. Di luar salju cukup tebal," Alex mengingatkan.

"Jangan sok ngatur! Aku mau a, b,c,d, itu urusanku! Kau hanya harus mengemudi dengan baik!" Jawab Luna sambil melenggang pergi meninggalkan mobil.

Alex pun mengikutinya. Dia memang bukan pengawal untuk Luna, tapi seringkali dia lah yang harus repot jika Luna mabuk berat nantinya. Hal ini membuat Alex berjaga-jaga dan kini selalu mengikuti Luna masuk ke dalam klub meski dengan menjaga jaraknya.

Sesampainya di dalam klub, Luna sudah ditunggu oleh geng manis bernama GirlsLone, mereka adalah sahabat-sahabat Luna yang mentasbihkan diir sebagai wanita-wanita sosialita yang kesepian.

Dan hal ini sudah menjadi makanan harian untuk Alex yang tak terasa sudah selama dua tahun menjadi sopirnya.

"Lihat itu, Si Alex beneran macho gengs," bisik Thalita kepada Sanchy yang merupakan sahabatnya Luna.

"Jangan macem-macem ya! Alex gak normal!" Bisik Lhea menambahkan.

"Kalian ini masih saja membicarakannya ya!" Rutuk Luna kesal.

Wanita itu kemudian memesan sejumlah minuman kepada bartender langganan mereka.

Sudah bukan hal aneh jika Luna memang tidak suka teman-temannya itu membicarakan Alex. Terlebih cara Alex yang terus ngintilin itu memang menjadi semakin terkesan protective.

"Na, apa kamu beneran gak bisa melihat betapa gagahnya sopir kamu itu?" Tanya Talitha.

"Gak ngurusin! Lagian kamu tuh ya melek napa sih? Banyak tuh cowok tajir yang jauh lebih bisa muasin kamu dari pada Si Alex! Dia hanya sopirku 24 jam!" Gerutu Luna sambil meneguk minuman di slokinya. Wanita itu melambaikan tangan kepada seorang lelaki muda yang sedari tadi memandanginya dan beberapa kali mengedipkan mata menggodanya.

"Kayaknya aku udah bisa ngefloor nih," Bisik Luna saat melihat lelaki tadi melangkah mendekati mejanya.

"Gile, datang paling akhir dapat paling duluan," Ucap Lhea sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Sementara si tampan berkulit sawo matang itu kini telah menarik lengan Luna untuk turun ke lantai dansa. Tak butuh waktu lama, keduanya segera asyik berjoged di sana mengikuti iringan lagu yang berdentum.

Tak terasa, dua jam berlalu dengan cepat. Luna mulai lelah dan semakin mabuk. Wanita itu kemudian berjalan terhuyung menuju pintu keluar di mana meja Alex berada. Namun entah kenapa, lelaki yang berkenalan dengannya itu mendadak menarik lengannya menuju ke bagian dalam ruangan.

"Aku mau pulang," Racau Luna dengan wajah kemerahan dan juga langkah yang terhuyung-huyung.

"Ayolah ikut dulu denganku, kita akan sedikit menikmati langit malam," ucap lelaki tersebut sambil terus memapahnya.

"Kau mau membawaku ke mana?" Ucap Luna kemudian.

Wanita itu menambahkan dan terus berusaha menolak lelaki tersebut yang kini memaksanya masuk ke sebuah room pribadi.

"Aku mau pulang!" ucap Luna dengan suara yang pelan.

Tubuhnya sendiri sangat sulit dikontrolnya karena berada dalam pengaruh alkohol. Meski begitu, Luna masih ingat jika dia ke klub hanya untuk sekedar menghabiskan malam saja bukan untuk berkencan dengan lawan jenis.

BUG

Tubuh Luna terpental ke ranjang, sementara tangan kekar lelaki itu kini berada di depannya. Mata Luna masih melihat dengan jelas wajah lelaki itu, tapi alkohol membuatnya kehilangan konsentrasi sehingga tak bisa membela dirinya lagi ketika lelaki tersebut mulai menjamahnya.

BRAK

"Jauhkan tanganmu dari Nyonyaku!" Gertak Alex yang sudah muncul di balik pintu.

"Alex! Kenapa kau terlambat!" Racau Luna sambil berusaha bangun dari tidurnya.

"Bajingan! Beraninya kau menggangguku!" Ucap si lelaki tadi kepada Alex.

Perkelahian pun tak terhindarkan, lelaki tersebut langsung menyerang Alex dengan kakinya.

BUKK

Nyaris saja kakinya itu menjatuhkan Alex jika dia tak segera melompat. Ya, kemampuan bela diri lelaki tadi tidak bisa dianggap sepele, dia memiliki keahlian khusus yang cukup membuat Alex terkejut.

KRAK

Satu buah tendangan Alex berhasil membuat lelaki di depannya terhempas ke lemari di ujung kamar hingga membuat lapisan kaca itu retak seketika.

"Nyonya, ayo pulang!" Ucap Alex sambil membopong Luna.

"Kau akan menyesal telah merusakkan rencanaku!" Ucap si lelaki itu kepada Alex.

"Katakan itu sekali lagi dan kau tidak akan keluar dari sini dengan selamat!" Jawab Alex sambil membopong Luna karena wanita itu sudah sangat lemah.

Di floor utama, Alex melewatinya begitu saja sambil membopong Luna, Ini rupanya cukup menarik perhatian sehingga ada beberapa orang yang mengabadikan momen ini dengan kamera ponselnya secara diam-diam.

"Heyy, Luna kenapa?" tanya Thalitha sambil menghampirinya.

"Nyonya sepertinya tertidur," Jawab Alex sambil terus melangkah.

"Aku akan mengantarnya pulang untuk memastikkan kau tidak mengapa-apakannya!" Ucap Thalitha sambil melambai kepada GilrsLone lainnya yang juga membubarkan diri setelah insiden ini.

Alex tak keberatan, dia segera membuka pintu mobil untuk meletakkan Luna di jok belakang.

"Duduk di depan, Nyonya tidak mungkin pulang sambil duduk di mobil," Ucap Alex sambil membuka pintu mobil di bagian depan.

Sejenak, mata Thalitha menatap Alex dengan sorot berbeda.

"Entah kenapa, aku rasanya pernah melihatmu di satu tempat!" Gumam Thalitha sambil menatap Alexpenuh selidik.

Alex tidak menggubrisnya, dia memilih untuk mengemudikan mobilnya dengan cepat supaya Luna bisa segera beristirahat.

Dan benar saja, perjalanan setengah jam dari klub ke rumah terasa semakin cepat pada dini hari seperti saat ini di mana jalanan kota menjadi sangat lengang dari kendaraan.

"Anda menginap saja, Nyonya pasti sedang bersedih," Ucap Alex sambil menutup pintu kamar Luna setelah membaringkan Luna di ranjangnya.

Thalita melongo dibuatnya.

Sementara Luna, wanita muda itu benar-benar terlelap dengan nyenyak di kasurnya hingga terdengar suara dengkuran yang cukup kencang.

Thalitha yang mulai bosan karena dia belum bisa tertidur itu pun kemudian menelepon para GirlsLone yang sudah pulang ke rumahnya masing-masing. Mereka bergosip ria hingga rasa kantuk menyerang masing-masing.

***

Keesokan paginya, Luna membuka mata dan melihat ponsel Thalitha masih menyala terhubung dengan kontak lainnya yang juga sama-sama sudah tepar.

"Kalian ini seperti bocah saja! Dan kau, kenapa bisa menginap di sini?" Gumam Luna sambil beringsut turun dari kasurnya.

Dengan langkah yang pelan, dia berjalan ke luar.

"Alex!" Ucap Luna yang melihat lelaki itu tengah berdiri di depan kitchen set.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status