Share

Laki-laki Selingkuhan Suamiku
Laki-laki Selingkuhan Suamiku
Author: Gleoriud

1

Author: Gleoriud
last update Last Updated: 2022-08-11 20:15:18

Mata tajamnya menyisir seluruh penjuru ruangan. Televisi yang menyala, bunyi teko dari arah dapur, menandakan bahwa orang yang paling setia menunggunya setiap saat masih bertahan di rumah ini. Rumah yang diberikan oleh orangtuanya sebagai hadiah pernikahan.

Namanya James, pria yang memiliki ketampanan sempurna yang mungkin menyaingi tampannya dewa Yunani. James meletakkan jas berwarna abu-abu tuanya di sandaran kursi malas di dekat televisi.

"Maaf, aku tidak mendengar kamu pulang." Seorang wanita cantik muncul dari arah dapur dengan apron yang masih melekat di tubuh padatnya. Dia buru-buru menyingkirkan majalah fashion yang bertebaran di atas meja.

"Mau dibuatkan apa?" Wanita berlesung pipi itu memaksakan senyum. Ada kegugupan yang tak mampu dijelaskannya. Tepat hari ini, sudah sepuluh hari suaminya tidak pulang ke rumah.

"Kopi saja." James menjawab tanpa berminat menatap wanita yang telah menyuguhkan senyum manis di wajahnya.

"Baik, tunggu sebentar."

"Kurangi gulanya dibandingkan dengan kopi yang kamu buat terakhir."

Langkah wanita itu terhenti, dia menunduk.

"Baik."

"Oh ya, aku harap kamu mengganti parfummu, aromanya sangat mengganggu."

Sang wanita meremas jarinya sendiri. Mengendus aroma tubuhnya. Haruskah dia mengganti parfum kesayangannya? Yang bahkan telah dia pakai semenjak dia duduk di bangku SMP.

"Baik," jawabnya lagi.

James memandang punggung itu. Iba? Sedikit. Tapi ini salah dari awal.

Sebenarnya malam ini dia berjanji akan bertemu dengan kekasihnya. Orang yang mencintainya dengan tulus. Namun, pertemuan gagal karena ke dua orangtuanya memaksanya untuk pulang ke rumah.

***

Mata bulat berbulu lenti itu terkesiap. Saat bunyi ketukan pelan menyentak lamunannya.

Beberapa jam lalu, statusnya sudah berubah menjadi seorang istri. Istri dari seseorang yang memiliki paras sempurna. Bagaimana dia bisa menolak? Jika pada pandangan pertama dia langsung terkesima.

Dia menyeret gaun pengantinnya yang berat, lalu membuka pintu itu dengan perasaan gugup. Apakah malam ini? Apakah dia akan siap melaksanakan tugasnya sebagai seorang istri?

"Kenapa belum tidur? Ini sudah jam satu malam."

Wanita cantik itu tercekat, saat melihat suaminya sudah berganti pakaian dengan pakaian yang lebih santai. Baju pengantinnya entah kemana.

"Aku menunggumu, bukankah ini malam pengantin kita?" tanyanya lirih.

Pertanyaan itu mengusik si pria. Dia bahkan berhenti membuka jam tangannya. Lalu menatap selidik pada perempuan yang masih mempertahankan riasannya itu.

"Tidak ada malam pengantin, malam ini, dan malam-malam selanjutnya."

"Maksud ...."

"Kamu belum mengenalku, Bulan. Itu saja. Dan aku tidak ingin berkenalan lebih jauh denganmu."

"Aku tidak mengerti." Wanita bernama Bulan itu menjaga suaranya agar tak terdengar serak. Perkataan James sangat melukai harga dirinya.

"Bulan, jangan harapkan apa pun dariku. Aku mohon!"

"Aku semakin tak mengerti."

"Aku tidak tertarik pada perempuan ...."

Bulan terperanjat. Bahkan dia merasa dunianya runtuh sudah.

"Aku tidak bisa ... maaf," katanya lirih.

Wanita yang masih memakai gaun penganten itu terdiam. Harusnya dia percaya dengan desas-desus yang berkaitan dengan pria di depannya.

Apa yang lebih berat dibanding ujian menikah dengan laki-laki penyuka sesama jenis?

***

Bulan mengusap air matanya. Sungguh, dia dulu berniat menikah sekali dalam seumur hidupnya. Dia berjanji, akan mencintai siapapun yang dijodohkan oleh orangtuanya untuknya. Bukankah orangtua selalu memberi yang terbaik pada anaknya? Memilih laki-laki yang mampu membahagiakan anaknya.

Bulan, dia bukan wanita yang populer. Dia lebih suka mengurung diri di rumah dari pada mengikuti pesta-pesta seperti kebanyakan wanita seusianya. Dia adalah gadis yang pemalu dan cepat minder, bahkan kakinya akan gemetar jika guru memaksanya untuk tampil di depan kelas membacakan tugas.

Bulan tidak pernah pacaran, tidak pernah menaruh perasaan khusus pada laki-laki. Walaupun kata orang dia cantik, dia tak terlihat layaknya makhluk tak kasat mata. Karena itu lah dia semakin tak percaya diri.

Bulan mengalihkan perhatian saat pintu kamar berderit. James muncul dengan wajahnya yang kacau, bahkan kemeja yang dipakainya sudah kusut dan basah oleh keringat. Bulan buru-buru mengusap air matanya sendiri.

Kegugupan menyapa Bulan, berada dalam kamar dalam keadaan terjaga bersama James membuatnya mati gaya. Ini tidak biasa.

"Eh, kamu sudah pulang?" Bulan merutuki dirinya sendiri, tentu saja James sudah pulang, buktinya pria itu berada di depannya tengah membuka kemejanya sendiri, membuat Bulan menunduk dengan pipi bersemu merah.

"Aku lapar," kata James sambil mengambil handuk bersih dari dalam lemari.

"Oh, tunggu! Aku masak sebentar, aku  pikir kamu tak pulang malam ini. Aku takut membuang makanan karena memasak terlalu banyak."

Bulan beranjak berjalan keluar kamar, dia sedikit panik. Apakah dia salah memasak dengan porsi sedikit? Hanya cukup untuk dirinya saja, karena, ini sudah lima hari berselang. Baru kali ini James pulang lagi setelah pertemuan mereka terakhir kali.

James makan dengan lahap seperti orang yang tak pernah berjumpa makanan. Ada rasa bangga di hati Bulan saat masakan sederhana miliknya tandas tak bersisa. Hanya tumis kangkung yang dicampur udang.

"Uang belanja sudah kutransfer ke rekeningmu."

Bulan terdiam. Baru tiga hari yang lalu James memberinya uang, dan uang itu baru berkurang sedikit. Dia sendiri punya penghasilan yang cukup dari hasil toko online miliknya. Dan sekarang James memberi uang lagi.

"Uang yang kemaren masih banyak. Aku rasa ...."

"Izinkan aku menafkahimu secara materil, saat aku tak mampu memberi nafkah bathin layaknya pria normal pada umumnya," sanggah James. Matanya mengisyaratkan keseriusan.

Bulan tak bisa lagi membantah, walaupun pernikahan mereka terkesan aneh, tapi James tak pernah bersikap kasar padanya. Pria itu, hanya dingin dan sibuk dengan dunianya sendiri.

Lalu, sampai kapan dia akan mampu bertahan? Apakah dia harus menerima takdirnya untuk mendampingi James yang tidak normal? Sedangkan di samping itu, orangtuanya yang gencar menanyakan tentang cucu, dia juga wanita yang sangat menyukai anak-anak.

Bulan memutar cincin pernikahannya, dia harus memberanikan diri untuk menyampaikan isi hatinya. Ada masalah yang harus disampaikan saat ini ke James, dan solusinya adalah mereka berdua.

"Tadi siang, mamaku menelpon."

James mengalihkan perhatiannya dari gadget ke wajah Bulan yang menegang.

"Lalu?"

"Beliau bertanya," Bulan memberi jeda, "apa aku sudah hamil." Akhirnya, Bulan berhasil mengungkapkan apa yang mengganjal di hatinya.

Wajah James masih datar, tak menunjukkan reaksi apapun.

"Kau tau sendiri jawabannya."

"Tentu saja, tapi,"

"Itu takkan pernah terjadi, kita pasti tau itu, maaf! aku tidak bisa." James langsung memberi lampu merah tanpa memberi Bulan kesempatan.

Bulan tau, ini jawaban yang akan didapatkannya.

"Bagaimana kalau kita punya bayi tabung saja!" Ide itu sudah berputar di kepalanya dari tadi.

James mengangkat alisnya. Entah bagaimana ide konyol itu bisa terlintas di kepala cantik Bulan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
tata
ini ceritanya ngga di lanjutin thor
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Laki-laki Selingkuhan Suamiku   35

    Tujuh tahun kemudianBulan kerepotan di dapur menggendong anak keduanya yang tak mau ditaruh. Anak pertamanya yang berusia lima tahun, sedang mempersiapkan dirinya untuk ke sekolah. Ini hari pertama baginya, dia begitu antusias saat mengetahui akan bertemu teman-teman baru."Menyisir rambut itu, bukan begitu caranya," kata James pada putranya. Anak laki-laki itu amat mirip dengan Bulan. Sedangkan anak kedua mereka yang berusia satu tahun berjenis kelamin perempuan dan tak mau lepas dari gendongan Bulan malah mirip dengan James."Apakah masih lama, James? Aku tak bisa bekerja sambil menggendong anak," seru Bulan dari arah dapur."Sebentar," sahut James bergegas merapikan dasi putranya.Dia mengambil gadis kecil itu dari gendongan Bulan, sedangkan Bulan dengan cekatan meletakkan beberapa porsi nasi goreng di atas meja makan.James sudah rapi dengan stelan jasnya, sejak dia sembuh, dia sudah mulai bekerja di perusahaan keluarganya, sedangkan Bulan membuka toko kue yang tak jauh dari ruma

  • Laki-laki Selingkuhan Suamiku   34

    Setiap orang memiliki impian yang berbeda-beda. Semua pasti memiliki alasan kenapa mereka menginginkan sesuatu untuk hidup mereka. Salah satunya Riyan, mimpinya adalah James, pria sempurna yang memberinya apa saja. Uang, perhatian, kasih sayang dan masa depan. Baginya, James adalah pria yang sempurna, pria tampan yang membuat laki-laki yang memiliki kecendrungan berbeda sepertinya tergila-gila. James bagaikan air di tengah rasa dahaga, dia memberikan apa pun yang diminta oleh orang yang disayanginya. Riyan telah bermimpi, akan menghabiskan sisa hidupnya dengan James. Namun, semuanya gagal karena wanita itu.Saat James berpaling, dia sangat marah, dia lebih memilih melenyapkan James dari pada melihatnya jatuh ke tangan orang lain. Jika James tak bisa menjadi miliknya, maka orang lain juga sama. "Jawab! Apa kau menyesal telah menganiayanya?" tanya papa James geram, dalam kurun waktu dua puluh empat jam, Riyan berhasil ditangkap, saat dia mencoba melarikan diri ke luar kota. Papa James

  • Laki-laki Selingkuhan Suamiku   33

    Dia berusaha membuka matanya, mengabaikan rasa sakit di segala sendi tubuhnya. Hal pertama yang dilihatnya adalah langit-langit bewarna putih, kemudian bau obat yang sangat menyengat. Serta suara derap langkah yang tak begitu jauh."Syukurlah, kamu sudah sadar."Sebuah suara menyentak James. James berusaha mengingat, bagaimana sulitnya dia menyeret kakinya ke jalan raya, saat dia hampir saja sampai dia malah terguling dan tak sadarkan diri. James pikir, dia sudah mati.James melirik suara yang berasal di sampingnya. Seorang wanita muda berusia kira-kira pertengahan dua puluhan, melepaskan nafas lega. Dia memakai baju kaus bewarna putih dan celana jins panjang, rambutnya sebahu dan berkulit hitam manis."Aku Jane, aku yang menemukanmu tergeletak di jalan raya, dan aku langsung membawamu ke sini. Tunggu, aku panggilkan dokter dulu." Wanita itu bangkit.James berpikir, orang tuanya dan Bulan harus tau bahwa dia masih hidup. Bulan, Bulan istrinya, apa kabar wanita itu saat ini? Dia telah

  • Laki-laki Selingkuhan Suamiku   32

    James pura-pura tidur saat derap langkah semakin mendekat ke pintu baja itu. Derap langkah yang sudah dihafalnya di luar kepala. Ini entah pagi ke berapa, entah hari apa, dia sama sekali tidak tau, yang dia tau, jika terus berada di sini, sebentar lagi dia akan menjadi mayat.Dia tau, ini jadwal makannya. Setelah tiga hari, baru dia diperbolehkan memakan nasi. Sebuah siksaan yang lebih berat daripada pukulan, adalah menahan lapar, sangat mengerikan melawan bunyi perut yang terus saja minta diisi. Dia sudah hafal betul, apa saja rentetan kegiatan yang akan dilakukan Riyan padanya. Memaksa makan, memberi suntikan, dan meminta maaf. Jika James menolak, pria itu akan meradang dan murka. Riyan adalah sosok yang sangat tak masuk akal, berulangkali dia mengatakan bahwa dia mencintainya, tapi dia malah memperlakukannya bagaikan Sandra dan dibunuh perlahan-lahan. James sudah merenung selama satu malam, mungkin dia perlu merubah taktik, membangkang pada Riyan takkan pernah membuatnya berhasil

  • Laki-laki Selingkuhan Suamiku   31

    "Ayo, Bulan! Makanlah!" kata mamanya berusaha menyentak lamunan Bulan. Wanita cantik yang telah kurus itu menggeleng. Dia seperti mayat yang tak memiliki semangat hidup. Tatapannya kosong, dia bahkan tak bicara selama beberapa hari, mamanya hanya bisa menahan tangis, dan memohon doa pada sang Kuasa agar putri satu-satunya itu kembali seperti semula.Banyak hal yang terjadi dalam beberapa bulan ini, tapi semuanya kejadian yang menyedihkan. Bulan tak mau dirawat di rumah sakit karena James tak kunjung datang. Padahal dia masih dalam masa pengobatan, penyakit Anemia aplastik yang dideritanya cukup parah.Sejak tak kembalinya James, Bulan seakan kehilangan gairah hidup. Dia menghabiskan waktu hanya merenung dan menangis.Orangtua mana yang takkan terenyuh dengan kondisi anaknya yang seperti itu, Bulan anak satu-satunya yang diharapkan, dia tak punya saudara. Selama ini mamanya berusaha untuk tegar dan tak mengeluarkan air mata di dekat Bulan. Tapi, saat malam menjelang, mamanya menangis s

  • Laki-laki Selingkuhan Suamiku   30

    Bulan menatap ke pintu keluar ruangan perawatan dengan pandangan menunggu. Beberapa kali ada yang masuk dari sana, mulai dari Dokter, Perawat, orangtuanya serta orangtua James. Tapi, satu orang yang ditunggunya tak kunjung datang, bahkan telah berlalu beberapa jam setelah pria itu pergi dengan wajah marah.Bulan tau dia lemah, selain suka mengambil kesimpulan sendiri, dia juga cepat terpengaruh dengan ucapan orang lain. Termasuk ucapan Riyan yang mengatakan bahwa James hanya kasihan, kasihan padanya yang sekarat. Jika dia tau James akan memberikan reaksi seperti ini, Bulan lebih memilih bungkam dan tak menceritakan tentang kedatangan Riyan.Bulan ingin sehat, pasti, seperti janji James padanya, bahwa mereka akan melanjutkan pernikahan dan memiliki banyak anak. Sebuah janji yang sangat manis dan indah, tak ada yang lebih menggembirakan selain bisa menghabiskan hidup dengan orang yang kita cintai.Pintu terbuka sekali lagi, Bulan berharap Jameslah yang datang, tapi ternyata tidak. Wajah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status