Aunty Sera, Lily, dan Rachel saat ini masih berada di tempat dimana akan dibuka cabang butik baru. Setelah mendapatkan fakta jika masih ada perbaikan terkait pembangunan toko membuat ketiganya sekarang berpikir keras. Mereka harus memikirkan solusi untuk keluar dari masalah ini. Perbaikan memang hanya membutuhkan beberapa hari tetapi mereka juga harus menyiapkan keperluan lain untuk pembukaan butik.
"Huh ... terus apa yang harus kita lakukan Aunty?" tanya Rachel.
"Apakah kita harus menunda pembukaan butik Aunty?" imbuh Lily.
"Aku rasa itu bukan ide yang buruk," ujar Rachel.
"Tapi persiapan untuk pembukaan butik sudah hampir selesai, sangat disayangkan kalau ingin menunda acaranya," ucap Lily.
"Iya kamu benar Li, akan sangat rumit jika acaranya ditunda," timpal Aunty Sera.
"Lalu apa yang harus kita lakukan?" tanya Rachel.
"Aunty jika kita ingin acaranya tetap berlangsung minggu depan, mungkin kita bisa menambah pekerja untuk menyelesaikannya," saran Lily.
"Iya itu juga bisa Aunty, kita bisa menambah pekerja untuk menyelesaikan perbaikan di sini," sambung Rachel.
"Sepertinya itu ide yang bagus, Aunty akan mencoba bertanya ke orang tadi untuk menambah pekerja baru," ujar Aunty Sera
Aunty Sera segera menemui seorang pekerja tadi yang memberitahukannya mengenai perbaikan saluran air. Pekerja tersebut adalah kepala dari proyek pembangunan butik. Setelah berbincang dengan kepala pekerja tersebut, akhirnya didapatkan suatu keputusan dengan menambah pekerja baru untuk mempercepat perbaikan. Sehingga pembukaan butik bisa tetap dilakukan sesuai rencana awal.
Sekarang mereka hanya perlu mempersiapkan koleksi baju yang akan dipajang di cabang butik ini. Selain itu, mereka juga harus menata dekorasi untuk mempercantik butik. Semua ini mereka lakukan dengan bantuan karyawan butik serta para asisten. Masih ingatkah dengan asisten yang dipilih Aunty Sera atas rekomendasi Lily dan Rachel?.
Para asisten tersebut sudah mulai bekerja untuk membantu pekerjaan Rachel dan Lily. Jika ditanya apakah Aunty Sera memiliki asisten, jawabannya tentu saja iya. Aunty Sera juga memiliki seorang asisten yang bernama Aleta, atau biasanya sering disapa Leta. Leta saat ini masih berada di New York untuk menggantikan posisi Aunty Sera yang saat ini berada di Jakarta.
Hari berganti hari dan mereka semua yang berada di butik sedang sibuk dengan kerjaan masing-masing. Sungguh melelahkan bagi Lily. Tetapi dia merasa senang dengan apa yang dia kerjakan meskipun menguras tenaga. Beberapa belakangan ini dirinya sering pulang malam untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Bukan hanya Lily saja yang disibukkan dengan pekerjaannya. Begitu pula dengan Rachel dan Aunty Sera. Ketiganya sibuk sampai melewatkan makan siangnya. Hal ini membuat Bunda Santi mengomeli dan menceramahi mereka setiap hari untuk tidak melewatkan makan siang.
"Kalian ini benar-benar keras kepala ya, tinggalkan dulu pekerjaan kalian. Kesehatan kalian lebih penting daripada kertas-kertas lusuh itu," pekik Bunda Santi.
Karyawan yang berada di luar ruangan sampai kaget karena ocehan Bunda Santi. Tiba-tiba saja Bunda Santi datang ke butik dengan membawa tote bag yang berisi bekal makan siang. Bunda Santi langsung membuka pintu ruangan Aunty Sera tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Dirinya langsung mengomeli tiga orang yang sedang berkutat dengan kertas tanpa merasa lelah.
Padahal jam sudah menunjukkan jam 12 siang yang menandakan jika waktunya jam istirahat. Tetapi apa yang dilihatnya membuat dirinya jengah dengan kelakuan orang-orang yang berada di ruangan ini. "Lebih baik sekarang kalian tinggalkan kertas lusuh itu atau aku akan singkirkan ke tempat sampah," desak Bunda Santi. Ketiga orang yang berada di ruangan itu langsung saja berhenti dari kegiatannya.
Mereka takut jika kertas yang berisi kerjaan itu akan dibuang menggenaskan ke tempat sampah oleh Bunda Santi. Jika sang bunda sudah berucap maka semua harus menuruti perintahnya. Jika tidak ingin terkena omelan pedas darinya. Selain itu juga ceramah yang tiada hentinya satu hari satu malam.
"Andaikan jika Bunda tidak ke sini mungkin kalian akan melewatkan makan siang lagi," cecar Bunda Santi.
"Sudahlah kak, kita lagi makan sekarang tidak perlu dibahas," ujar Aunty Sera dengan malas.
"Ckck ... kesehatan itu lebih penting dari segalanya. Kalian harus ingat lebih baik mencegah daripada mengobati," pungkas Bunda Santi.
"Apalagi kamu Lily, jangan sampai melewatkan makan. Bunda tidak ingin kondisi kamu turun karena sibuk bekerja dan jangan lupa minum obatnya," imbuh Bunda Santi.
"Iya Bunda maaf, lainkali aku tidak akan melewatkan makan dan minum obat dengan teratur," ujar Lily.
"Tenang saja kak, aku akan memastikan jika mereka tidak akan sakit karena pekerjaannya," ucap Aunty Sera.
"Huh ... bagaimana ingin sehat jika kalian saja melewatkan makan siang," sindir Bunda Santi.
"Ini terakhir kalinya kami seperti ini, besok tidak akan terjadi lagi," tutur Aunty Sera dengan wajah yang serius.
"Oke baiklah, aku percaya dengan kalian," ujar Bunda Santi.
"Tapi jangan sampai diulangi lagi, kumohon," pinta Bunda Santi.
"Iya bunda, kami janji akan berusaha untuk tidak melewatkan makan dan menjaga kesehatan kami," balas Rachel.
"Terima kasih sudah mengkhawatirkan kami kak, kami beruntung memiliki kakak," puji Aunty Sera.
"Kamu ini bisa saja Ser, sekarang lanjutkan saja makan kalian," perintah Bunda Santi.
Langit berganti gelap dan matahari sudah tidak menampakkan sinarnya. Ketiga orang masih berada di ruangannya dan enggan untuk beranjak dari kursi mereka. Jam yang menunjukkan pukul 7 malam tidak menyurutkan mereka untuk segara pulang dari butik. Mereka justru tetap berkutat dengan kertas-kertas yang berserakkan di atas meja masing-masing.
Hingga jam menunjukkan pukul 8 malam salah satu hand phone milik mereka berbunyi. "Halo," ucap Aunty Sera. Bunyi tersebut berasal dari hand phone milik Aunty Sera. "Jam berapa sekarang? kenapa belum pulang?" tanya Bunda Santi. Seseorang yang sedang menelepon Aunty Sera adalah Bunda Santi.
Bunda Santi yang berada di rumah merasa cemas karena anak dan adiknya belum juga kunjung pulang. Oleh sebab itu, dirinya menelepon adiknya itu dan bertanya mengenai keberadaannya. "Aku masih di butik kak, Rachel dan Lily juga masih berada di sini," ujar Aunty Sera. Bunda Santi yang mendengarkannya merasa lega jika mereka baik-baik saja.
"Cepat pulang dan jangan memaksakan diri. Kalian perlu istirahat," perintah Bunda Santi.
"Iya kak, sebentar lagi kami pulang," balas Aunty Sera.
Aunty Sera langsung memutuskan telepon dengan kakaknya setelah percakapan mereka selesai. "Lebih baik sekarang kita pulang, ini sudah malam," ajak Aunty Sera. Melihat jam yang sudah menunjukkan hampir pukul setengah 9 malam membuat Aunty Sera segera mengajak mereka untuk pulang. Lagipula kerjaan mereka bisa dilanjutkan besok.
"Tapi sebentar lagi ini selesai, kalian pulang dulu saja," ucap Lily.
"Engga ada ya Li, ini sudah malam jangan paksakan diri kamu," sanggah Rachel.
"Rachel benar, kerjaanmu bisa dilanjutkan besok," tukas Aunty Sera.
"Kami juga harus menjaga kesehatan kamu. Aunty akan merasa bersalah jika kamu nanti jatuh sakit," imbuh Aunty Sera.
"Oke baiklah," ujar Lily.
Persiapan yang dilakukan untuk pembukaan cabang baru sudah hampir selesai. Semua karyawan semakin sibuk berhilir mudik menyiapkan koleksi pakaian yang akan diletakkan di cabang butik baru. Begitu pula dengan Aunty Sera, Rachel, dan Lily yang semakin sibuk. Meskipun memiliki asisten tetapi mereka masih saja disibukkan dengan banyak pekerjaan.
Memiliki asisten saja sudah sibuk seperti ini apalagi jika tidak ada asisten. Membayangkannya saja sudah membuat orang pusing. Dua hari lagi menjelang pembukaan cabang butik. Apakah semuanya berjalan dengan lancar?. Semoga saja semuanya berjalan sesuai dengan rencana. Lily berharap semoga kerja keras mereka terbayar dengan kesuksesan acara besok.
Pagi yang cerah ini semua orang sedang sibuk dengan aktivitas masing-masing. Begitu pula dengan semua karyawan yang ada di butik. Semuanya sedang sibuk mempersiapkan untuk pembukaan butik yang dilaksanakan sore ini. Aunty Sera bahkan sudah berada di butik sejak jam 6 pagi untuk menyiapkan keperluan acara sore ini. Dirinya tidak ingin melewatkan hal sekecil apapun.Disisi lain seorang gadis sedang terburu-buru keluar dari apartemennya. Gadis itu segera masuk ke dalam mobil kemudian mengendarainya dengan kecepatan yang tinggi. Setelah mengebut di jalan raya, gadis itu sampai di depan butik A&S Collection. Begitu keluar dari mobil, seorang gadis lain berkacak pinggang di depan pintu butik seakan ingin memarahi si pengendara mobil yang baru saja turun itu“Jam berapa sekarang hmm?" desis si gadis dengan masih berkacak pinggang dan melototkan matanya.“Jam 9 pagi,” balas si gadis yang baru saja keluar dari mobil.“
Lily semakin kehilangan kesadarannya. Namun, dirinya mencoba untuk tetap sadar. Gadis itu sudah tidak kuat menopang tubuhnya lagi. Semakin lama pandangan Lily mulai buram dan kehilangan kesadarannya. Saat itu juga Aunty Sera yang berada di sana dan melihat Lily yang kehilangan kesadarannya langsung berteriak panik."LILY," jerit Aunty Sera.Semua karyawan yang berada di sana langsung menoleh ke sumber suara yang baru saja mengalihkan perhatian mereka. Sontak mereka semua terkejut karena salah satu atasan mereka tergeletak tak berdaya di lantai. Para karyawan yang berada di dekat sana langsung saja menghampiri Lily.Begitu pula dengan Aunty Sera. “Lily sadar sayang,” ucap Aunty Sera sambil menepuk pelan pipi Lily. Namun, Lily masih terdiam dan tidak bergerak. Rachel yang berada di lantai atas tidak sengaja mendengar kegaduhan di bawah sontak langsung menuju ke sana.Hal pertama yang dia lihat adalah sah
Wajah Dokter Bara berubah sendu. Hal ini karena gadisnya harus rawat inap di rumah sakit. Sungguh hal itu membuat dirinya sedih. Lelaki itu takut jika terjadi pada gadisnya. Mungkin lebih baik nanti dia mengunjungi gadisnya di ruang rawat inap.“Kenapa dengan Lily?” tanya Dokter Bara.“Kondisi jantung Lily semakin memburuk ditambah kemarin dia disibukkan dengan pembukaan cabang baru,” jelas Rachel.“Harusnya Lily tidak boleh terlalu capek Chel,” ujar Dokter Bara.“Iya Dok saya tahu, tapi Lily orangnya sangat keras kepala,” ungkap Rachel.“Kamu sebagai temannya harus lebih memperingatkan Lily untuk tidak kelelahan,” ucap Dokter Bara.“Iya itu benar Dok, mungkin saat ini saya harus lebih tegas lagi untuk memperingatkan Lily,” balas Rachel.“Hmm,” gumam Dokter Bara.Rachel yang mendegar jawaban Dokter Bara yang singkat itu merasa kesal. Sudah bicar
Malam harinya Llly masih berada di rumah sakit. Rachel masih setia menemani sahabatnya itu. Lily sudah memaksa Rachel untuk pulang ke rumah. Namun, Rachel bersikeras ingin menemani Lily sampai keluar dari rumah sakit. Sedangkan Rayhan sudah pulang sejak sore hari. Lelaki itu masih ada urusan dengan temannya.“Chel apa kamu engga lapar?” tanya Lily.“Lapar sih, tapi aku masih malas pergi ke kantin,” jawab Rachel.“Lebih baik kamu makan dulu Chel,” saran Lily.“Ya sudah aku ke kantin dulu ya,” ujar Rachel.“Iya,” ucap Lily.Rachel segera bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari ruangan untuk pergi ke kantin. Setelah Rachel pergi, tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu ruang inap Lily. Lily yang penasaran siapa yang ingin menemuinya malam-malam, langsung mempersilahkan untuk masuk ke dalam. Ternyata yang mengetuk pintunya adalah sosok lelaki yang tampan. Lelaki itu adalah Do
Lily saat ini sudah berada di apartemennya. Rachel langsung pulang setelah mengantar dirinya sampai lobi apartemen. Gadis itu langsung menidurkan badannya di kasur. Rasanya nyaman sekali bisa tidur di kasur miliknya. Meskipun, ia bisa tidur pulas di rumah sakit, tetap saja kasur di apartemennya lebih nyaman.Lily kemudian memejamkan kedua matanya. Gadis itu tertidur tanpa membersihkan diri. Belakangan ini Lily sering mengantuk. Mungkin karena efek obat yang diminumnya. Hari mulai berganti malam. Gadis itu pun masih tertidur pulas.Dreett ... Dreett ... DreettBunyi telepon terdengar nyaring di dalam kamar sebuah apartemen. Sontak hal itu membuat seorang gadis merasa kesal. Gadis itu masih ingin tidur. Namun, suara dari ponselnya tidak berhenti berbunyi. Sebenarnya, siapa orang yang menghubunginya dimalam hari begini?.“Halo,” gumam Lily.“Lily,” ucap si penelepon.“Hmm ... ini siapa?” tanya Lily dengan mat
Malam hari yang begitu sunyi. Namun, adanya bintang dan bulan membuat malam ini sangat terang. Lily sedang berdiri di balkon. Gadis itu sedang menikmati sinar rembulan dan bintang yang bersinar malam ini. Betapa bersyukurnya Lily bisa melihat hal indah seperti ini.Sedangkan disisi lain, Bara sedang berjalan menuju balkon apartemennya. Ia ingin menikmati secangkir kopi di sana. Lagipula dirinya ingin menghilangkan penat, setelah bekerja seharian. Saat berada di balkon, Bara melihat seorang gadis yang dicintainya juga berdiri di balkon sebelah apartemennya .Ternyata gadis itu juga sedang menikmati malam yang indah ini. Bara memperhatikan wajah Lily dengan diam. Sedangkan orang yang sedang diperhatikan tidak berkutip sama sekali. Cantik, itu yang sekarang berada dipikiran Bara. Betapa beruntungnya ia bisa mengenal seorang gadis yang cantik seperti Lily.Tidak ada kata bosan bagi Bara untuk memandangi wajah Lily. Seakan wajah Lily adalah objek yang menarik. Lily m
Cuaca siang hari ini tiba-tiba mendung. Hal ini menandakan jika sebentar lagi akan turun hujan. Memang wajar itu terjadi mengingat saat ini sudah berada dipenghujung tahun. Biasanya intensitas turun hujan lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa bulan yang lalu. Lily melihat ke arah luar jendela untuk sekedar melihat suasana mendung di luar restoran.Rachel menolehkan kepalanya ke arah Lily dan Rayhan secara bergantian. Ia masih bingung dengan ucapan Lily tadi. Sampai saat ini, ia masih belum mengetahui maksud dari kedua sahabatnya itu. Kedua sahabatnya itu hanya diam dan saling pandang. Hal ini membuat perasaan Rachel semakin kesal."Baiklah, sebenarnya ada apa? Bisa kalian jelaskan?" tanya Rachel."Apa yang harus dijelaskan?" tanya Rayhan balik."Oh ayolah, kalian benar-benar membuat kepalaku pusing," tutur Rachel."Aku tidak mengerti dengan yang kamu bicarakan," ucap Rayhan."Terus tadi apa? Kenapa Lily bisa bertanya seperti itu?" tanya
Waktu semakin cepat berlalu. Hari kian berganti. Besok adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Rachel dan Lily. Hari di mana mereka akan pergi berlibur bersama dengan Rayhan dan sepupunya. Kehebohan pun terjadi pada kedua gadis itu.Rachel yang heboh dengan pakaian yang harus dibawanya. Sedangkan, Lily sibuk sendiri. Ia harus segera menyelesaikan pekerjaannya sebelum berangkat esok hari. Begitulah kehebohan dan kebingungan mereka sebelum berangkat. Akan lebih banyak lagi kehebohan yang terjadi pada beberapa hari ke depan.“Kamu tidak berniat untuk segera pulang?” tanya Rachel mengintip di celah pintu ruang kerja Lily.“Sebentar lagi aku pulang, masih ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan,” jawab Lily.“Jangan malam-malam, besok kita berangkat pagi,” tutur Rachel.“Iya aku tahu,” ucap Lily.“Kamu sudah packing, ‘kan?” tanya Rachel.“Belum,” ti