Share

Bab 191

Penulis: Runayanti
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-01 20:55:40

Dengan satu koper berisi uang, Meisya menyuap mereka.

“Berikan koordinat palsu pada sistem Yama. Alihkan dia ke jalur selatan. Kapalnya menuju timur laut, bukan selatan. Kita hanya butuh waktu dua hari. Aku akan temui Dea lebih dulu. Sisanya... akan aku urus sendiri.”

Farrel dan Jace saling pandang, lalu menyeringai. “Ini cukup sulit karena Tuan Yama yang menyuruh kami... "

"Koper kedua menyusul setelah saya menemukan Dea terlebih dahulu," sela Meisya.

"Anggap saja sudah beres, Nona Meisya.”

Jace tersenyum dan segera mengambil alih koper dengan senang hati.

Di sisi lain, Yama yang tak tahu dirinya sedang dibelokkan informasi palsu, memacu jet pribadinya menuju pulau di jalur selatan.

“Hari ini atau tidak sama sekali,” gumamnya sambil menatap jendela pesawat. Angin di luar menderu, tapi di dalam dadanya lebih riuh. Penuh kecemasan. Penuh harap. "Dea, tunggulah aku…"

Namun dia tak tahu bahwa Meisya sedang berlari lebih cepat dengan mobilnya. Menyiapkan langkahnya sendiri untuk menjadi o
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 195

    “Aku akan menjaga janji itu, Dea,” bisiknya lembut. “Aku tidak akan biarkan siapa pun menyakitimu lagi… bahkan jika itu Yama sekalipun.”Dan di luar jendela, malam makin larut. Dunia menjadi sunyi. Tapi badai… baru saja dimulai.***Di kamar rawat VIP rumah sakit swasta paling mewah di kota, aroma bunga lili menguar dari vas kristal di meja sudut ruangan. Meisya berbaring di ranjang putih, tampak pucat tapi tetap berdandan rapi. Rambutnya yang biasanya tergerai kini dikepang manis, dan selimut tebal menutupi tubuh mungilnya. Ia tampak lemah, tapi matanya tak berhenti melirik ke arah pintu, menunggu kedatangan seseorang yang telah ia tunggu sejak pagi.Begitu pintu terbuka dan Yama masuk, Meisya langsung memasang ekspresi paling menyedihkan yang bisa ia tampilkan."Yama…" panggilnya lirih, serak-serak dibuat-buat.Y

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 194

    Bob yang duduk di kursi depan menoleh, wajahnya masih terlihat tegang. “Tuan… Anda yakin?”Bob khawatir tindakan Yama yang mungkin akan berlebihan, memandang masih banyak kerjasama yang mereka jalani bersama keluarga Al-Fareez."Fathi Al-Fareez," ujar Yama pelan. "Putra satu-satunya dari konglomerat terbesar di negara ini. Pemilik jaringan pelabuhan, penguasa media, dan donatur utama sektor perbankan. Dan dia yang membawa kabur Dea."Yama mengepalkan kedua tangannya erat-erat dengan mata memerah. Mengapa semua pria yang berada di sisinya adalah penguasa?Wanita itu semakin ingin dia perjuangkan dan tidak ada yang tahu hal itu.Bob tak menjawab. Dia tahu, bahkan pengaruh Yama sebagai pewaris takhta Negara Matahari tak bisa sepenuhnya menyentuh keluarga itu tanpa risiko politik dan ekonomi yang besar."Tuan, keluarga Al-Fareez..."Yama melemparkan tatapan tajam kepada Bob lalu menyela denga

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 193

    Pintu kayu tua terpental terbuka, menampilkan sosok Fathi yang berdiri garang, wajahnya dipenuhi kemarahan. Di belakangnya, dua pria berbadan besar masuk dengan langkah cepat."Yama?" Dea berusaha melihat siapa yang datang dengan memicingkan matanya.“Minggir dari dia, atau kalian akan menyesal datang ke dunia ini!” suara Fathi membahana, penuh ancaman."Fathi?" Dea masih mencoba menebak.Salah satu pria mencoba menyerang, tapi Fathi menghantamnya tepat di rahang dengan tinju keras. Lelaki itu langsung terkapar ke lantai. Dua lainnya mencoba melawan, namun kedua bawahan Fathi sudah lebih dulu menahan mereka dengan cekatan.Perkelahian sengit terjadi, tapi Fathi tak kehilangan fokus. Ia menghampiri Dea dan memutuskan ikatannya dengan pisau kecil dari sakunya."Fathi... kamu datang!"“Dea... kau baik-baik saja?” tanyanya dengan suara gemetar, namun tangannya cepat memeluk

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 192.

    Bob mendekat hati-hati dari belakang. “Tuan, kami sudah menyisir pelabuhan dan hotel sekitar. Tak ada tanda-tanda Dea maupun pria yang bersamanya.”Yama berbalik tajam, wajahnya penuh amarah. “Kau! Kau yang membawaku ke titik salah! Kau yang mempercayai informan itu tanpa mengecek dua kali!”Bob terpukul oleh tuduhan itu, tapi ia tak membantah. “Saya juga curiga, Tuan. Saya akan buktikan bahwa ini bukan kelalaian saya.”Tanpa menunggu izin, Bob langsung menghubungi orang-orang kepercayaannya. Beberapa menit kemudian, dua informan yang sebelumnya memberi titik koordinat palsu diseret masuk ke ruangan kecil dekat dermaga—di mana ombak menghantam tiang-tiang kayu dengan ritme menghukum.Yama menatap mereka seperti singa lapar.“Berikan aku satu alasan untuk tidak melempar kalian ke tengah laut malam ini,” desis Yama, penuh ancama

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 191

    Dengan satu koper berisi uang, Meisya menyuap mereka.“Berikan koordinat palsu pada sistem Yama. Alihkan dia ke jalur selatan. Kapalnya menuju timur laut, bukan selatan. Kita hanya butuh waktu dua hari. Aku akan temui Dea lebih dulu. Sisanya... akan aku urus sendiri.”Farrel dan Jace saling pandang, lalu menyeringai. “Ini cukup sulit karena Tuan Yama yang menyuruh kami... ""Koper kedua menyusul setelah saya menemukan Dea terlebih dahulu," sela Meisya."Anggap saja sudah beres, Nona Meisya.”Jace tersenyum dan segera mengambil alih koper dengan senang hati.Di sisi lain, Yama yang tak tahu dirinya sedang dibelokkan informasi palsu, memacu jet pribadinya menuju pulau di jalur selatan.“Hari ini atau tidak sama sekali,” gumamnya sambil menatap jendela pesawat. Angin di luar menderu, tapi di dalam dadanya lebih riuh. Penuh kecemasan. Penuh harap. "Dea, tunggulah aku…"Namun dia tak tahu bahwa Meisya sedang berlari lebih cepat dengan mobilnya. Menyiapkan langkahnya sendiri untuk menjadi o

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 190

    “Namamu siapa?” Dea bertanya lirih, setelah berhasil meneguk air.“Fathi,” jawab pria itu, tersenyum. “Aku dari Libanon. Kau?”“Dea…” jawabnya pelan. Dea tidak ingin menyebutkan informasi tentang dirinya lebih lanjut.Fathi mengangguk kecil. “Aku tahu kamu bukan orang sini. Bahkan bukan dari jalur kami. Ceritamu berbeda. Tapi aku tidak akan bertanya, kecuali kamu ingin menceritakannya sendiri.”Dea menggeleng lemah. “Aku hanya ingin... hidup. Untuk anakku.”Fathi menatap perut Dea yang membuncit samar. “Kamu akan hidup. Dan anakmu akan lahir dengan selamat. Tapi mulai sekarang, kamu tidak boleh menyerah.”"Makan saja apa yang ada, tidak mungkin enak, tapi untuk sekedar bertahan, kamu mengerti?"Dea mengangguk perlahan."Jangan sia-siakan perjalananmu ini."Malam itu, saat langit mulai menurunkan gerimis di tengah samudera, Fathi duduk di sampingnya, membisikkan lagu dalam bahasa yang tidak dia mengerti. Namun entah mengapa, lagu-lagu itu terasa menenangkan.Untuk pertama kalinya dalam

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status