The Demon's Bride

The Demon's Bride

Oleh:  Blezzia  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
29 Peringkat
22Bab
9.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Valleya Crowd adalah gadis cantik yang memiliki tatapan tajam dan jernih. Valleya tidak menyadari bahaya yang mengincar keberadaannya. Setelah kematian sang Ibu, dia mendapat begitu banyak kejanggalan, dimulai dari mimpi bertemu dengan pria tidak dikenal yang selalu mengganggu malam-malamnya hingga menjadi saksi akan kematian beberapa warga kota. Hari demi hari Valleya menemukan banyak perubahan terjadi pada dirinya yang menimbulkan rasa penasaran akan identitas Valleya yang sebenarnya. Dia merasa berbeda dari gadis lainnya, terutama ketika dia bisa berkomunikasi dengan makhluk mitologi. Dan satu hal yang baginya tak masuk akal. Dia memiliki sayap putih kecil di punggung yang menjadikannya makhluk paling diburu oleh para makhluk malam. Apakah sebenarnya dia? Mengapa dia selalu memimpikan pria yang sama setiap malam? Dan mengapa makhluk-makhluk mitologi itu mengejarnya?

Lihat lebih banyak
The Demon's Bride Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Aik Sari
Kak, ini ga dilanjutin lagi ya?
2023-10-07 07:09:28
0
user avatar
Ina Ernawati
ini kapan dilanjut ya?
2022-07-01 10:49:03
1
user avatar
Blezzia
Halo, novel ini sudah update kembali ya~
2022-04-12 03:08:54
4
user avatar
Ina Ernawati
cerita ini memang sudah tidak dilanjutkan ya kak?
2022-04-01 22:49:08
1
user avatar
Ilhamsyah Augy Nugroho
sering2 update yaa kaa aku sukaa soalnya
2021-09-21 00:07:39
2
user avatar
Blezzia
kenapa malah jadi pintu jendela 😅🙈 sorry ya, harusnya itu daun jendela. Author kayanya lagi ngantuk pas nulis. udah up ya 😊
2021-07-01 19:49:31
2
user avatar
KucingGanteng
Ceritanya menarik. Ditunggu lanjutannya!
2021-06-21 15:59:35
2
user avatar
Bunda ziza
boleh juga
2021-06-13 13:42:16
3
user avatar
Blezzia
Halo, novel fantasi ini baru saja dikontrak. Semoga pada suka baca Romance Fantasy terbaru Blezzia ❤️
2021-06-10 18:06:11
3
user avatar
Ailana Misha
Bagus kak ceritanya, bahasa yg kakak gunakan juga enak, jadi nyaman dibaca... Double thumbs up buat kakak👍👍
2021-03-11 16:22:09
3
user avatar
Winda
Lanjut kak
2021-03-11 15:27:40
3
user avatar
Pida golan
Huhu, aku mampir nih. Penasaran deh sama kelanjutannya. Semngat nulisnya kak🥰
2021-03-11 15:03:40
2
user avatar
Namira
unik banget ceritanyaaa
2021-03-11 11:00:12
2
user avatar
Zedanzee
keren, next terus ya torr
2021-03-11 10:38:06
2
user avatar
Amea81
love this story from Amea81
2021-03-10 21:40:26
2
  • 1
  • 2
22 Bab
PROLOG
Candeline, Tahun 504 Dalam Kalender KematianHujan membasahi tanah hingga menggenang di saluran pembuangan dan lubang jalan. Suara langkah samar-samar mengisi lorong-lorong gelap yang sempit, seolah berkejaran satu dan yang lain, menambah irama tidak hanya derap langkah satu dua kaki ketika menerjang genangan lumpur di sepanjang jalan.Seorang laki-laki berlari hingga mencapai sudut tergelap dari tempat yang bisa ia jangkau, mencoba menyembunyikan diri di sela gang kecil antara dua bangunan. Tidak hanya dua pengejar, tetapi ada lima pria yang mengikuti sejak dia meninggalkan kedai minuman di ujung jalan itu. Napasnya terdengar putus-putus, lelah, namun sedapat mungkin dia menenangkan diri kembali."Apa kau yakin dia berlari ke arah sini?" Salah satu dari para pengejar itu mengendus udara, mencari jejak buruannya."Ya, tidak salah lagi. Dia pasti bersembunyi." Terdengar geraman dari pria yang lebih kurus. "Sudah kukatakan bahwa kita harus
Baca selengkapnya
BAB 1 I Kota Metropis
Metropis, Tahun 521 Dalam Kalender Kebangkitan (17 Tahun Kemudian) Angin berembus cukup kencang hingga menerbangkan beberapa tong sampah terbuat dari baja yang diletakkan sengaja di setiap sudut Kota Metropis. Hawa dingin menusuk tulang membuat pejalan kaki memakai mantel tebal mereka saat menembus jalan. Tak jarang suara tangis bayi-bayi tak berdosa terdengar di antara angin, dan cicitan tikus dekat got, serta tumpukan sampah di antara kanal-kanal yang airnya mulai naik hingga menutupi jalanan. Dapat diprediksi, esok pagi akan ada mayat-mayat baru yang ditemukan petugas patroli. Dan merupakan pemandangan biasa bagi masyarakat Metropis. Kemiskinan adalah sesuatu yang harus kau salahkan dalam setiap kematian, dan siapa yang peduli pada satu dua mayat tanpa identitas di sana. Kau tak akan kekurangan apa pun dengan meningkatnya jumlah kematian di kota. Namun, lain halnya dengan sekelompok pria yang berlari menembus gerimis di antara lor
Baca selengkapnya
BAB 2 I Chrysander
Ketukan pelan di depan pintu kamar membangunkan Valleya seketika, dia melirik seisi kamarnya sebelum menyahut."Ya Bibi, aku akan turun!"Valleya bergegas bangun, dan merapikan kamar secepatnya sebelum memasuki kamar mandi. Pagi ini dia ada janji untuk bertemu Nina, sahabatnya, sebelum menghadiri kelas sopan santun dari salah satu guru paling dibencinya, Nona Lisbet.Sembari merapikan lipatan rok berendanya, Valleya mematut diri di depan cermin. Tubuhnya yang montok dibalut ketat dengan blus kuning muda dipadu rok berenda kuning tua. Kalung berbandul permata merah yang tak pernah dia lepas sejak kecil memantulkan cahaya matahari pagi yang mengintip masuk dari kisi jendela.Dia melatih senyum seperti yang Nona Lisbet ajarkan minggu lalu. Pantulan dirinya di cermin membuat Valleya puas, berputar beberapa kali, akhirnya gadis itu mengakhiri ritual paginya di depan cermin.Suara feminim yang terdengar dari lantai bawah lagi-lagi memanggil namanya.
Baca selengkapnya
BAB 3 I Buku Rahasia Merayu Wanita
Valleya terkesiap begitu dia terbangun dari tidur. Matanya nyalang menatap sekitar, dan dengan degup jantung yang berdebar, dia pun turun dari kasur kemudian berlari ke luar kamar. Langkahnya terdengar buru-buru saat menuruni tangga menuju dapur, dimana dia bisa mendengar suara Bibi Ema bersama adonan roti yang dibanting di atas meja.“Bibi!” panggil Valleya setengah histeris.Seketika sang Bibi mengangkat wajah, dan menatap Valleya dengan ekspresi bertanya begitu mendapati pipinya yang pucat sedang mata membulat seperti sedang dikejar seseorang.“Ada apa?” tanya Bibi Ema sedikit kesal telah diinterupsi.Wanita tambun itu kembali mengadon kue dan tidak lagi memedulikan wajah ketakutan gadis tujuh belas tahun di hadapan.“Bibi, tadi … tadi … di kamarku,” ucap Valleya terbata sembari berusaha menarik napas dengan rakus.Paru-parunya terasa sesak, karena oksigen yang menipis drastis sejak bangun
Baca selengkapnya
BAB 4 I Bunga Kristal
Ketika pagi tiba, Valleya menemukan sebuket bunga yang sangat indah di depan jendela.Lama dia terdiam menatap kelopak pelangi pada bunga-bunga beraneka jenis, namun tidak pernah dia temui sebelumnya. Seolah bunga-bunga tersebut tidak tumbuh di bumi melainkan surga.Setiap bunga-bunga itu tampak berkilau bagai taburan kristal yang menempel di setiap daun, batang, dan kelopak dengan aneka warna pelangi begitu diterpa cahaya sinar mentari pagi.Dengan ragu-ragu Valleya menyentuh buket tersebut, sedang kepalanya menatap sekitar. Pada atap rumah di hadapan yang terlihat dari jendela kamar, serta langit biru yang menunjukan cuaca begitu cerah dengan semilir angin pagi menyentuh pipi.“Dari siapa bunga ini?” gumamnya penuh tanya ketika menaruh buket itu ke dalam pelukan.Tidak mungkin seekor burung membawa benda sebesar itu terbang di angksa dan menjatuhkannya tepat di depan jendela Valleya.Dengan diliputi perasaan mengganjal, gadis t
Baca selengkapnya
BAB 5 I Kepingan Jiwa
Valley baru saja keluar dari rumah Paman James setelah memberikan keranjang berisi roti, saat tiba-tiba dia berpapasan jalan dengan sepasang kekasih berwajah pucat yang seketika berhenti begitu melewati keduanya.Entah mengapa bulu kuduk Valleya berdiri, dan dia merasa firasat aneh, seolah menyuruhnya untuk menghindari pasangan berwajah beku tersebut.Jika diperhatikan dengan saksama, kulit mereka tampak tidak biasa, begitu pula dengan mata yang diarahkan pada Valleya, seakan dirinya adalah makanan, bukannya seorang manusia berjalan.Karena tidak ingin dianggap bersikap tidak sopan, Valleya pun memberi pasangan itu jalan sehingga dia menepi ke pinggir bangunan dengan kepala menunduk ke bawah, namun belum sempat dia berjalan kembali, saat tiba-tiba sang wanita memanggil yang mengakibatkan tubuh Valleya lunglai sesaat.Namun dengan cepat dia menepis perasaan lelah tersebut, dan mencoba berdiri tegak kembali, sebelum akhirnya berhenti.“Hey, apa
Baca selengkapnya
BAB 6 I Dia Makhluk Yang Kuat
Chrysander membawa Valleya sampai ke ruang kesehatan sekolah, dan hanya dengan satu tatapan mata pada suster yang berjaga, dia pun dapat mempengaruhi pikiran orang di sekitar, bahwa tadi Valleya pingsan dan butuh istirahat beberapa jam saja.“Gadis itu sedang kelelahan dan butuh untuk tidur agar pulih kembali,” ucap Chrysander sembari mengunci mata sang perawat. “Apa kau mengerti?”Perawat wanita itu mengangguk kaku dan seketika wajahnya normal kembali saat ingatan perawat tersebut dipenuhi oleh kejadian buatan pemberian Chrysander, yang menunjukan bagaimana Valleya berakhir di sana.Dengan tatapan cemas, perawat itu pun akhirnya bergerak untuk memeriksa keadaan Valleya yang masih tertidur pulas di atas ranjang.Dan hanya dalam hitungan detik, Chrysander pun menghilang dari ruangan.Samar-samar Valleya melihat sosok pria menggendongnya beberapa waktu lalu, namun semua tampak begitu buram. Dengan keadaan paralyze dalam waktu
Baca selengkapnya
BAB 7 I Bukan Gadis Biasa
Baru saja Valleya hendak berangkat ke sekolah, saat tiba-tiba dia menemukan buket bunga yang sama seperti kemarin tergelatak di teras rumah.Langkah Valleya terhenti begitu dia mendapati bunga yang berkilau di bawah sinar matahari itu mengerlip-ngerlipkan cahaya pelangi ke segala arah, membuatnya seketika terpaku dengan tatapan penuh kekaguman.Baru saja dia membungkuk ketika menyentuh bunga tersebut, saat tiba-tiba Bibi Ema muncul dari arah dalam rumah dan mengagetkan Valleya hingga tubuhnya terlonjak kaget dan seketika menjauhi bunga kristal itu.“Astaga Bibi,” gumam Valleya sembari memegangi dada, lalu menjauhi buket bunga yang nyaris dia ambil dari atas lantai beranda.Bibi Ema hanya memandang Valleya dengan tatapan tidak senang, namun matanya beralih ke arah buket bunga yang memancarkan warna-warni cahaya ke segala arah, bagaikan permata yang dipajang di bawah sinar lampu seperti pameran dalam museum kerajaan.“Benda apa itu?
Baca selengkapnya
BAB 8 I Sentuhan Lembut Tak Terlihat
Saat tengah malam, suasana tenang di rumah yang Valleya tempati berubah menjadi mencekam begitu terdengar suara teriakan nyaring yang berasal dari kamar Bibi Ema. Valleya terbangun seketika dan dia berlari mendekati ke tempat bibinya berada dengan gerakan terburu-buru.“Bibi, ada apa?” tanya Valleya sembari menggedor pintu sedikit keras.Suara teriakan penuh terror itu lagi-lagi terdengar, membuat Valleya ketakutan dan cemas.“Bibi!” panggil Valleya, sembari berusaha membuka paksa kamar yang terkunci.Baru saja Valleya hendak mendobrak lagi saat tiba-tiba Bibi Ema keluar dengan mata membeliak nyalang dan melirik sekitar seolah dia baru saja dikejar oleh mimpi buruk.“Aku melihat sesuatu! Aku melihat sesuatu!” jeritnya dengan tubuh bergetar.Mendapati kondisi sang Bibi, Valleya pun membawa wanita tambun itu untuk masuk ke kamar lagi, namun Bibi Ema menahan langkah keduanya dan menggeleng cepat. Dia menolak
Baca selengkapnya
BAB 9 I Merindukan Pelukannya
“Aku sudah mengatakan padamu berkali-kali, tidak seharusnya anak itu berada di rumahmu, tetapi kau tetap tidak mau mendengar,” ucap Bibi Dori pada Bibi Ema.“Tidak mungkin aku menolak kehadirannya, Dori. Apa kau tidak tahu bahwa kakakku tidak akan memberikan hartanya bila aku tidak mengasuh anak itu sampai melewati usia delapan belas?” jelas Bibi Ema sama sengitnya. “Bila saja tidak ada aturan demikian dalam surat wasiat yang dia tinggalkan, tentu saja aku tidak akan menerima anak itu. Bagiku, Dia hanya beban!”Kedua wanita itu membicarakan Valleya di saat gadis itu dapat mendengar dari lantai dua. Bahkan tadi, Valleya tidak sengaja melihat Bibi Dori yang melirik tajam padanya saat dia melewati pintu ketika hendak melintasi ruang tengah.“Taruh saja dia di panti penitipan sampai usianya delapan belas, dan di saat kau mendapat warisan, berikan pada mereka sejumlah uang sesuai kesepakatan,” saran Bibi Eva dengan pemi
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status