Share

SUMBER MASALAH

Sudah hampir lima menit lamanya Biola melongo menatap Viona yang kini duduk manis di hadapannya dengan muka takjub campur canggung. Bagaimana tidak? Tak satu pun orang di keluarganya mengetahui soal Biola yang tinggal satu atap dengan Dion. Selama ini dia mengaku tinggal di indekos seorang diri saja. Lantas, dari mana Viona tahu? Dan mengapa dia datang?

"Kamu ..." Biola bersuara ketika Viona meneguk ice lemon yang baru disuguhkan kepadanya, sesekali diliriknya Dion yang duduk kikuk di ujung sofa, diam tak berkutik. "Kamu tau dari mana kalau Kakak tinggal di sini? Ibu tau kamu ke sini?" tanya Biola ragu-ragu.

Viona dengan santainya menggeleng. "Aku lagi bete sama Ibu!"

"Ya ... kamu mungkin lagi bete sama Ibu ... tapi--"

"Tenang aja, Kak. Aku udah lama tau, kok," sambar Viona dengan entengnya.

Biola melongo lagi.

"Iya, aku udah tau kok kalau Kakak nggak nge-kos selama ini, cuma aku diam-diam aja, pura-pura nggak tau." Viona nyengir kuda. "Lagian kenapa juga Kakak harus nutup-nutupin? Santai aja kali! Tapi aku bakal tutup mulut dengan satu syarat ..."

Biola merutuk dalam hati, adiknya yang satu ini memang tidak akan membiarkan dirinya bisa bernapas tenang! Pasti ada sesuatu yang dia minta. Meski usia Viona tahun ini sudah menginjak angka dua puluh tiga, kelakuannya masih seperti remaja puteri, selalu ada maunya. Dan satu lagi, gadis yang baru tahun lalu wisuda ini sudah genap setengah tahun menganggur!

Alis Biola terangkat, menunggu kelanjutan dari kalimat Viona.

"Aku mau tinggal sementara sama Kakak, boleh, kan?"

Jantung Biola serasa mau keluar dari tempatnya saat mendengar pertanyaan nyeleneh dari adiknya tersebut. Diliriknya lagi Dion yang masih diam membisu di posisi semula.

"Hah?!" Biola terpekik.

"Iya ... aku minta uang sama Ibu buat beli album K-POP yang baru, tapi nggak dikasih! Padahal aku juga lagi nabung buat nonton konser K-POP tahun depan! Nggak adil banget, kan?! Makanya aku sengaja kabur dari rumah! Aku bilang aku bakal tinggal sama Kakak sementara, pokoknya sampe Ibu ngasih aku uang dan izin buat beli album baru! Biarin!"

Telinga Biola rasanya baru saja berdenging, dunianya seakan berputar tiba-tiba. Hal gila apa yang baru saja dikatakan oleh Viona?

"Kamu nggak berpikir dulu sebelum ambil keputusan? Kalau sampe Ibu nyari tau kamu di mana, dan akhirnya datang ke sini gimana?!" seru Biola panik.

"Kakak tenang aja, Ibu nggak tau kok Kakak tinggal di mana, dan kalau Ibu tanya, tinggal nggak usah jawab, gampang, kan? Pokoknya nanti kalau Ibu udah kasih aku uang dan izin, aku bakal langsung cabut, kok! Aku janji, Kak!" pinta Viona manja.

"Tapi itu berisiko banget, Na ... kamu sadar nggak sih kalau kamu lagi bikin Kakak ikut dalam masalah kamu? Hm?! Gawat kalau sampe Ibu tau Kakak tinggal sama pacar Kakak!"

"Malahan, kalau Kakak nolak aku ikut tinggal di sini sementara, aku bakal langsung kasih tau Ibu!" ancam Viona.

Kalau saja Dion tak ada di sana, rasanya Biola sudah sejak tadi melayangkan gelas ke muka adik manjanya yang satu ini!!

"Viona ... kamu ini--"

"Udahlah, Yang," sahut Dion yang akhirnya membuka mulut juga. "Jangan malah kamu yang ribut sama adik kamu sendiri. Kita pikirkan aja baik-baik solusi termudah dari masalah ini semua," sambungnya.

"Kamu nggak dengar apa permintaan dia? Dia mau tinggal di sini! Atau dia akan kasih tau ibu kami kalau aku tinggal serumah sama kamu! Kamu paham, kan?" bisik Biola panik. "Anak ini emang--"

"Ya emang kenapa juga? Nggak ada salahnya kok aku rasa adik kamu tinggal di sini sama kita," potong Dion dengan gampangnya.

Senyum puas tanda kemenangan langsung mengembang di wajah licik Viona, dan jelas itu bukan kabar baik bagi Biola.

"Wajar aja kamu ngomong begitu, kamu berusaha buat ngambil hati dia ... pegang kata-kata aku, Dion, kamu nggak kenal gimana nyebelinnya adik aku ini! Kamu bakal nyesal kalau nerima dia di sini begitu aja." Biola memberi peringatan.

Muka Viona yang tadi sempat semringah berubah cemberut masam. Dion menarik Biola berdiri lalu membawanya ke kamar untuk bicara empat mata saja.

"Ola, mungkin ini satu-satunya cara untuk mencegah hal lebih buruk terjadi. Kamu kira apa yang bakal terjadi kalau sampe ibu kamu tau kamu tinggal serumah sama aku? Berharap mereka akan menerima gitu aja? Jangan mimpi! Aku juga nggak mau di-cap laki-laki brengsek atau calon menantu bajingan. Aku nggak mau bikin masalah sama ibu kamu yang sebentar lagi juga bakal jadi ibu aku, lagian mau berapa lama juga sih Viona bisa di sini? Dia--"

"Kamu yang nggak kenal dia karakternya kayak apa! Dia itu udah dewasa, dia udah dua puluh tiga tahun, Dion! Tapi dia sama sekali nggak berusaha untuk mencari kerja atau lepas dari support ibu kami! Dia pasti bakal lama di sini, dan malah bisa ngerepotin kamu! Kamu udah cukup repot mikirin keluarga kamu, aku nggak mau bikin keluarga aku ikut jadi beban kamu, Yang!"

"Beban? Aku sama sekali nggak nganggap keluarga kamu beban! Please jangan mikir kayak gitu. Lagian, kamu pikir lagi, ke mana lagi dia bisa pergi kalau bukan ke kamu sebagai kakaknya satu-satunya? Justru karena dia belum bisa mandiri, kita harus bantu dia, Yang ... aku mungkin bisa nyariin dia kerja juga, aku akan berusaha untuk ngubah tabiat buruk dia. Mungkin ini waktu yang tepat buat itu."

Biola terdiam beberapa lama, dia tak begitu yakin dengan ide yang dicetuskan oleh Dion, tapi ucapan pemuda itu tak ada salahnya pula. Selama ini, Viona memang amat dimanjakan oleh ibu mereka, hingga sudah terlambat untuk mengubah sifat buruknya itu sekarang. Namun, bila kini dia dihadapkan dengan Dion, bisa saja dia akan sadar diri bahwa cara hidupnya selama ini telah salah.

"Entahlah, Yang ... aku nggak yakin ini ide yang bagus ... aku takut dia malah cuma jadi masalah baru buat kamu," ucap Biola cemas.

Dion memegang kedua pipi Biola yang hangat. "Aku lebih nggak rela lagi kehilangan kamu hanya karena hal sepele kayak gini, La. Aku terlalu sayang sama kamu, dan aku juga mau sayang sama keluarga kamu, dan diterima sama mereka baik-baik. Aku janji, aku akan lakukan yang terbaik buat ngubah kebiasaan buruk Viona."

Biola memejamkan matanya, tanda ragu. Dion mengecup lembut kening kekasihnya yang manis itu. "Sayang ... kita kasih izin buat Viona tinggal sementara di sini, ya?" bujuknya.

Dengan berat hati, Biola akhirnya mengangguk tanda setuju, mengiyakan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status