Share

6. Back On Duty

Sebelum pesawat lepas landas, ponsel Sasha kembali berbunyi. Alvin kembali menghubunginya berkenaan dengan Diva, pasien kecil Sasha yang menderita kelainan ginjal. Menurut Alvin, demam Diva sudah diatas normal hingga 41 derajat dan mengharuskan dia diselimuti selimut dingin. Sasha menyuruh Alvin mencari luka di tubuh Diva dan membuangnya.

Setelah selesai memberi pengarahan pada Alvin. Sasha menghubungi Emir dan mengabarkan berita gembira bahwa dia akan pulang hari itu juga.

“Aku harap itu tidak mendesak.” Rayhan berkomentar setelah Sasha menutup teleponnya.

“Semoga kita tidak terlambat,” cetus Sasha dengan wajah yang sangat khawatir.

***

Disaat Aldi sedang dalam perjalanan menuju Indonesia. Agus, sebagai orang kepercayaan keluarga Erlangga, dia mencoba meyakinkan klien besar nya untuk bersedia bertemu dengan Tn Farouk sebagai ketidakhadiran Aldi. Untung saja hari itu Mr. William menerima kehadiran Tn Farouk dan negosiasi pun berjalan dengan lancar.

Masalahnya adalah kekesalan Farouk pada Aldi yang dianggap kurang bertanggung jawab dengan tugasnya sebagai CEO di perusahaannya. Padahal perjanjian dagang dengan perusahaan Mr. William begitu menentukan untuk perkembangan Unity Holding di Eropa.

***

Sampailah Rayhan, Aldi dan Sasha di Indonesia. Sebelum berpisah Rayhan mengundang Sasha dan suaminya agar datang ke restoran miliknya.

“Dengar, aku punya restoran yang bagus, aku ingin mengundangmu untuk makan malam.” Rayhan begitu berharap Sasha menerima undangannya.

“Tidak, anda tidak perlu sungkan, adalah kewajiban saya sebagai dokter untuk menolong orang yang sedang sakit.” Dengan sangat halus Sasha menolak Aldi.

“Aku harus melakukannya. Dengar, jika aku tidak melakukan ini, aku akan merasa sangat buruk. Aku kesulitan berbicara. Tolong jangan membuatku membuang buang waktuku.” Kelakar Rayhan sambil tertawa.

Sasha diantarkan dengan mobil dan sopir Aldi ke RS untuk menemui Diva. Selama dalam perjalanan, mereka terlibat obrolan ringan.

“Kau ke Italia untuk bekerja atau bersenang-senang?” tanya Aldi membuka pembicaraan.

“Untuk bekerja, aku seorang dokter anak.” Jawaban Sasha tak henti hentinya membuat takjub Aldi.

“Luar biasa….” Aldi berdecak kagum.

“Aku hadiri konferensi sebagai pembicara.”

“Rayhan memiliki jiwa seorang anak. Mulai sekarang setiap kali dia sakit, dia akan datang menemuimu.” Aldi terbahak membayangkan sahabat nya.

Telepon Aldi berbunyi. Martin sekertaris nya mengabari dia bahwa Ayahnya sudah mewakilinya bertemu dengan Mr. William. Martin hanya khawatir kalau Tn. Farouk akan memarahi Aldi sesampainya dia di rumah. Aldi memahami situasinya. Dia meminta Martin untuk tenang karena dia akan menghadapi ayahnya sesampainya di rumah.

Giliran Sasha mendapatkan telefon dari Alvin yang mengabarkan keadaan Diva masih sama meskipun dia sudah dipindahkan ke ruangan khusus dengan perlakuan khusus.

Saat perjalanan mengantar Sasha menuju RS. Dalam keadaan mobil berhenti di lampu merah. Sekilas Sasha melihat mobil di sebelahnya. Dua orang dewasa yang salah satunya memangku anak kecil duduk di depan. Sasha langsung turun lalu menggedor kaca jendela

“Buka! apa yang anda lakukan, Pak?” teriak Sasha. Si pengemudi membuka jendela mobilnya sedikit kaget dengan perlakuan Sasha yang marah tiba-tiba

“Anda membuat anak kecil duduk di depan,” ujar Sasta dengan nada yang sangat marah

“Itu bukan urusanmu!” si pengemudi malah balik membentak Sasha. “Memangnya kau seorang pengacara?”

“Oke kalau begitu. Anda akan melihat apakah saya seorang pengacara, atau tidak. Saya menelepon polisi sekarang!” ancam Sasha pada si pengemudi mobil.

“Pergi, panggil siapa pun yang kamu suka!” karena sebentar lagi lampu berubah menjadi hijau akhirnya mau tidak mau Sasha membiarkan mereka pergi. Entah kenapa, saat melihat Sasha diluar sana, lamunan Aldi kembali ke dua tahun lampau. Disaat dia membawa Bimo ngebut dengan mobil balapnya. Bimo terlihat sangat bahagia sekali, Aldi tidak menyangka bahwa itulah senyuman Bimo terakhir yang bisa dikenang Aldi. Sebelum sebuah truk tiba-tiba muncul lantas menabrak mobilnya hingga hancur. Melemparkannya keluar dan membuat keponakannya terjebak dan terbakar di dalam mobil.

Suara pintu mobil yang dibuka Sasha membuyarkan lamunan Aldi. Sambil kesal Sasha kembali dengan muka yang kesal. "Kasar sekali! Dia malah marah balik," ucap Sasha "Aku belum pernah melihat orang bodoh seperti itu. Betapa cerobohnya. Bagaimana mereka bisa mendudukkan seorang anak di depan. Bagaimana jika terjadi kecelakaan?" dengus Sasha. "Aku mohon maaf, aku tidak tahan dengan hal-hal ini, aku mohon maaf," ucap Sasha pada Aldi

"Aku kira kau sangat sensitif tentang anak-anak. Malah terlalu perduli. Apakah kamu punya anak?" pertanyaan Aldi membuat Sasha tidak bisa berkata-kata. Dia tiba-tiba kembali tersadar karena ketidakmampuan nya untuk mempunyai anak dikarenakan kelainan yang dia miliki di rahimnya. Setiap Sasha hamil, umur kehamilan Sasha tidak akan pernah kuat hingga cukup bulan. Dan dokter akhirnya melarang Sasha untuk hamil lagi, setelah dia mengalami beberapa kali keguguran.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status