Home / Romansa / LOVE AND TRUTH / BERMALAM DENGAN KAISAR

Share

BERMALAM DENGAN KAISAR

Author: NIESCOOL
last update Last Updated: 2024-01-26 13:20:53

Sehari sebelum pertemuan mereka kembali.

Sang Kaisar menghadiri pertemuan rapat kerajaan sebagaimana biasa, antara para penasihat dan para tetua serta para bangsawan terkemuka yang selalu diadakan setiap awal bulan berkumpul di tempat khusus rapat, mereka sebut dengan Aula Kerajaan.

“Yang mulia, Kapan Anda akan menikah?” tanya seorang tetua. Pertanyaan ini sudah yang keempat kalinya.

“Menurutku, aku masih terlalu muda, apa hari ini hanya membahas hal ini lagi?!” tanya Stefen kesal. Semuanya menundukkan kepalanya setelah mendapatkan tatapan tajam Stefen, terkecuali duke dari Nest.

“Tentu saja, Anda tidak akan perlu memikirkan pernikahan, Anda bisa memiliki para wanita dengan mudah dan aku selalu mencari para wanita elit untuk menghiburmu,” ujar duke tua dengan senyum licik. Bagi Stefen, duke dari Nest selalu berusaha mengambil hatinya dengan mendatangkan wanita untuk melayaninya.

“Meskipun kau telah berusaha, aku tidak pernah tertarik dengan wanita yang kau pilih, mereka hanya alat pemuas nafsu sesaat.”

Meskipun aku sengaja mengikuti permainan Duke Samuel tentang rumor bahwa aku bermalam dengan beberapa wanita yang dikirim si duke, kenyataannya, aku hanya bisa membayangkan wajah Laura saja, hanya dia yang selalu kupikirkan. Aku memang sudah menjadi kaisar sesuai dengan cita-cita yang pernah aku ceritakan padanya, tapi aku melakukan ini semua untuknya. Tidak adanya kehadiran dan kehilangan dia membuatku menderita. Aku merasa hidupku tak sebahagia saat aku masih dipandang sebagai anak yatim piatu bersamanya. Laura, bagaimana kabarmu sekarang? Aku bahkan tidak tau apa kau masih hidup atau tidak. Kenapa kau tidak menungguku? Andai, aku menyadari perasaanku sebelumnya bahwa yang aku inginkan adalah dirimu bukan istana ini. Maka mungkin aku sudah menikah denganmu sebagai keluarga biasa. Batin Stefen.

‘AKU HANYA AKAN MENIKAH DENGANMU’

***

Siang hari, di tempat khusus pelelangan para bangsawan, Laura berdiri di tengah aula. Ia memperlihatkan jati dirinya sebagai seorang wanita dengan penuh bekas luka di sekujur tubuhnya.

"Wanita ini punya banyak bekas luka seperti yang kalian lihat, aku yakin dia adalah wanita yang cukup tangguh. Karena itulah, kita akan mulai lelangnya pada angka 300,000 pound!" ucap pemimpin lelang.

Meskipun tubuhnya dipenuhi dengan bekas luka, wanita berambut biru itu masih terlihat cantik di mata peserta lelang.

"350.000 pound!"

"400.000 pound!"

"500.000 pound?"

"700.000 pound!" ucap pria tua yang langsung menawarkan harga tertinggi. Laura yang mendengarnya bahkan terkejut. Setelah itu tidak ada lagi yang menawarkan.

"700.000 pound! Ada yang mau menambahkan lagi?"

Toplak toplak toplak

Laura menaiki kereta kuda yang cukup mewah. Ia merasa gelisah, pikirannya memburuk ketika memikirkan sebagai budak yang harus berakhir di ranjang bersama pria tua.

Sungguh menyedihkan, apa aku harus berhubungan dengan pria yang sudah tua? Apa aku harus kabur saja? Tidak. Pria tua itu sudah mengeluarkan banyak uang untuk membebaskanku. Tapi ... aku juga tidak ingin tidur dengannya! cemas Laura di dalam hati.

Ia tidak bisa berbicara. Seorang wanita bisu yang telah bertahan hidup dari kesengsaraan takdirnya.

Kali ini aku bakal berakhir di mana?

Beberapa saat kemudian, kereta mewah itu berhenti. Seseorang memintanya untuk turun, Laura pun takjub ketika melihat bangunan mewah di hadapannya.

Pria tua itu pasti sangat kaya.

Beberapa pelayan wanita berdiri di hadapannya dengan memberikan sambutan hangat dengan kedatangan Laura.

"Selamat datang, Nona," ucap para pelayan dengan hormat menundukkan kepalanya pada Laura.

Laura segera memberikan isyarat dengan kedua tangannya agar para pelayannya itu tidak bersikap seperti itu. Para pelayan membawanya masuk ke istana Nest yang berada di perbatasan istana kekaisaran.

"Mulai sekarang Anda boleh tinggal di sini," ucap seorang pelayan yang membawanya ke dalam sebuah kamar. Laura membuka pintunya dan terlihat kamar yang sangat mewah di hadapannya.

Setelah mengantar, pelayan itu pergi. Laura melihat sikap pelayan itu yang ramah terhadapnya, ia merasa merindukan saat ia pernah akrab dengan salah satu pelayan dari pengalaman hidupnya. Laura pun duduk di atas kasur.

Ini aneh, beneran aku akan tidur dengan pria tua? Atau dia akan melakukan sesuatu yang lain? Jadi dia memanjakanku untuk bersenang-senang sebelum menyiksaku?

Menempati tempat tidur yang empuk dan mewah, Laura mencoba mengabaikan pikiran kotornya.

Argghhhh sudahlah! Ketimbang aku memikirkan yang tidak-tidak nikmatilah suasana yang ada sekarang, aku sudah lama tidak tidur di atas kasur yang empuk begini.

Pada akhirnya Laura membaringkan dirinya di atas kasur. Sedangkan para pelayan langsung berkumpul untuk mengobrol setelah membawa Laura masuk ke dalam kamarnya.

"Kenapa kita harus memperlakukannya istimewa? Bukankah dia hanya seorang budak?" gerutu seorang pelayan yang merasa sikap duke berlebihan memperlakukan budak wanita yang baru di bebaskan ini seperti seorang putri.

"Kau dengarkan? Duke bilang wanita kumuh ini diberikan untuk kaisar, aku tidak mengerti apa alasannya? Dia tidak cantik, badannya kurus, kulitnya juga kusam, parahnya lagi dia itu sama sekali tidak menarik untuk dilihat dengan tubuh penuh bekas luka, dibandingkan dengan dirinya aku ini lebih baik dibandingkan dia," imbuh pelayan yang lain.

"Aku sangat yakin, begitu ia sampai di kediaman kaisar. Hari itu juga dia akan langsung dipenggal. Kau sudah dengarkan? Duke itu selalu berusaha mengambil hati kaisar dengan mengirimkan wanita atau gadis sebagai pemuas nafsu kaisar. Tapi secantik apapun mereka, kaisar tidak pernah membuat di antara mereka menetap satu hari saja, setelah bermalam mereka langsung di usir. Begitu melihat wanita seperti ini, apa yang dipikirkan si duke sih? Sebelumnya wanita yang dia pilih itu cantik dan sempurna."

"Sudah jangan banyak bicara!" tegur salah satu dari para pelayan.

"Kenapa? Kau membela wanita itu?"

"Bukan, aku hanya berfikir memberikannya waktu untuk hidup, berikanlah dia pelayanan yang baik sebelum dia dibunuh. Kalian paham? Hahaha."

Para pelayan langsung tertawa mendengarnya.

Hingga waktu terus berganti dan berubah menjadi malam. Kasur yang begitu empuk itu sampai membuat Laura tertidur sangat pulas. Bahkan kedatangan langkah kaki si pelayan pun ia masih menutup matanya.

"Wanita hina ini, dia malah asyik tertidur begitu, rasanya aku jijik untuk bersikap padanya yang hanya seorang rendahan," gerutu pelayan.

"Saatnya Anda bangun," ucap pelayan itu sedikit meninggikan suaranya.

Laura sedikit kaget mendengarnya, ia pun terbangun. Laura sedikit takut, apa ia akan dihukum sekarang?

"Air mandi Anda Telah Siap," sahut pelayan lain.

Laura menghela nafas lega, mereka membangunkannya hanya untuk mandi. Situasi sangat canggung, Laura tidak bisa bicara, hanya bisa diam seribu kata dan membiarkan tiga pelayan membersihkan tubuhnya di kamar mandi.

Apa sudah waktunya? Jadi gundiknya si duke? Itulah yang saat ini Laura pikirkan.

Setelah mandi, Laura memakai baju yang sangat indah. Salah satu pakaian kerajaan yang biasa dipakai oleh kalangan bangsawan. Bahkan Laura tidak bisa menebak berapa harga untuk gaun yang dia pakai, yang jelas pakaian yang dia kenakan saat ini pastilah sangat mahal.

Wajahnya yang di poles, bibirnya yang ditempeli lipstik tipis, rambutnya yang di tata dengan rapih dan indah. Lalu penyelesaiannya di bubuhi cermin. Dalam sekejap Laura terlihat tak percaya dengan wajahnya. Ternyata ia bisa secantik ini.

"Apa semuanya sudah sesuai dengan selera Anda?" tanya pelayan dengan hormat. Laura hanya membalasnya dengan mengangguk.

"Kalau begitu sudah waktunya, ikuti aku," ujar kepala pelayan.

Laura bingung saat ia berjalan menuju keluar istana dan ia melihat kereta kuda di hadapannya.

Kereta Kuda? Bukannya Seharusnya aku dikirim ke kamarnya si duke? Pikir Laura kebingungan. Sekarang dia akan dibawa ke mana lagi?

Setengah jam kemudian, kereta kuda itu berhenti. Laura yang sibuk kembali dengan pikirannya itu dengan hati-hati melangkah keluar. Namun, begitu ia melihat, ia terkejut dengan istana kekaisaran yang pernah dia tempati.

"Ini, kan?"

Para pelayan terus berjalan mengawal Laura ke suatu tempat hingga ia berhenti di sebuah kamar, di depan kamar itu berdiri seorang pengawal.

"Yang Mulia, wanita yang dikirim oleh duke telah tiba," ujar pengawal di balik pintu.

"Oh, sudah sampai?" tanya Kaisar Stefen Angelo Collin.

"Silahkan ikuti saya ke sebelah sini," ujar pelayan. Pintu kamar pun terbuka.

Stefen bangkit setelah menunggu wanita itu datang dan ketika ia memperhatikan wanita itu, matanya membulat terkejut. Wanita yang ia lihat seperti Laura Estelle, Stefen menyuruh pelayan dan pengawal meninggalkan mereka berdua. Sudah lama Stefen merindukannya. Stefen merasa sangat senang si duke membawa gadis yang sangat mirip dengan Laura. Stefen menyuruh Laura mendekatinya.

Laura sama terkejutnya ketika ia mendengar suara yang ia kenal.

Stefen Angelo Collin kini ia adalah seorang Kaisar. Wajahnya, tampilannya sangat berbeda, Stefen tumbuh menjadi pria yang tinggi dan sangat tampan dan yang paling penting adalah dia menjadi penguasa di negara ini.

Stefen langsung menarik lengan Laura dan menjatuhkannya di atas kasur.

"Siapa namamu?" tanya Stefen. Laura tercengang mendengarnya. Stefen tidak mengenalinya?

Laura menggelengkan kepalanya.

"Kenapa kamu tidak menjawabnya, apa kamu tidak dapat bicara?" Laura membalasnya dengan mengangguk.

Pasti kamu merasa kecewa harus tidur dengan wanita bisu sepertiku.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • LOVE AND TRUTH   KEMARAHAN BARON

    Kabar kritis Stefen sampai ke telinga Astra di kediamannya. "Apa katamu? Stefen tidak sadarkan diri? Apa yang terjadi padanya selama ini?" Astra kaget mendapat kabar baru tentang Stefen yang kondisinya kritis. “Saya dengar Yang Mulia mogok makan berhari-hari, seminggu hanya minum satu gelas air hangat, rutinitasnya berburu binatang dan membagikannya kepada orang miskin, namun tubuhnya yang tidak seimbang menyebabkan dia dicakar oleh seekor beruang besar." Air mata Astra mengalir cukup deras tanpa suara, kedua telapak tangannya terkepal penuh haru. "Kenapa dia tidak berselera makan? Mungkinkah dia sedang merasa kehilangan aku atau... dia dibuat sedih oleh wanita berambut biru itu?" suara Howard teringat kembali, Howard pernah mengatakan padanya jika Red adalah Laura Estelle. Tidak-tidak, tidak mungkin seperti itu. Astra menatap dirinya di cermin, mata hijaunya menghilang, emosinya terkikis, kini ia telah kehilangan kekuatan sihir pemotongannya. Menjadi manusia biasa membuat

  • LOVE AND TRUTH   MUSUH DALAM SELIMUT

    Baron berusaha membangunkan Laura dengan menepuk lembut pipinya, ia mengamati bagian tubuh Laura yang terlihat di hadapannya, ia tidak melihat satupun luka di tubuhnya, mengapa Laura sendirian dan terbaring seperti ini? dia benar-benar berniat untuk meninggalkan semuanya? Pikir Baron, yang ia tahu, Laura adalah wanita yang sangat kuat dan gigih. Untuk pertama kalinya dia melihat Laura terjatuh lemah seperti ini, melihat pahlawan wanita yang sangat berjasa atas kehidupannya, Baron merasakan sakit hati yang luar biasa karena telah gagal menjaganya dan membalas kebaikan Laura selama ini. “Laura, Laura, bisakah kamu mendengarku?!” panggil Baron dengan lembut. Tidak ada satupun pergerakan yang terlihat, di tengah hujan yang sangat deras dan angin kencang, Baron memaksakan diri untuk menempatkan Laura di atas kudanya. Meski dalam perjalanan Baron berharap Laura baik-baik saja, kini ia memikirkan keduanya dengan perasaan khawatir yang sama pada Stefen dan Laura. Mengapa kalian berdua t

  • LOVE AND TRUTH   Kebangkitan Darah Visioner Baru

    Seminggu setelah Stefen siuman, Stefen mendapat balasan dari Kirim yang kembali membawa pesan tentang Laura, namun mirisnya Stefen mendapat kabar yang menyedihkan, hadiah yang diberikannya tidak diterima dan yang lebih mengejutkannya adalah Laura meninggalkan Nest dan juga Ziarkia, dia sangat sedih mendengar hal itu, ia melampiaskan emosinya dan kembali berburu ditemani para pengawalnya, gambaran mimpi buruk selalu muncul di benaknya dan tidak pernah berhenti. "Enyahlah di hadapanku!." Kata-kata Laura sangat menusuk, membuatnya kehilangan semangat hidup, betapapun dia mengalihkannya untuk berburu, dia masih terus mengingat kata-kata itu berulang kali. Suatu ketika seekor beruang besar hampir terjatuh menimpa tubuhnya yang lebih kecil. Para penjaga sudah siap turun tangan membantu Stefen, namun dengan cepat menggunakan jurus pedang tankendon, beruang besar itu terluka. Darah kental beruang itu muncrat ke seluruh tubuh Stefen. Stefen berbalik dan pergi dengan tatapan kosong, sementar

  • LOVE AND TRUTH   LAURA, PLEASE COMEBACK!

    Max tersulut emosi dengan ucapan Kirim, semua hanya karena ikrar ketika wilayah kekuasaannya berhasil diambil alih menjadi milik Ziarkia. Mau tak mau ada beberapa penegasan yang menjadikan dirinya tak bisa melawan balik. Kirim bisa menatap mata tegas itu sebagai emosi Max yang sangat kontras, sehingga ia memberi cibiran padanya. "Kalau tatapan itu bisa membunuh! Aku yakin bahwa itu sudah bisa menebak keinginan hasrat untuk membunuhku!" Terdengar kasar jika kalimat itu dilontarkan di hadapan wanita yang dicintai Max. "Dengar, Kirim, aku bisa mengusirmu sekarang juga dan melarangmu untuk datang kemari lagi!" Max tidak ingin jika wanita yang ia cintai melihat emosi dirinya yang berapi-api dia sungguh menjaga martabat itu, agar Laura bisa memandangnya sebagai pria yang baik dengan penuh ketulusan. Tapi tak bisa dipungkiri lagi jika perang saling tatap terus berlanjut antara dirinya dan kirim. "Coba saja kalau bisa!" ucap Kirim melawan balik dengan menatap matanya.. Laura ha

  • LOVE AND TRUTH   PENJEMPUTAN

    Seminggu kemudian, kehidupan di Nest aman terkendali, Laura mulai mendapatkan pelajaran baru tentang pedang, guru yang melatihnya terlihat tangguh dan juga lincah, wajahnya terlihat sangar dan menakutkan namun ternyata pria itu sedikit periang dan juga suka bercanda dengannya. Laura yang sudah sangat lama tidak berlatih pedang merasa gerakannnya kembali kaku, ia mendapatkan kesulitan mengimbangi tubuh saat berlatih bersama gurunya yang berkulit sawo matang, rambutnya panjang hingga di kucir di belakang, namun ia memiliki penampilan yang sangat gagah dan juga telaten. Bunyi perlawanan pedang masih terus berlanjut, Laura sudah merasa terintimidasi oleh serangan gurunya, hingga dalam gerakan terakhir berhasil membuat pedangnya terjatuh, sang guru memintanya beristirahat. hah hah hah suara helaan nafas Laura. "Luar biasa, Nona. Ini baru perlatihan pertama, tapi gerakanmu terlihat sudah terbiasa memakai pedang," puji guru. Laura tersenyum setelah mendengar pujian dari gurunya, rasa

  • LOVE AND TRUTH   MEMBUKA HATI

    Pencarian Ritim masih terus dilakukan hingga malam hari, Max telah memerintahkan seluruh bawahannya untuk tidak menyerah dan mengeluh sampai Ritim ditemukan. Terlalu lama menunggu, ia akhirnya kembali menemui Laura di kamarnya. Di belakang pintu, ia hendak mengetuk tapi perlahan ia urungkan niatnya karena merasa gagal melindungi Laura dari bahaya, karena merasa malu untuk bertatap muka, Max hanya mampu berkata dibalik pintu mencoba memanggil namanya. "Laura, apa kau sudah tidur?" tanyanya dengan suara yang rendah. Laura masih terisak, hatinya masih mengingat segelintir ingatan yang kembali padanya, mendengar suara Max, ia langsung membuka pintu dan menyenderkan kepalanya. Max tertegun sebentar hingga ia perlahan membalas Laura dengan pelukan. Saat ini Laura merasa sedikit stress antara keberuntungan dan kesedihan yang membuatnya bertahan hidup selama ini ternyata telah lama dalam lingkaran ramalan ibunya. Ia membutuhkan sandaran untuk hatinya yang sedang bersedih, dan Max tepat di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status