Share

19. Sakit

Dengan segenggam keberanian, Acasha menegakkan pandangan, menatap pria bermanik amber di sampingnya. Selang helaan napas panjang, ia kembali membuka suara.

"Tuan, saya tahu, Tuan-lah yang memiliki wewenang di sini. Sudikah kiranya Tuan menjawab pertanyaan saya?"

Debar jantung di dada semakin tidak terkendali. Acasha meremas dress ungu yang dikenakannya sambil menggigit bibir, tanpa berpaling dari wajah memesona sang pria bermanik amber.

Saat itulah Acasha tersadar, senyum ramah yang terlukis di wajah menawan itu tersimpan kepalsuan. Lensa ambernya yang berkilau menyiratkan kesenduan dan kesepian. Seolah pria itu sedang merindukan seseorang yang tidak pernah ditemuinya untuk sekian lama.

"Daripada Demian, sebenarnya ada orang yang lebih lama mengenal Stephen," ujar sang pria tampan mengawali kalimatnya setelah keheningan beberapa saat.

Acasha menegakkan punggung, lalu memusatkan perhatian penuh pada pria di sampingnya.

"Dari merekalah ... kami semua, kecuali Chesy,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status