Share

Laki-Laki Misterius
Laki-Laki Misterius
Penulis: Sam Handi

Prolog

"Dasar pengecut!" dengus perempuan itu dengan ketus.

Wajahnya hanya dipoles make-up tipis-tipis saja, tapi itu justru membuat kulitnya yang halus dan berwarna cerah makin memikat.

Kulit mukanya terlihat kencang dan segar. Wajahnya hampir-hampir sempurna dengan bentuk yang simetris. Spesimen pernikahan campuran yang berhasil. Ayahnya dari Belgia, sementara ibunya dari Jawa Barat.

Berbalutkan gaun hitam ketat, lekak-lekuk tubuhnya yang memikat terlihat jelas.

Berjalan mondar-mandir sambil mengerutkan alis, perempuan cantik itu seakan tak menyadari tatapan pria muda yang jadi lawan bicaranya.

Pria setengah baya itu tanpa sadar menelan ludah, kemudian menyisip minuman yang ada di depannya, membasahi bibirnya yang terasa kering dan menenangkan jantungnya yang berdetak sepersekian detik lebih cepat dari biasanya.

Garis-garis penanda waktu, terukir dalam-dalam di wajahnya. 

Namun garis-garis itu justru membuatnya terlihat kharismatik.

"Bayi itu, bayiku. Bagaimana bisa kau diam saja saat dia mengambilnya?" tuduh perempuan itu sambil bertolak pinggang.

Pria itu tersenyum sinis, "Tak perlu kau bersikap seperti itu padaku. Lagipula kau tak punya hak untuk marah padaku. Sejak awal kita sudah tahu, pimpinan punya rencana spesial untuk anak itu.

Dan sebagai ayah dari bayi itu, dia punya hak atasnya sama besar seperti dirimu."

"Tapi dia tak pernah bilang akan menyingkirkanku dari rencana besarnya setelah anak itu lahir," jawab perempuan tadi dengan wajah masam, kekecewaan terpancar jelas dari tiap inci dan tiap sudut wajahnya.

Pria itu menggelengkan kepalanya, "Aku tidak tahu apa yang kau harapkan dari pemimpin. Aku tidak tahu apa rencanamu saat ini.

Saranku, apa pun yang kau pikirkan saat ini, sebaiknya lupakan saja dari ingatanmu."

"Pengecut …," desis wanita itu tajam.

"Kau tak perlu memanas-manasi aku, jangan kira aku tak bisa menduga-duga apa yang kau harapkan dari bayi itu.

Jangan katakan kau menginginkan bayi itu karena naluri keibuanmu. Berapa kali aku sudah menggugurkan kandunganmu sebelumnya?"

Sejenak laki-laki setengah baya itu diam, membiarkan kata-katanya perlahan meresap.

"Kau tahu pimpinan menyiapkan rencana istimewa untuk bayi itu dan kau berharap ikut mendapat posisi yang istimewa dalam kelompok kita sebagai ibunya." Laki-laki setengah baya itu menyambung dengan senyuman sinis tersungging di wajahnya.

"Coba dengarkan aku dokter …." Suara perempuan itu melunak.

Pinggulnya yang bulat bergoyang menggoda ketika dia perlahan berjalan mendekat.

Perempuan itu terus berjalan sampai berada tepat di depan laki-laki setengah baya itu. Kemudian dia mendekatkan bibirnya yang berbentuk gendewa itu ke telinganya.

"Kau bisa menebak apa yang aku pikirkan, aku pun bisa menebak apa yang kau inginkan dariku," bisiknya menggoda.

Dari tempatnya duduk, laki-laki setengah baya itu bisa mencium bau wangi tubuh wanita itu, merasakan hangat nafas wanita itu berhembus di lehernya dan ….

Wanita itu membungkuk begitu dekat, membuat dua lekukan yang sempurna terpampang di depan matanya. Gaun hitam yang ketat itu, hampir-hampir tak bisa menyembunyikan dua bukit yang ranum itu.

"Apa yang kau inginkan dariku?" tanya laki-laki setengah baya itu dengan suara serak.

"Aku ingin semua catatan medis tentang bayi itu. Apa pun yang bisa menunjukkan hubungan-nya dengan diriku.

Surat kelahiran, catatan pemeriksaan kehamilan tiap bulannya. Semuanya …," bisik wanita itu.

Wajahnya berada begitu dekat pada wajah laki-laki itu, bibir mereka hanya berjarak beberapa centimeter jauhnya, dan matanya menatap tajam lawan bicaranya.

"Tapi … pimpinan ingin semua catatan itu dimusnahkan." Laki-laki setengah baya itu menjawab dengan suara bergetar.

Hatinya terbelah antara menginginkan wanita yang ada di depannya saat ini dan rasa takut pada orang yang mereka sebut sebagai pimpinan.

"Dia tidak perlu tahu kan?" jawab wanita itu sambil tersenyum.

"Tapi kau berencana untuk menggunakan surat-surat dan dokumen itu untuk sesuatu, pada saat itu dia akan tahu, dan orang pertama yang akan dia cari adalah aku-" Wajah laki-laki itu terlihat mengeras saat mengatakannya.

Tapi sebelum dia bisa berkata lebih banyak, bibir yang lembut menutup mulutnya. Ciuman yang membara membuat laki-laki itu lupa apa yang hendak dia katakan tadi. Satu hal memimpin pada yang lain. Tubuh keduanya menempel rapat dan tangan-tangan saling menjelajahi berbagai sudut dan lekukan.

Beberapa saat kemudian, wanita itu menarik dirinya dari pelukan laki-laki itu.

"Satya … dengar, aku juga tahu seberapa berbahayanya dia. Jika tidak terpaksa, aku tidak akan menggunakan surat-surat dan dokumen itu," katanya.

Ketika perempuan itu melihat laki-laki di depannya mulai melunak, tapi masih ragu-ragu, dia menambahkan, "Justru karena dia berbahaya, bukankah kita perlu memiliki sesuatu yang bisa jadi modal untuk tawar menawar?

Sesuatu yang bisa kita pakai untuk ditukar dengan keselamatan kita."

Laki-laki itu terdiam, bujukan perempuan di depannya itu masuk akal juga.

Namun hatinya bimbang karena dia juga tahu, perempuan di depannya ini memiliki nafsu seperti api yang membara. Demi ketenaran, kekayaan dan kekuasaan, perempuan di depannya ini rela melakukan apa saja.

Dia memang bukan pelacur kelas atas yang menjual diri dengan harga puluhan juta.

Tidak, perempuan itu jauh lebih cerdas dari itu. Dia tahu benar bagaimana menggunakan apa yang dia miliki untuk mencapai yang terbaik untuk dirinya.

Reputasi-nya di masyarakat tanpa cacat, mereka mengenalnya sebagai wanita yang cerdas, mandiri dan punya integritas.

Kisah asmaranya memang sesekali menjadi konsumsi publik dan mengisi acara gosip di media, tapi bersih dari rumor tak sedap. 

Dan tidak banyak yang tahu, bagaimana hubungan yang dijalinnya itu ikut membuka jalan dan mengantarkan dia di posisinya yang sekarang.

"Resikonya besar …," ujar laki-laki itu.

Mata perempuan itu berkilat, telinganya yang tajam menangkap perubahan dalam nada suara laki-laki itu.

Pengalamannya memberi tahu dirinya, dia sudah mendapatkan apa yang dia inginkan. Tinggal satu permasalahan lagi yang harus dia selesaikan ….

Berapa "harga" yang harus dia bayar.

Dr. Satya, duda tampan yang punya kedudukan terpandang di dunia kedokteran. Usianya sudah menginjak kepala empat, tapi sebagai dokter, dr. Satya bukan hanya pandai menasehati orang tentang kesehatan, dia sendiri mempraktekkannya dalam kehidupannya.

Meskipun tidak memiliki tubuh sekekar binaragawan, dr. Satya hanya membawa sedikit lemak di tubuhnya, dengan beberapa garis-garis otot yang terlihat samar.

'Lagipula, aku butuh sekutu untuk menghadapi pimpinan,' pikir wanita itu, matanya menyipit menatap laki-laki di depannya.

Dr. Satya merasakan tatapan wanita itu seperti scanner yang menilai dirinya dari atas sampai bawah, dari liar sampai ke dalam. Harga dirinya tersentuh dan dia menggeram perlahan.

"Sofia … aku peringatkan kau, jangan kau anggap aku laki-laki bodoh yang bisa kau permainkan," geramnya.

Mata Sofia mengerjap beberapa kali, ekspresinya berubah dengan cepat.

Tidak salah kalau dia mendapatkan reputasi sebagai seorang aktris yang mumpuni, dalam sekejap ekspresi seorang wanita yang penuh perhitungan berubah menjadi seorang gadis yang pemalu dan takut-takut menghadapi laki-laki di depannya.

"Satya … aku …," ujarnya terbata, sambil menjatuhkan tubuhnya yang sedikit gemetaran ke dalam pelukan laki-laki di depannya itu.

"Kau …," perubahan itu cukup mengejutkan dr. Satya, meski dia tahu cukup banyak sepak terjang Sofia, tapi belum pernah dia mengalaminya langsung.

"Satya… kau benar, pimpinan adalah seorang laki-laki yang menakutkan. Aku butuh seseorang yang bisa dipercaya ...

Kau pun juga.

Benarkan?" bisik Sofia dengan mata besar membulat, menatap penuh harap.

"Maksudmu?" tanya dr. Satya ragu-ragu.

"Ikatan persekutuan paling erat antara laki-laki dan wanita.

Sebuah pernikahan.

Bagaimana dr. Satya? Aku, Sofia Janssens, untuk pertama kalinya dalam hidupku membuka hati untuk mengikatkan diriku sebagai seorang isteri," bisiknya sambil menggeser tubuhnya, menempatkan lekuk-lekuk tubuhnya merapat di tempat yang tepat.

Antara tawaran yang mengejutkan, dan gerakan-gerakan yang membangkitkan nafsunya.

Tidak butuh waktu lama bagi dr. Satya akhirnya mengambil keputusan.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nuri Alfianti
¿???????????????????
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status