Xuan Chen yang melihat antusiasme Wilson Xia hanya tersenyum kecil. "Jangan terlalu bangga dulu, bocah. Yang kau pelajari baru tahap rendah saja."
"Tahap rendah?" Wilson Xia menatap gurunya dengan bingung. "Di dalam kitab Pedang Petir itu ada tiga tahap besar," Xuan Chen menjelaskan sambil duduk di atas batu. "Tahap rendah yang mencakup tingkat dasar dan mahir yang sudah kau kuasai. Lalu ada tahap menengah dan tahap tinggi. Wilson Xia membuka kitabnya dan membolak-balik halaman. Benar saja, dia baru membaca seperempat dari seluruh isi kitab. "Tahap selanjutnya baru bisa kau pelajari setelah kultivasimu mencapai tingkat yang lebih tinggi," lanjut Xuan Chen. "Tubuh dan jiwamu harus cukup kuat untuk menahan teknik yang lebih dahsyat." Wilson Xia mengangguk paham, meski dalam hatinya penasaran dengan teknik-teknik selanjutnya. "Guru, aku ingin kembali ke Kerajaan Tianmen sekarang," kata Wilson Xia dengan tekad. "Tapi... aku tidak tahu jalan kembali ke sana." Xuan Chen terdiam sejenak, kemudian berdiri dan menatap ke arah cakrawala. "Kebetulan sekali. Aku juga berniat pergi ke suatu tempat yang sangat jauh." "Kemana, Guru?" "Kerajaan Naga Langit." Wilson Xia hampir tersedak mendengar nama itu. Matanya membulat tak percaya. "Ke-kerajaan Naga Langit?!" Xuan Chen menoleh dengan ekspresi heran melihat reaksi muridnya. "Kenapa? Kau kenal tempat itu?" "Tentu saja aku pernah mendengarnya!" Wilson Xia masih terkejut. "Kerajaan Naga Langit adalah tempat paling misterius di benua ini. Konon di sana banyak master yang sangat kuat, bahkan setara dengan dewa!" "Hmm, informasimu tidak salah," Xuan Chen mengangguk pelan. Wilson Xia menatap gurunya dengan pandangan baru. Siapakah sebenarnya Xuan Chen? Orang biasa mana yang berani pergi ke tempat legendaris seperti itu? "Guru... siapa sebenarnya Guru?" tanya Wilson Xia dengan hati-hati. Xuan Chen hanya tersenyum misterius. "Itu tidak penting sekarang. Nanti kau juga akan tahu siapa gurumu ini..." Lalu dia melambaikan tangan dan sebuah cincin dengan pola naga yang indah muncul di telapaknya. "Gunakan benda ini, jangan lepaskan apapun yang terjadi. Datanglah ke kerajaan naga langit 10 tahun lagi, Aku akan menunggumu di sana dalam waktu 10 tahun ini." Wilson Xia menerima cincin itu dengan tangan bergetar. Cincin emas dengan ukiran naga yang sangat detail dan realistis, seolah naga itu akan hidup kapan saja. "Ingat, ini bukan cincin biasa," Xuan Chen menjelaskan. "Pertama, ini adalah cincin penyimpanan. Kau bisa menyimpan barang-barang di dalamnya dengan hanya mengalirkan energi spiritual." Wilson Xia mengangguk takjub. Cincin penyimpanan adalah barang yang sangat langka dan mahal, bahkan seingatnya, di kerajaan Tianmen sangat sulit menemukan orang yang memiliki cincin penyimpanan. Hanya beberapa orang yang memiliki itu, salah satunya adalah kaisar kerajaan Tianmen. Adapun di sekte gunung pedang dia tidak tahu pasti, tapi selama dia menjadi murid luar, dia belum pernah melihat ada yang menggunakan cincin penyimpanan meskipun itu tetua luar sekte. Saat Wilson Xia sedang memikirkan beberapa hal, suara Xuan Chen membuat pikirannya kembali normal. "Ini yang lebih penting," lanjut Xuan Chen dengan nada serius, "Cincin ini adalah simbol pewaris. 10 tahun lagi, kau harus datang ke Kerajaan Naga Langit dan pergi ke Sekte Pedang Surgawi. Tunjukkan cincin itu pada tetua penjaga gerbang." "Sekte Pedang Surgawi?" Wilson Xia merasa kepalanya berputar. Satu kejutan demi kejutan terus berdatangan. "Guru, apa maksudnya pewaris? Lalu.. Untuk apa aku harus pergi kesana 10 tahun lagi?" Wilson Xia benar-benar di buat heran. apa maksudnya 10 tahun lagi, dia sendiri belum tentu yakin bisa menjelajahi kerajaan Tianmen dalam waktu 10 tahun, namun dia harus pergi ke tempat yang bahkan lebih misterius. "Ingat baik-baik, Wilson," Xuan Chen memegang bahu muridnya dengan erat. "10 tahun. Jangan sampai terlambat." Wilson Xia mengangguk dengan kepala kosong. Meski tidak sepenuhnya memahami, dia tahu ini adalah hal yang sangat penting. Xuan Chen kemudian melambaikan tangannya ke udara. Sebuah pedang berwarna ungu tua dengan aura menakutkan melesat dari entah mana dan melayang stabil di depan mereka. "Naiklah," perintah Xuan Chen sambil melompat ke atas pedang dengan ringan. Wilson Xia menatap pedang terbang itu dengan gugup. "Guru, aku... aku tidak pernah terbang sebelumnya." "Tidak apa-apa. Pegang erat-erat," Xuan Chen mengulurkan tangan. Dengan hati berdebar, Wilson Xia menggenggam tangan gurunya dan menaiki pedang terbang. Kakinya bergetar saat merasakan permukaan pedang yang dingin. "Siap?" tanya Xuan Chen. Sebelum Wilson Xia bisa menjawab, pedang sudah meluncur ke udara dengan kecepatan luar biasa. "AAAHHHH!" Wilson Xia berteriak ketakutan saat merasakan tubuhnya terangkat tinggi dari tanah. Namun setelah beberapa saat, ketakutannya berubah menjadi takjub. Pemandangan dari ketinggian sangat menakjubkan. Hutan terlihat seperti karpet hijau yang luas, sungai seperti pita perak yang berkelok-kelok, dan pegunungan menjulang megah di kejauhan. "Luar biasa..." gumam Wilson Xia dengan mata berbinar. Angin menerpa wajahnya, memberikan sensasi kebebasan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Di dadanya tumbuh tekad yang semakin kuat. "Suatu hari nanti, aku juga akan bisa terbang dengan pedangku sendiri," tekadnya dalam hati. Setelah terbang selama beberapa jam, Xuan Chen mulai menurunkan pedangnya. Di bawah mereka terlihat sebuah hutan yang lebat, dan di kejauhan tampak sebuah kota kecil. "Kita sampai," kata Xuan Chen sambil mendaratkan pedang di sebuah tempat terbuka di dalam hutan. Wilson Xia turun dengan kaki yang sedikit bergetar. "Guru, kota apa itu?" "Kota Beichan ," jawab Xuan Chen. "Sekitar satu kilometer dari sini. Dari sana kau bisa mencari jalan ke Kerajaan Tianmen." Wilson Xia mengangguk, namun hatinya terasa berat harus berpisah dengan gurunya. "Ingat, Wilson," Xuan Chen menatap muridnya dengan serius. "Jangan sia-siakan waktu 10 tahun ini. Latihlah dirimu sekuat tenaga. Saat kita bertemu lagi di Kerajaan Naga Langit, aku berharap kau sudah menjadi kultivator yang jauh lebih kuat." "Iya, Guru. Aku tidak akan mengecewakan Guru," Wilson Xia membungkuk dalam-dalam. Xuan Chen tersenyum, kemudian naik kembali ke pedang terbangnya. " Sampai jumpa 10 tahun lagi." Pedang ungu itu meluncur tinggi ke langit dan menghilang di balik awan.Wilson Xia merasakan betapa jauhnya jalan kultivasi yang harus ditempuh. "Jadi untuk menyelamatkan Putri Lian Yu, dia harus mencapai puncak Raja Bela Diri sebelum usia tiga puluh tahun?" "Benar, tapi ini sangat tidak mungkin," Margaret menggeleng putus asa. "Bahkan jenius terhebat di dunia ini tidak akan bisa mencapai puncak Raja Bela Diri di usia tiga puluh tahun." "Lalu?" Margaret mengangkat kepalanya, menatap Wilson Xia dengan mata penuh harap. "Ada cara lain, yaitu ara kedua. Cara itu adalah menikah dengan pria yang juga memiliki fisik khusus dan melakukan hubungan Yin Dan Yang. Ketika dua energi berlawanan bersatu, mereka bisa saling menyeimbangkan dan memperkuat satu sama lain." Wilson Xia terdiam lama. Dia memahami apa yang diminta Margaret, tapi keputusan ini terlalu berat untuk diambil dengan tergesa-gesa. "Nenek, kenapa harus
Setelah Putri Lian Yu meninggalkan kamar, Wilson Xia berbaring kembali sambil menatap langit-langit kamar yang dihiasi ukiran kaligrafi yang amat indah menutupi seluruh langit-langit ruangan kamar. Pikirannya masih dipenuhi gambaran wajah cantik yang baru saja dia lihat. Namun ketenangan itu tidak berlangsung lama. *Tok tok tok* Suara ketukan pintu mengembalikan Wilson Xia dari lamunannya. Pintu kamar terbuka perlahan, dan masuklah sosok wanita tua yang tadi menyelamatkan Putri Lian Yu di arena pertandingan. Wajahnya terlihat lelah dan ada rasa khawatir terpancar dari wajahnya yang di penuhi keriput. Terlihat juga ada bekas luka kecil di sudut bibirnya. "Anak muda, bolehkah aku masuk?" tanya wanita tua itu dengan suara parau. Wilson Xia bangkit dari tempat tidur menatap ke arah pintu. "Yah, silakan masuk." Dalam ha
Tiba-tiba langit yang tadinya cerah berubah menjadi gelap gulita. Awan-awan tebal berkumpul dengan kecepatan yang tidak wajar, menciptakan pusaran menakutkan di atas arena pertandingan. *KRAAKKK! BOOOMMM!* Kilatan petir berwarna ungu mulai menyambar ke segala arah. Bukan hanya satu atau dua kilatan, tapi puluhan petir yang menghantam tanah, pohon, bahkan tembok kediaman gubernur dengan suara menggelegar. "PETIR MALAPETAKA LANGIT!" seseorang berteriak dengan nada panik. "LARI! LARI SEMUA!" "JANGAN SAMPAI TERSAMBAR PETIR ITU ATAU KITA AKAN MATI!" Kerumunan yang tadinya antusias menyaksikan pertandingan kini berubah menjadi lautan manusia yang berlarian dalam kepanikan total. Suara teriakan, tangisan, dan langkah kaki berderap memenuhi udara. "IBU! DI MANA IBU?!" seorang anak kecil menangis keras mencari ibunya di tengah kerumunan yang kaca
Wilson Xia merasakan semua tatapan yang tertuju padanya. Dalam hati, dia sedikit menyesal sudah bersuara tanpa pikir panjang. Faktanya, dia sendiri juga memiliki elemen tipe petir, pengetahuan yang dia dapatkan dari Xuan Chen saat latihan. "Sepertinya aku terlalu ceroboh," gumam Wilson Xia dalam hati sambil mencoba bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Di arena, Jerry yang hampir tidak bisa bergerak karena efek pembekuan, akhirnya... "Puffft!" "Aku... Aku mengaku kalah, Putri," kata Jerry dengan mulut yang masih mengeluarkan darah segar, napasnya terasa sesak. Saat darah di mulutnya jatuh ke lantai, seketika Langsung membeku menjadi mutiara kecil. Seluruh arena sunyi senyap. "Ini... Putri Lian Yu ternyata sekuat ini. Sebelumnya dia masih menyembunyikan kekuatan aslinya." Suara itu seperti bel yang membangunkan lamunan semua or
Pemuda berambut merah berdiri tegak di atas arena dengan aura percaya diri yang menguar dari sekujur tubuhnya. Mata hijau zamrudnya menatap Putri Lian Yu dengan tatapan serius namun penuh dengan niat bertarung. "Perkenalkan, saya murid dalam dari Sekte Gunung Pedang Cabang Kota Muyun. Nama saya Jerry Cai" ucapnya dengan suara lantang yang bergema di seluruh arena. "Saya mohon izin untuk menantang Putri Lian Yu!" Wilson Xia yang semula mengamati dari mana pemuda itu berasal, seketika mendadak terkejut mendengar pemuda itu berbicara. "Murid dalam sekte gunung pedang? Tidak heran dia bisa bertahan tadi." Matanya menyipit tajam menatap Jerry dengan ekspresi yang sulit dibaca. "Sekte Gunung Pedang..." gumam Wilson Xia dalam hati. Nama sekte itu langsung membangkitkan kenangan pahit yang sudah dia coba lupakan. Ingatannya melayang kembali ke masa lalu, saat dia masih
Suasana di arena menjadi hening seketika. Semua mata tertuju pada dua sosok di atas platform - Chen Wulong yang berdiri dengan percaya diri, dan Putri Lian Yu yang menatapnya dengan tatapan dingin. Chen Wulong mengambil posisi bertarung sambil membuka kipas lipatnya. "Putri, aku harap kamu menunjukan kekuatan penuh, jika tidak aku pasti akan kecewa." "izinkan saya juga menunjukkan kemampuan terbaik saya." Tanpa menunggu jawaban, Chen Wulong langsung mengayunkan kipasnya dengan gerakan yang sangat cepat. Ternyata kipas yang selama ini terlihat seperti aksesoris biasa itu adalah senjata mematikan. . . . Disisi lain 2 lelaki tua tengah berdiskusi yang suaranya hanya mereka yang dengar. "Kakak, menurutmu apakah keponakanku akan mendapatkan tunangan sesuai ramalan?" Seorang lelaki berusia 40 tahun bertanya pada lelaki di sebelahnya. "Entahlah, jika ramalan senior Liu benar, maka harusnya pria yang di tak