Beranda / Romansa / Lady D Milik Sang Penguasa / Bab 110. Aku datang untuk menyelamatkanmu

Share

Bab 110. Aku datang untuk menyelamatkanmu

Penulis: Runayanti
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-10 09:08:47

Yama tertegun melihatnya. Walau kepalanya terasa sedikit berat, namun dia masih belum kehilangan kesadarannya. "Eh, Kau menangis?"

Frans mengusap air matanya dengan sapu tangan sutra yang entah dari mana ia keluarkan. "Astaga, Yama-ku yang tampan! Aku tidak pernah menyangka kau memiliki kisah cinta yang begitu tragis! Ini seperti cerita di drama istana! Aku bahkan bisa merasakan rasa sakit dan frustrasimu!"

Yama mengerutkan dahi, merasa canggung melihat seorang pria flamboyan menangis karena kisahnya. "Kau berlebihan," ucap Yama seraya mengambil botol wine lalu hendak menuangnya lagi ke dalam gelasnya, tetapi isi botol itu sudah habis. Yama menatap botol kosong itu dengan kecewa.

"Tentu saja tidak!" sahut Frans, mengelap ingusnya. "Aku tidak bisa membiarkan kisah cinta menyedihkan ini berakhir seperti ini. Aku akan membantumu, tanpa pamrih!"

Yama menatapnya dengan ekspresi bingung. "Tanpa pamrih?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 175

    Elsa menatap ekspresi itu dan merasa dadanya hancur. Bukan karena kemarahan Frans, tapi justru karena… ekspresi datar itu."Kau bahkan tidak menggertak, tidak berteriak, tidak membalas. Kau hanya... diam?!" pekik Elsa.Pangeran masih terduduk di atas ranjang dalam diam dan wajah membeku pucat."Baiklah, kubur aku dengan baik!"Tanpa aba-aba, ia berlari menuju dinding batu yang kokoh, tubuhnya bersiap menabrak dengan kecepatan penuh, seolah rasa sakit itu akan menghapus luka yang tak kasat mata.“ELSA!”Frans melompat dan menubruk tubuhnya dari samping. Mereka terjatuh bersamaan, tubuh Elsa terguling di lantai, menindih tubuh Pangeran Frans yang jatuh duluan namun wanita segera meronta liar. Memainkan dramanya dengan keahlian tinggi.“Apa-apaan sih kamu! Mau apa?!” teriak Frans panik, tubuhnya menahan Elsa agar tidak bangkit lagi.“

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 174

    Wajahnya lelah. Matanya redup.“Elsa… aku ingin tidur. Jangan ribut malam ini.” Suaranya pelan, hampir seperti keluhan. Ia berjalan pelan ke ranjang, tanpa menyadari amarah yang perlahan menyala di dalam dada wanita yang menunggunya sejak seminggu yang lalu.Bruk!Sebuah bantal melayang tepat menghantam punggung Frans. Ia membalikkan badan dengan wajah kaget. “Apa-apaan sih kamu ini?”Elsa berdiri, mata sudah memerah, bahunya bergetar menahan amarah. “Aku sudah menunggu satu minggu. Kamu datang dan langsung tidur?! Seperti aku ini apa?!”Frans menghela napas dalam, menahan kesal. “Aku sudah sangat lelah, Elsa. Seminggu ini selalu bekerja lalu mendampingi Dea yang sakit… tubuhku nyaris rontok.”“Lelah karena menjaga istrimu yang tak berdaya itu lalu melepas kelelahan di sini?” sentak Elsa pedas.Frans menegang. Nada suara Elsa memicu bara

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 173

    Begitu pintu kamar terbuka, aroma obat dan bunga segar memenuhi ruangan. Di atas ranjang mewah, Dea terbaring lemas. Wajahnya pucat, keringat membasahi pelipisnya, dan tubuhnya begitu kurus hingga selimut tampak menggembung kosong. Tangannya lemah, terulur ke arah pria yang duduk di tepi ranjangnya. Perutnya terlihat tidak begitu besar untuk usia kandungan lima bulan.Tatapan Elsa bertemu dengan tatapan Pangeran Frans, pria itu terlihat sedikit terkejut, tetapi dia segera mengambil alih bubur dengan ekspresi datar seolah-olah Elsa hanyalah pelayan biasa.Dengan wajah cemas dan lembut yang belum pernah Elsa lihat sebelumnya, pangeran itu menyuapkan bubur dengan sendok kecil, sabar menunggu Dea membuka mulut.“Ayo, satu sendok lagi, Sayang… untuk bayi kita…” ucap Frans lirih, penuh kelembutan.Kalimat itu menusuk Elsa dengan tajam, karena dia merasa seharusnya dia yang berada di atas ranjang saat ini. Bayi dalam perutnya yang adalah keturunan asli dari Pangeran.Dea menggeleng pelan. “M

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 172

    Satu minggu berlalu. Elsa semakin percaya diri. Dia kini berjalan dengan kepala tegak, bahkan berani menegur pelayan yang tidak merapikan vas bunga dengan benar. Membanting peralatan yang menganggu pandangannya sehingga beberapa pelayan semakin membencinya.“Kalau Pangeran melihat ini, kalian tahu akibatnya, kan?” bentaknya.Beberapa pelayan saling pandang dan bergumam, “Dia cuma pelayan biasa yang naik karena tidur dengan Tuan Pangeran. Tapi sombongnya minta ampun.”"Benar, lihat saja kalau tubuhnya sudah hancur dan tidak nikmat lagi, Pangeran pasti akan mencari yang lain."Elsa mendengarnya, tapi tak peduli. Ucapan itu baginya hanyalah bukti kalau dia berhasil naik. Cibiran adalah pertanda bahwa mereka iri. Lagipula, dia tidak butuh validasi dari pelayan rendahan. Tapi dia akan memikirkan cara agar Pangeran itu tetap jatuh ke dalam pelukannya karena itu adalah satu-satunya cara agar dia t

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 171

    Elsa tentu tidak pernah menyangka bahwa hidupnya akan berubah drastis hanya dalam satu malam. Sebelum malam itu, dia hanya pelayan biasa, salah satu dari puluhan gadis yang bekerja di posisi terendah. Tapi kini, di depannya terpampang sebuah kotak beludru merah, penuh dengan perhiasan yang membuat matanya nyaris keluar dari rongga.Kalung safir, gelang berlian, hingga cincin zamrud, Elsa mengelusnya dengan mata yang basah. Semuanya terlihat nyata. Dan di sebelah kotak itu, tersusun rapi pakaian-pakaian mahal dari butik ternama milik Pangeran Frans, gaun-gaun itu terbuat dari kain sutra lembut yang bahkan tak berani dia sentuh dulu.Belum lagi, tas penuh uang tunai yang diserahkan langsung oleh tangan kanan Pangeran Frans dengan kalimat yang sulit dia lupakan: “Atas pelayanan yang telah Anda berikan, Tuan memerintahkan kepada kami untuk mengantar semua ini."Elsa sempat terpaku. Lalu, seperti meledak dari dalam dirinya, taw

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 170. Malam pertama

    Frans bangkit, melangkah perlahan menuju ke pintu.Sebelum keluar, ia menoleh sejenak. “Terima kasih... karena tidak membuatku merasa sendirian. Kamu sudah melayaniku dengan baik. Saya akan memberikan kompensasi kepadamu.”Elsa mengangguk. “Tuan juga... telah membuat saya merasa hidup.”"Ini... adalah pertama kalinya bagiku,” ujar Elsa pelan, nyaris seperti bisikan.Frans hampir menyentuh kenop pintu ketika suara lirih itu terdengar dari balik punggungnya.Langkah Frans terhenti. Ia diam sejenak, lalu perlahan menoleh. Pandangannya jatuh pada seprai putih yang sedikit kusut dan tatapannya berhenti di sebuah noda samar yang tak bisa disangkal.Ia menatapnya beberapa detik, kaku. Lalu bahunya turun, dan dia menatap Elsa yang kini mendekap selimut hingga ke dagu.“Maaf... aku tidak tahu.” Suaranya nyaris seperti bisikan. Sebuah

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 169. Perselingkuhan

    Elsa tak tahu harus berkata apa. Tapi nalurinya membuatnya menutup pintu dengan pelan dan menunggu, mematung di tempat. Dia tahu sesuatu yang buruk mungkin terjadi, namun dia juga sadar tidak memiliki kuasa untuk menolak.“Kau tahu rasanya... mencintai seseorang, lalu ditolak setiap kali kau mencoba mendekat?” suara Frans terdengar getir. “Aku mencoba sabar. Aku ingin dia bahagia. Tapi bagaimana jika aku tak pernah cukup?”Elsa melangkah pelan, berpikir sejenak suara hatinya berbisik ragu. Dia mulai mengerti Pangeran itu sedang membicarakan istrinya. “Mungkin Nyonya Muda hanya takut... Tuan.”“Takut apa?” Frans menoleh, tatapannya menusuk. “Takut padaku? Aku suaminya.”“Takut... kehilangan dirinya sendiri,” jawab Elsa pelan. “Kadang, cinta pertama membuat seseorang membangun dinding terlalu tinggi.”

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 168. Aku tidak mau mencium patung

    Pagi itu cahaya matahari menyelinap lembut ke dalam kamar, menyentuh pipi Dea yang pucat namun tenang. Frans duduk di sisi ranjang, mengusap rambutnya pelan. Ia tidak berkata apa-apa, hanya menatap wajah istrinya yang sedang tidur dengan begitu banyak pikiran berseliweran di kepalanya.Dea perlahan membuka mata, merasa jauh lebih baik dari kemarin. Mualnya telah berkurang, meski tubuhnya masih terasa berat.“Bagaimana perasaanmu hari ini?” tanya Frans, suaranya lembut dan tenang.“Lebih baik,” jawab Dea lirih. Ia menatap Frans, lalu perlahan duduk bersandar. Ada jeda canggung di antara mereka, seperti ada sesuatu yang perlu dibicarakan, tapi keduanya ragu untuk memulainya.Frans menatapnya penuh harap. “Kalau begitu, kau bisa kembali menjalankan tugasmu sebagai istri, bukan?”Pertanyaan itu membuat Dea menunduk. Ia tahu Frans telah bersikap bai

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 167. Masih hidup

    “Tidak ada tanda-tanda penyakit serius. Tapi dia sangat kelelahan. Tekanan mental dan fisik bisa menyebabkan gangguan lambung. Aku menyarankan istirahat total dan makanan lembut.”"Dia sedang hamil muda dan masih memerlukan penyesuaian yang cukup berat. Pahami saja apa yang tidak dia inginkan dan hindari pemicu muntahnya."Frans mengangguk. “Terima kasih. Tinggalkan kami sebentar.”Saat semua keluar, Frans membenahi bantal Dea dan menyelimuti tubuhnya. Sentuhannya lembut dan penuh perhatian. Frans memberikan ciuman lembut di kening Dea. Mengelus rambutnya dengan lembut.“Sayang. Aku akan memanggil koki terbaik untuk menyiapkan bubur kesukaanmu. Dan jika kau tidak bisa tidur, aku akan membacakan buku, okey?”Dea menatap Frans dalam diam, matanya berkaca-kaca, bukan karena rasa haru, tapi karena bingung. Laki-laki ini... bisa sangat menekan, lalu mendadak begi

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status