☁Selamat Membaca ☁
“Apa yang tidak bisa aku lakukan di dunia ini?”
Ansara Cloudia Natania. Putri satu-satunya dari keluarga Prawira itu mematut diri di depan cermin. Dagunya naik, dadanya membusung memperlihatkan kesombongan. Cloud – sapaan akrab gadis itu, baru saja memenangkan sebuah penghargaan bergengsi dunia. Namanya masuk sepuluh besar daftar wanita berpengaruh di bidang fashion. Meski kesuksesannya tidak murni dia dapat dari nol, tapi tetap saja Cloud merasa bangga. Gadis berumur dua puluh empat tahun itu menjadi sosok yang paling disegani di dunia fashion saat ini.
Cloud menyapa Skala dan Bianca sesampainya di ruang makan, tapi bukannya cepat-cepat menghabiskan sarapan, papa dan mamanya itu malah sibuk melakukan panggilan video dengan cucu dari putra mereka yang bernama Rain - yang tak lain kakak kandung Cloud.
Gadis itu mencebik kesal. Ia memilih untuk tak memperdulikan papa dan mamanya. Seperti biasa, Cloud hanya sarapan satu buah apel yang sudah dikupas bahkan dipotong-potong sesuai ukuran mulutnya oleh pembantu.
“Cloud ini enak, apa kamu tidak mau coba?” tanya Skala sambil memperlihatkan nasi goreng di atas meja.
“Per seratus gram sajian nasi goreng itu mengandung seratus enam puluh tiga kalori, apa Papa ingin aku gemuk lagi?”
Tawaran Skala malah dijawab dengan fakta perihal kalori oleh Cloud.
Ya, julukan gadis itu adalah kalkuator kalori. Cloud selalu menghitung berapa kalori yang boleh masuk ke dalam tubuhnya. Hal ini terkadang membuat Skala dan Bianca sedih, pasalnya dulu Cloud tidak seperti ini. Gadis itu sangat doyan makan, bahkan saat mamanya mengingatkan tentang berat badan, Cloud seolah tak peduli.
Namun, kini semua berbeda. Semenjak mendapat hinaan dari teman-teman barunya di kampus, Cloud mulai berubah. Ia menjalani diet ketat bahkan memakai jasa personal trainer untuk membentuk tubuh ideal, tapi jelas jika hanya bentuk badan Cloud saja yang berubah tentu tidak akan membuat Skala dan Bianca sekhawatir ini.
Sejak peristiwa pembulian dan memutuskan untuk berubah, Cloud menjadi lain. Sosok gadis ceria nan lucu itu hilang digantikan oleh sosok gadis angkuh, sombong dan terkadang bersikap sangat kasar ke orang lain. Bahkan Cloud menjadi sangat perfeksionis.
_
_
“Apa ini? kenapa bisa ada semut di mejaku?” bentaknya ke sang sekretaris saat dia membuka dokumen dan melihat ada seekor semut berjalan di atas kertas.
“Kenapa jendela ruang kerjaku yang sebelah kiri berbeda dengan yang kanan? Apa OB tidak membersihkan keduanya? Apa dia sudah tidak betah bekerja di Niel Fashion?” suaranya menggema di satu pagi yang cerah.
“Mobil siapa ini? kenapa perkir tidak pas di tengah? Apa dia baru punya mobil dan baru bisa mengemudi?”
Skala mengingat cerita-cerita tentang kelakuan putrinya yang dia dengar dari Bianca. Sungguh mereka dibuat pusing dengan tingkah anak mereka. Dulu, putra mereka juga sama. Rain sangat dingin dan angkuh hanya karena ditinggal oleh gadis yang sangat dia cintai, beruntung gadis yang membuat Rain seperti itu kembali, sekarang mereka sudah menikah dan memiliki anak perempuan berumur empat tahun, Rain pun mulai berubah menjadi sosok kebapakan, hangat dan peduli orang lain.
Namun, ketentraman Skala dan Bianca tak bertahan lama saat putri mereka satu-satunya berubah sama persis seperti sang kakak dulu, hingga duo suami-istri itu berpikir mungkinkah Cloud disakiti pria atau ditolak cintanya? Apa mungkin dia dulu ditolak dan dihina karena bentuk tubuhnya yang tidak semenarik sekarang?
Bianca sampai meminta Cloud untuk segera mencari pasangan. Siapa tahu hatinya yang sedingin es batu itu bisa mencair saat mendapat pria yang tepat.
_
_
“Apa pria? Bekencan? Makanan jenis apa itu? sepertinya jumlah kalorinya tak bisa didefinisikan. Mama ingin aku berkencan? Menikah? disambar petir dan masuk pusara puting beliung pun aku tetap tidak akan mau mengencani pria.”
☁Selamat Membaca☁Cloud terbangun di pagi hari, tapi seperti kejadian yang pernah terjadi, hari itu dia kembali melewatkan beberapa hari dari kejadian sebelumnya. Hal ini semakin membuat Cloud bingung, belum lagi Loloco yang kini sudah berubah menjadi kucing biasa.“Apa Loloco sudah kembali?”Baru kemarin rasanya Cloud melihat kucing itu bersikap layaknya hewan biasa, hingga saat bangun di pagi hari kalender di jamnya sudah melompat beberapa hari sejak kepulangannya dari bertemu Luis, tentu saja hal itu membuat Cloud bingung hingga meremas sisi rambut begitu kuat. Ia menunduk, bahkan mengabaikan ponselnya yang berdering. Hingga dia segera menjawab panggilan itu.“Halo, Nic.” Cloud bicara tanpa semangat, itu karena dirinya tengah bimbang sebab kembali melewatkan hari yang entah kapan sudah terjadi.“Kamu sudah bangun? Aku ingin mengajakmu keluar. Aku sedang dalam perjalanan ke rumah,” ucap Nic dari seberang panggilan.“Baiklah, aku akan bersiap.”Cloud mengakhiri panggilan itu, kemudia
☁Selamat Membaca☁Cloud benar-benar dibuat terkejut dengan apa yang dilakukan Nic. Dia belum bisa meredam rasa kagum ketika melihat puluhan mawar merah yang membentuk hati di tengah danau, kini Nic tiba-tiba berlutut dan menyodorkan kotak yang berisi cincin di dalamnya. Pria itu sepertinya memang sudah merencanakan melamar dirinya di sana.“Ap-apa ini, Nic?” tanya Cloud sampai tergagap.“Maukah kamu menikah denganku, Cloud?” Nic benar-benar melamar, pria itu tersenyum manis ke arah Cloud yang masih kebingungan.“Apakah hubungan kami sudah sedekat ini? Bukankah perjanjian kencan juga sudah berakhir? Apa Nic kini benar-benar menyukaiku?Ah … maksudku Ariel?” Cloud malah bertanya-tanya dalam hati karena bingung.Nic memandang Cloud yang tampak ragu, hingga kemudian dia berkata, “Siapapun kamu, aku akan tetap menyukaimu. Entah itu kamu atau Ariel.”Cloud bergeming, dia merasa pening karena banyak hal yang dilewatkannya. Mungkinkah benar ada yang salah dengan game itu, atau apa ini pertanda
☁Selamat Membaca☁Nic dan Cloud akhirnya berangkat ke bandara. Namun, sepanjang perjalanan Cloud benar-benar merasa aneh. Terakhir dia bicara dengan Nic hari Rabu, kenapa tiba-tiba sudah hari Sabtu. “Kenapa aku tidak ingat kejadian dua hari ini?” Cloud bertanya-tanya dalam hati.Nic melihat Cloud yang melamun sejak dari berangkat dan menuju bandara, sampai sekarang menunggu keberangkatan pesawat gadis itu hanya diam termenung.“Ada apa? Kenapa kamu melamun?” tanya Nic.Cloud tersadar hingga kemudian menatap Nic dengan senyum canggung karena terkejut. “Tidak ada,” jawabnya. “Aku hanya berpikir, jika aku tahu sebuah rahasia dari pengacara ayahnya Ariel, apa yang akan aku lakukan setelah itu,” kilah Cloud yang tak mungkin mengatakan kejanggalan yang dialaminya belakangan ini.Nic mengangguk paham, mungkin hal itu memang harus dipikirkan. Cloud kembali terdiam, sampai kemudian mengingat perbincangannya dengan Loloco sebelum berangkat.“Kamu mau ke mana?” tanya Loloco saat melihat Cloud
☁Selamat Membaca☁Cloud terjingkat saat mendengar Loloco berteriak. Dia langsung memandang kucing yang selama ini menemaninya itu. Loloco ternyata sedang memperhatikan ekornya yang nampak aneh.“Kenapa kamu berteriak?” tanya Cloud yang terkejut hingga mengusap dada.“Cloud, lihat.” Loloco menggerakkan ekor hingga berada di samping tubuhnya. Ia menunjuk dengan kaki kanan bagian depan.“Lihat apa?” tanya Cloud bingung, meresa ekor Loloco baik-baik saja.“Lihat dengan seksama!” pinta Loloco yang panik.Cloud memperhatikan ekor kucing itu, matanya sampai menyipit agar fokus, hingga dia terkejut saat melihat ujung ekor Loloco samar tidak terlihat, lalu kembali terlihat utuh.“Ke-kenapa ekormu begitu?” tanya Cloud tergagap sambil menunjuk ekor Loloco.“Aku juga tidak tahu,” jawab Loloco yang sama bingungnya dengan Cloud. “Apa ada hal yang terjadi dengan game itu?” tanya Loloco menebak.“Mana mungkin!” sangkal Cloud. “Kalau rusak, pasti semua akan sepertimu. Aku juga tidak kenapa-napa, lihat
☁Selamat Membaca☁Cloud masuk ke kamar setelah hampir berdebat dengan Lily. Dia tampak kesal dan curiga dengan wanita itu karena gelagat yang aneh, serta ucapan Edward yang tampak kesal.“Jangan-jangan dia sengaja menyuruh orang untuk mencelakaiku,” gumam Cloud.“Edward kenapa?” Loloco tiba-tiba muncul, kucing abu-abu itu membuat Cloud terkejut hingga terjingkat.Cloud menoleh - melihat Loloco yang baru saja masuk kamar dengan .gaya lenggak-lenggok bak model. Ia pun berujar, ”Mobilnya tertabrak truk, dan tulang lengannya mengalami pergeseran. Tampaknya kecelakaan itu disengaja, aku merasa aneh karena Edward muncul tiba-tiba di sana, seolah menghalau truk itu untuk menyelamatkan aku.”Loloco berjalan ke arah ranjang dan langsung naik ke kasur empuk, dia duduk di sana memandang Cloud yang berdiri menghadap padanya.“Memang benar disengaja,” ucap Loloco santai.Seketika Cloud membulatkan bola mata lebar mendengar ucapan Loloco, dia tergagap karena syok mendengar ucapan kucing itu.“Bagai
☁Selamat Membaca☁“Kamu bilang apa, Nic?” tanya Cloud.Dia mulai menginjak pedal gas agar mobilnya berjalan. Namun, tiba-tiba menginjak pedal rem saat ada mobil yang menyalip dan memotong jalan tepat di depannya.“Apa yang--”BRAK!Cloud ingin mengamuk karena mobil yang menyalipnya tidak memakai aturan, hingga dia terkejut saat mobil itu malah tertabrak truk yang melanggar lampu lalu lintas. Posisi mobil yang menyalip Cloud barusan tertabrak di bagian belakang, sehingga tidak menyebabkan kecelakaan yang terlalu fatal. Cloud sangat terkejut ketika mendengar suara benturan keras, dia melihat mobil di depannya sedikit bergeser ke kiri karena tabrakan yang terjadi.Cloud bahkan lupa jika sedang bicara dengan Nic, hingga kemudian memilih keluar dari mobil dengan posisi panggilan masih terhubung dengan pria itu.“Ayo bantu!” Pengguna jalan lain tampak berbondong-bondong ingin membantu pengemudi yang terlibat tabrakan. Sedangkan truk yang menabrak langsung tancap gas melarikan diri.Cloud b