Home / Fantasi / Lahirnya Sang Dewa Pedang / Bab 9: Cincin Simbol Identitas

Share

Bab 9: Cincin Simbol Identitas

Author: Jazzy Bold
last update Last Updated: 2025-08-26 08:00:35

Xuan Chen yang melihat antusiasme Wilson Xia hanya tersenyum kecil. "Jangan terlalu bangga dulu, bocah. Yang kau pelajari baru tahap rendah saja."

"Tahap rendah?" Wilson Xia menatap gurunya dengan bingung.

"Di dalam kitab Pedang Petir itu ada tiga tahap besar," Xuan Chen menjelaskan sambil duduk di atas batu. "Tahap rendah yang mencakup tingkat dasar dan mahir yang sudah kau kuasai. Lalu ada tahap menengah dan tahap tinggi.

Wilson Xia membuka kitabnya dan membolak-balik halaman. Benar saja, dia baru membaca seperempat dari seluruh isi kitab.

"Tahap selanjutnya baru bisa kau pelajari setelah kultivasimu mencapai tingkat yang lebih tinggi," lanjut Xuan Chen. "Tubuh dan jiwamu harus cukup kuat untuk menahan teknik yang lebih dahsyat."

Wilson Xia mengangguk paham, meski dalam hatinya penasaran dengan teknik-teknik selanjutnya.

"Guru, aku ingin kembali ke Kerajaan Tianmen sekarang," kata Wilson Xia dengan tekad. "Tapi... aku tidak tahu jalan kembali ke sana."

Xuan Chen terdiam sejenak, kemudian berdiri dan menatap ke arah cakrawala. "Kebetulan sekali. Aku juga berniat pergi ke suatu tempat yang sangat jauh."

"Kemana, Guru?"

"Kerajaan Naga Langit."

Wilson Xia hampir tersedak mendengar nama itu. Matanya membulat tak percaya. "Ke-kerajaan Naga Langit?!"

Xuan Chen menoleh dengan ekspresi heran melihat reaksi muridnya. "Kenapa? Kau kenal tempat itu?"

"Tentu saja aku pernah mendengarnya!" Wilson Xia masih terkejut. "Kerajaan Naga Langit adalah tempat paling misterius di benua ini. Konon di sana banyak master yang sangat kuat, bahkan setara dengan dewa!"

"Hmm, informasimu tidak salah," Xuan Chen mengangguk pelan.

Wilson Xia menatap gurunya dengan pandangan baru. Siapakah sebenarnya Xuan Chen? Orang biasa mana yang berani pergi ke tempat legendaris seperti itu?

"Guru... siapa sebenarnya Guru?" tanya Wilson Xia dengan hati-hati.

Xuan Chen hanya tersenyum misterius. "Itu tidak penting sekarang. Nanti kau juga akan tahu siapa gurumu ini..." Lalu dia melambaikan tangan dan sebuah cincin dengan pola naga yang indah muncul di telapaknya. "Gunakan benda ini, jangan lepaskan apapun yang terjadi. Datanglah ke kerajaan naga langit 10 tahun lagi, Aku akan menunggumu di sana dalam waktu 10 tahun ini."

Wilson Xia menerima cincin itu dengan tangan bergetar. Cincin emas dengan ukiran naga yang sangat detail dan realistis, seolah naga itu akan hidup kapan saja.

"Ingat, ini bukan cincin biasa," Xuan Chen menjelaskan. "Pertama, ini adalah cincin penyimpanan. Kau bisa menyimpan barang-barang di dalamnya dengan hanya mengalirkan energi spiritual."

Wilson Xia mengangguk takjub. Cincin penyimpanan adalah barang yang sangat langka dan mahal, bahkan seingatnya, di kerajaan Tianmen sangat sulit menemukan orang yang memiliki cincin penyimpanan. Hanya beberapa orang yang memiliki itu, salah satunya adalah kaisar kerajaan Tianmen.

Adapun di sekte gunung pedang dia tidak tahu pasti, tapi selama dia menjadi murid luar, dia belum pernah melihat ada yang menggunakan cincin penyimpanan meskipun itu tetua luar sekte.

Saat Wilson Xia sedang memikirkan beberapa hal, suara Xuan Chen membuat pikirannya kembali normal.

"Ini yang lebih penting," lanjut Xuan Chen dengan nada serius, "Cincin ini adalah simbol pewaris. 10 tahun lagi, kau harus datang ke Kerajaan Naga Langit dan pergi ke Sekte Pedang Surgawi. Tunjukkan cincin itu pada tetua penjaga gerbang."

"Sekte Pedang Surgawi?" Wilson Xia merasa kepalanya berputar. Satu kejutan demi kejutan terus berdatangan.

"Guru, apa maksudnya pewaris? Lalu.. Untuk apa aku harus pergi kesana 10 tahun lagi?" Wilson Xia benar-benar di buat heran.

apa maksudnya 10 tahun lagi, dia sendiri belum tentu yakin bisa menjelajahi kerajaan Tianmen dalam waktu 10 tahun, namun dia harus pergi ke tempat yang bahkan lebih misterius.

"Ingat baik-baik, Wilson," Xuan Chen memegang bahu muridnya dengan erat. "10 tahun. Jangan sampai terlambat."

Wilson Xia mengangguk dengan kepala kosong. Meski tidak sepenuhnya memahami, dia tahu ini adalah hal yang sangat penting.

Xuan Chen kemudian melambaikan tangannya ke udara. Sebuah pedang berwarna ungu tua dengan aura menakutkan melesat dari entah mana dan melayang stabil di depan mereka.

"Naiklah," perintah Xuan Chen sambil melompat ke atas pedang dengan ringan.

Wilson Xia menatap pedang terbang itu dengan gugup. "Guru, aku... aku tidak pernah terbang sebelumnya."

"Tidak apa-apa. Pegang erat-erat," Xuan Chen mengulurkan tangan.

Dengan hati berdebar, Wilson Xia menggenggam tangan gurunya dan menaiki pedang terbang. Kakinya bergetar saat merasakan permukaan pedang yang dingin.

"Siap?" tanya Xuan Chen.

Sebelum Wilson Xia bisa menjawab, pedang sudah meluncur ke udara dengan kecepatan luar biasa.

"AAAHHHH!" Wilson Xia berteriak ketakutan saat merasakan tubuhnya terangkat tinggi dari tanah.

Namun setelah beberapa saat, ketakutannya berubah menjadi takjub. Pemandangan dari ketinggian sangat menakjubkan. Hutan terlihat seperti karpet hijau yang luas, sungai seperti pita perak yang berkelok-kelok, dan pegunungan menjulang megah di kejauhan.

"Luar biasa..." gumam Wilson Xia dengan mata berbinar.

Angin menerpa wajahnya, memberikan sensasi kebebasan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Di dadanya tumbuh tekad yang semakin kuat.

"Suatu hari nanti, aku juga akan bisa terbang dengan pedangku sendiri," tekadnya dalam hati.

Setelah terbang selama beberapa jam, Xuan Chen mulai menurunkan pedangnya. Di bawah mereka terlihat sebuah hutan yang lebat, dan di kejauhan tampak sebuah kota kecil.

"Kita sampai," kata Xuan Chen sambil mendaratkan pedang di sebuah tempat terbuka di dalam hutan.

Wilson Xia turun dengan kaki yang sedikit bergetar. "Guru, kota apa itu?"

"Kota Beichan ," jawab Xuan Chen. "Sekitar satu kilometer dari sini. Dari sana kau bisa mencari jalan ke Kerajaan Tianmen."

Wilson Xia mengangguk, namun hatinya terasa berat harus berpisah dengan gurunya.

"Ingat, Wilson," Xuan Chen menatap muridnya dengan serius. "Jangan sia-siakan waktu 10 tahun ini. Latihlah dirimu sekuat tenaga. Saat kita bertemu lagi di Kerajaan Naga Langit, aku berharap kau sudah menjadi kultivator yang jauh lebih kuat."

"Iya, Guru. Aku tidak akan mengecewakan Guru," Wilson Xia membungkuk dalam-dalam.

Xuan Chen tersenyum, kemudian naik kembali ke pedang terbangnya. " Sampai jumpa 10 tahun lagi."

Pedang ungu itu meluncur tinggi ke langit dan menghilang di balik awan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Lahirnya Sang Dewa Pedang    Bab 43 : MELARIKAN DIRI

    Pertempuran besar pecah! *Boomm! Craaashhh! Duaarrr!* Puluhan serangan mematikan melesat dari segala arah. Dinding balai lelang mulai retak dan runtuh membuat orang yang ada sebelumnya melarikan diri dengan panik. San Kong bertarung mati-matian, menahan serangan dengan cermin perunggu di tangannya. Meskipun bisa menahan serangan untuk sesaat, tapi kondisinya juga tidak terlalu baik. Dia sendirian melawan puluhan musuh. Perlahan-lahan luka di tubuhnya mulai bertambah. Dari sudut bibirnya juga mulai keluar darah segar. "Lari..." San kong melambaikan tangannya ke arah Huo Ji, lalu energi yang lembut langsung menghempaskan Wilson bertiga keluar dari bangunan lelang Bersamaan dengan itu, dia berteriak pada Huo Ji. "Tuan Muda, lari sejauh mungkin." "Paman kong." Muo Ji terlihat panik melihat paman kong terluka parah. Matanya yang bulat tak kuasa menahan air mata, lal

  • Lahirnya Sang Dewa Pedang    Bab 42 : Kekacauan Besar

    "Seratus tujuh puluh ribu satu kali..." Cindy Yuvia mengangkat palu kecilnya. Ruangan hening. Tidak ada yang berani menawar lebih tinggi lagi. "Seratus tujuh puluh ribu dua kali..." Masih tidak ada suara. "Seratus tujuh puluh ribu tiga kali!" *Tok!* Palu itu jatuh dengan suara yang menggelegar di seluruh ruangan. "Selamat senior!" Cindy Yuvia tersenyum cerah sambil menatap ke arah ruangan VIP Sekte Teratai Salju. "Api spiritual yang langka ini resmi menjadi milik Sekte Teratai Salju anda!" Kata-kata api spiritual yang langka jelas menekankan pada maksud tertentu. Tepuk tangan terdengar di beberapa tempat, tapi lebih banyak yang diam dengan wajah kecewa atau cemas. Di dalam ruangan, lelaki yang berasal dari sekte teratai salju itu memasang wajah muram, “Xon, gadis ini sengaja menekankan kata ’langka’ jelas ingin membuat konflik antara

  • Lahirnya Sang Dewa Pedang    Bab 41 : Akan Ada Masalah Besar

    Hampir semua orang menelan air liur. Hati Wilson seolah jatuh dan hancur berkeping keping. “Lima puluh ribu keping emas ini terlalu mahal. Belum lagi aku sudah hampir menghabiskan uangku setelah membeli budak.” Wajah Wilson berubah pahit. Namun kesedihan Wilson tidak berlangsung lama karena suara dari ruangan VIP nomor satu langsung menggelegar. "Enam puluh ribu keping emas!" Suasana ruangan menjadi sunyi. Hanya suara api yang bergerak di kotak terdengar. Namun ketenangan itu tidak bertahan lama. "Tujuh puluh ribu keping emas!" teriak suara dari ruangan VIP nomor empat dengan nada tegas. Seperti tersulut api, ruangan VIP lain mulai mengeluarkan penawaran. "Tujuh puluh lima ribu!" ruangan VIP nomor sembilan. "Delapan puluh ribu!" ruangan VIP nomor sepuluh. "Delapan puluh lima ribu!" ruangan VIP nomor tiga.

  • Lahirnya Sang Dewa Pedang    Bab 40 : Api Yang Memiliki Kecerdasan Spiritual

    Wilson memandang budak yang berdiri di sebelahnya dengan tatapan iba. Pria itu terlihat masih terkejut dengan keputusan Wilson membelihnya dengan harga sangat mahal. "Siapa namamu?" tanya Wilson dengan nada santai. "Nama saya... Juan Wei," jawab budak itu dengan suara pelan dan bergetar. "Juan Wei," Wilson mengulangi nama itu. "Bagaimana bisa kamu berakhir menjadi budak?" Juan chen menundukkan kepalanya kemudian berkata, "Keluarga saya adalah keturunan terakhir Kerajaan Daxia, aku tidak begitu jelas, hanya ayah saya sebelum terbunuh mengatakan bahwa aku memiliki darah dari keturunan kaisar Daxia. Setelah kerajaan itu runtuh berabad-abad lalu, keturunannya hanya tersisa sedikit. Beberapa generasi yang lalu, keluarga saya dijual sebagai budak untuk membayar hutang. Sejak itu, kami menjadi budak turun-temurun." “Sebelumnya ayah saya berusaha membuat saya kabur, agar tidak menjadi budak seumur hidup, namun hasiln

  • Lahirnya Sang Dewa Pedang    Bab 39 : Pedang Yang Lebih Mahal Dari Pedang Tingkat Enam

    Mata pria itu bertemu dengan mata Wilson. Di sana, Wilson bisa melihat keputusasaan dan harapan kecil untuk hidup terpancar dari wajahnya. Beberapa orang mulai mengangkat papan mereka, sekadar untuk bersenang-senang. "Tiga ribu dua ratus!" seorang pria berteriak dengan nada bercanda. "Tiga ribu lima ratus!" yang lain menambah. Orang-orang ini mulai menawar harga meskipun Cindy Yuvia belum menyebutkan harga.. Namun Huo Ji dan Muo Ji tidak mengangkat papan mereka. Justru, mereka menatap Wilson dengan penuh pertanyaan. Sebab ekspresi Wilson terlihat ragu-ragu dan bimbang, berbeda dengan sikapnya yang tenang sebelumnya. Tanpa berpikir panjang, Wilson Xia mengangkat papannya. "Berapa harga awal budak ini?" tanyanya langsung pada Cindy Yuvia, suaranya terdengar biasa saja setelah dia menenangkan diri, tapi dari tatapan matanya dia terlih

  • Lahirnya Sang Dewa Pedang    Bab 38 : Budak

    Jie San dan Tian Bai terus menaikkan harga sambil saling mencela satu sama lain. "Dua puluh empat ribu! Dan dengarkan baik-baik, Tian Bai," Jie San menyeringai, "siapa yang kalah harus mengakui dirinya sebagai cucu!" "Apa?! Kamu yang akan jadi cucuku, Jie San!" Tian Bai menggertakkan gigi. "Dua puluh lima ribu!" Sembari terus menaikan harga, mereka bahkan mulai saling menghina dengan kata-kata kasar, membuat beberapa orang di sekitar mereka menggelengkan kepala. "Saudara Huo Ji," Wilson tiba-tiba bertanya sambil melihat Huo Ji yang masih serius, "berapa harga pedang spiritual tingkat tujuh pada umumnya?" Huo Ji menoleh sejenak. "Harga umumnya mencapai lima belas ribu keping emas jika kualitas biasa. Jika kualitas lebih tinggi bisa mencapai dua puluh ribu atau bahkan lebih." "Kualitas itu terletak pada atribut dari

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status