Terkadang cinta butuh pembuktian nyata
Bukan hanya sebuah rayuan gombal si bucin
Cinta yang aku rasakan bukanlah sebatas imaji kebucinan
Cintaku padamu adalah nyata yang aku rasakan
Tak bisa aku pungkiri
Hadirmu yang hanya sepintas terlihat mata memandang
Cukup bagiku untuk menikmati keindahan
Dan membuat hati merasa gelisah
‘Aku tau kita memang belum saling kenal, tapi tak bisa aku bohongi perasaan hatiku ini. Bahwa aku telah jatuh cinta padamu, cinta pada pandangan pertama. Semoga dalam kesempatan yang kembali Allah berikan, aku bisa bersatu dengannya dalam satu ikatan cinta,’ gumam Eguh dalam hati.
***
“Yat, Rif, aku d
Seperti biasa, Eguh yang pulang sekolah selalu dijemut oleh sopir pribadi keluarga sang bibi. Sesampainya di rumah langsung pergi ke kamar mandi untuk cuci tangan di wastafal cuci tangan yang ada di dapur. Lalu barulah Eguh pergi makan siang dengan hidangan yang sudah tersaji di meja makan. Dengan lahap Eguh menyantap makan siangnya sendiri. Karena kebetulan sang bibi, ibu mertua bibinya dan sang keponakan sudah makan terlebih dahulu. Selesai makan siang, Eguh langsung bergabung dengan sang bibi dan ibu mertua bibinya yang dari tadi sedang duduk-duduk santai di ruang keluarga sambil nonton TV. Sambil memainkan HPnya, Eguh pun ikutan nimbrung dengan sang bibi dan ibu mertua bibinya yang berada di ruang keluarga. “Bibi lihat akhir-akhir ini kamu suka senyum-senyum sendiri pas lihat HP. Kamu nggak kenapa-napa kan, Guh?” tanya sang bibi yang heran melihat perubahan sikap dan prilaku Eguh yang suka senyum-senyum sendiri. “Iya Cu, nenek juga jadi nge
Hari-hari yang Eguh rasakan kini seakan berubah, tidak seperti hari-hari sebelum dirinya jadian dengan Indah. Tiap pagi sebelum berangkat ke sekolah kini ada seorang gadis yang rela untuk menyapanya dan mengingatkannya. Hidup Eguh kini lebih berwarna dari hari-hari sebelumnya, ada aura positif yang dirasakannya saat ini. “Waduh, yang udah punya pacar. Makin rajin aja ni nerima telepon tiap pagi,” goda sang bibi yang lagi menikmati sarapan pagi. “Aih, apaan sih Bibi ini,” protes Eguh malu-malu. “Mana Om es krimnya?” pinta sang keponakan. “Iya nanti, pasti akan om belikan kok,” ucap janji Eguh. “Ya sudah yuk berangkat, nanti kamu kesiangan Guh,” ajak sang paman yang sudah siap untuk berangkat. Mendengar ajakan sang paman dengan segera Eguh dan sang keponakan menyelesakan sarapan pagi mereka. Selesai sarapan pagi, segera Eguh kembali ke kamarnya di lantai atas untuk mengambil tas rangsel sekolahnya. Sambil menenteng
“Sepertinya beberapa minggu ini, ada yang beda deh dari putri papa ini,” tebak sang papa menggoda. “Ndak ada yang beda kok, Pah,” balas Indah manja. “Biasa Mas, putri kita yang cantik ini lagi kasmaran sama teman cowoknya satu sekolahan,” jelas sang istri mengenai perubahan putrinya. “Bener ya, Nak! Yang dibilang sama Mama kamu, kamu udah punya pacar? Kenalin dong sama Papa dan Mama kamu?” tanya sang papa penasaran. “Iya Pah, udah tiga minggu kita jadian. Insya Allah Pah, Mah. Indah akan kenalin ke Papa dan Mama,” jelas Indah malu-malu. “Papa tidak melarang anak-anak papa pacaran. Yang terpenting pacarannya tidak melebihi batas, terus jangan sampek lupa waktu,” ucap sang papa menasehati. “Iya, Pah. Siap,” balas Indah. Inilah suasana kebersamaan keluarganya Indah di ruang keluarga setelah mereka semua selesai makan malam. Suasana kebersamaan yang begitu akrab terjalin dalam obrolan santai mereka semua yang berada di ruang keluar
Jam pun menunjukkan angka 5.00, saat mobil yang mereka berdua tumpangi sudah terparkir di sebuah restaurant “Maharani Putri” cabang Kota Kumbang 1. Ternyata restaurant yang Eguh dan Indah jadikan tempat untuk candle light dinner mereka adalah restaurant cabang milik neneknya Eguh. “Yang, disini tu masakannya maknyus banget. Recomendet banget deh,” jelas Indah meyakinkan, sambil melihat-lihat menu restaurant setelah sang pelayan mendatangi mereka berdua. “Bener banget, Yang,” ucap Eguh, yang juga sedang melihat-lihat menu restaurant. ‘Duh, ini makanan enak-enak sih. Tapi harganya lumayan terjangkau dikantong anak muda. Syukur deh, masih cukup uangnya buat traktir pacar, hihihi …,’ gumam Eguh dalam hati. “Oh iya, Mbak. Saya pesan ini …, ini …, dan minumnya ini …,” pesan Eguh, sambil menunjuk beberapa menu spesial restaurant itu. “Saya pesan yang ini …, ini …, tambah ini, dan minumnya ini, Mbak,” pe
Suasana hati tak lagi baik Hanya saja aku buat baik Biar aku bisa berucap Bahwa aku merindukan dirimu Walau rindu di hati Hanya sebatas kerinduan seorang sahabat Bagimu disana Tapi tidak bagiku disini Rinduku padamu Adalah kerinduan dua sejoli Yang lama tak bersua Meskipun kita hanya sahabat *** Saat Eguh sudah sampai di rumah sang paman, Eguh langsung pamit untuk pergi ke kamarnya sama sang paman dan sang bibi. Sampainya di kamar, Eguh langsung bersih-bersih diri di kamar mandi
Siang hari sepulang sekolah Eguh langsung pergi ke RS Ibu dan Anak “Bahagia”, untuk menjenguk sang bibi dan juga keponakan kecilnya. Saat Eguh sudah berada didalam angkot jurusan ke RS Ibu dan Anak “Bahagia”, tiba-tiba ada sms masuk di HP-nya, ketika Eguh lihat ternyata sms dari sang pacar. Tit … tit … tit … “Yang, maaf ya belum bisa nemenin jenguk dedek bayi,” ungkap maaf Indah dalam pesan singkat smsnya. “Soalnya, tiba-tiba mama ngajakin aku jalan-jalan ke Mall gitu. Hehehe …,” sambung Indah menjelaskan dalam pesan singkat smsnya. “Iya Yang, nggak apa-apa,” balas Eguh dalam pesan singkat smsnya. “Kapan-kapan juga kan bisa jengukin,” sambung Eguh dalam pesan singkat smsnya. “Siap, Dan!” balas Indah dalam pesan singkat smsnya. “Oh iya, udah nyampek RS atau masih dijalani?” sambung tanya Indah dalam pesan singkat smsnya. “Hehehe … bentar la
Malam indah di salah satu kamar asrama putri pondok utama Pondok Pesantren “Darul Hikam”. Terlihat seorang santri putri yang lagi bahagia, karena baru nerima surat dari sahabatnya yang tadi siang dikasih oleh neneknya Eguh. Santri putri yang dimaksud ini, siapa lagi kalau bukan Cindy. Cindy begitu bahagia saat menerima surat dari sahabatnya Eguh, dia pandangi surat Eguh sambil senyum-senyum sendiri. Setelah lama memandangin surat dari Eguh, lalu perlahan Cindy mulai membuka amplop surat yang dikirim oleh Eguh dan kemudian mulai membaca surat Eguh itu. Isi surat dari Eguh … ‘Teruntuk Sahabatku disana. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Apa kabarnya kamu disana? Semoga baik. Hehehe … Sudah berapa bulan ya kita tidak ketemu, jalan bareng, becanda, bertengkar. S
Kring … kring … Bel istirahat sekolah akhirnya berbunyi. Eguh sengaja untuk keluar kelas duluan, dia berjalan tergesa-gesa melangkah ke kelas X IPS-1 untuk menemui kekasihnya. Sengaja hari ini Eguh ingin segera bertemu dengan kekasihnya, karena Eguh ingin ngasih kabar terkait permintaan sang bibi. Sampainya Eguh di depan kelas X IPS-1, dirinya langsung menghampiri Indah yang sedang mengerjakan tugas pekerjaan rumah di kelasnya. “Lagi pada sibuk ngapain ne?” tanya Eguh penasaran saat sudah berdiri di depan bangku Indah dan teman-temannya. “Eh,Yayangku. Ini lagi ngerjain tugas pekerjaan rumah. Hihihi …,” jawab Indah tersenyum manja, sambil terus ngerjain PR-nya. “Kebiasaan deh,” protes Eguh. “Piss …,” balas Indah. “Oh ya, Yang. Bisa bicara sebentar, ada yang pengen aku obrolin ni,” pinta Eguh. “Eh, iya bisa, Yang. Emang mua bicara apa?” tanya Indah. “Di depan kelas aja yuk,” ajak Eguh sambil berjalan keluar kelas