Share

Chapter 18

Air mata Arumi mengenang, bibirnya gemetar menahan emosi. Gadis itu mengerang menahan sesak di dadanya. Rilan yang baru sampai di balkon pun terlihat bingung saat melihat gadis yang dianggap adiknya itu tersungkur di lantai dengan air mata.

"Apa yang terjadi."

"Kak Rilan!"

Gadis itu menghambur ke pelukkan Rilan setelah mangatakan kebencian. "Randika, aku membencinya."

"Randika? apa pria itu melakukan sesuatu padamu?"

"Aku kesal," jawab Arumi dengan isakan kecil.

"Apa dua pria itu melakukan sesuatu padamu?' tanya Rilan kembali dengan hati-hati.

"Seperti memasukkan sedikit obat perangsang pada minumanku?" ujar Arumi.

Rilan kaget. Dia mendorong pelan tubuh Arumi untuk memberi sedikit jarak darinya, sorot matanya sangat terkejut.

"Dari mana Kau tahu?"

"Pria Robot itu mengatakannya padaku tadi," jawab Arumi terisak.

"Pria Robot? maksudmu Randika." Rilan hampir tergelak, yang kemudian tawannya pecah sa

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status