Share

2

Asap rokok mengepul dari mulutnya. Kaki kirinya ditekuk, sedangkan kaki kanan berselonjor di atas lantai itu. Sudah lima batang rokok yang dibakar dan dinikmati oleh bibir gelap itu. Namun, dia tak kunjung bangkit dari tempat duduknya semula.

Dia bukanlah pria yang gampang untuk dekat dengan seseorang. Terlahir dari keluarga broken home membuatnya tak mempercayai orang lain. Dari kecil, dia diasuh oleh ibu tiri. Tak ada yang salah dengan status ibu tiri itu, buktinya wanita tanpa anak yang menikahi ayahnya itu menyayanginya seperti anak kandungnya sendiri. Sedangkan ibu kandungnya menikah dengan selingkuhannya.

Sampai usia enam tahun, James dibesarkan dengan menyaksikan pertengkaran orang tuanya. Ayahnya adalah laki-laki yang keras dan pencemburu, dia dingin, tak bisa menunjukkan kasih sayang. Sampai pada akhirnya ibunya lelah, dia berselingkuh dengan temannya sendiri.

James mematikan rokok yang belum habis dihisap itu. Dari kecil, dia menarik diri dari pergaulan, dia rendah diri karena setiap acara sekolah ke dua orang tuanya tak pernah mendampinginya. James tak memiliki teman, hanya rokok yang menjadi pelariannya sejak SMP.

Sampai suatu ketika, dua orang berandalan mau menerimanya apa adanya. Leon dan Mark. Saat itulah semua dimulai.

Leon ... James menghela nafas panjang. Pria tampan dengan segudang kebandelan dan prestasi buruknya. Pria arogan dan sombong, tapi mampu menerima dirinya saat itu. Leon selalu melibatkannya dalam setiap kegiatan, walaupun tidak semua yang mereka lakukan adalah hal positif. Namun, perhatian Leon membuatnya merasa dibutuhkan.

Saat berteman dengan Leon, kepercayaan dirinya bangkit, dia mampu mendongakkan wajah dan menantang setiap orang yang menyudutkannya.

Leon, lama kelamaan memberi pengaruh yang sangat besar pada James, dia menjadi bergantung pada Leon, tak bisa sehari pun tanpa Leon, sampai akhirnya perasaan tak wajar itu tumbuh. Dia jatuh cinta pada Leon, sahabatnya sendiri. Parahnya, perasaan yang tumbuh menantang kodratnya sebagai manusia.

Dia pernah mengaku pada Leon, bahwa dia penyuka sesama jenis, tapi dia tak mengatakan bahwa dia menyukai leon. Lalu apa tanggapan Leon? Pria arogan itu menjadikan itu senjata untuk menekannya.

Saat itulah James tau, bahwa Leon takkan pernah menjadi miliknya, karena dia laki-laki yang akan tetap berada pada jalurnya.

Sampai akhirnya, hatinya patah saat Leon menikah dengan pilihan orangtuanya. Saat itu juga, James menjauhi laki-laki itu. Perasaan cinta berubah menjadi benci.

Perhatian James teralihkan pada bunyi ketukan sepatu. Di sana, wanita  cantik yang berstatus sebagai istrinya, tengah membawakan secangkir teh. Sejak pembahasan bayi tabung kemaren, mereka belum bicara sama sekali.

"Maaf, apa aku menganggu?" Bulan menatap takut-takut sambil menggigit bibir bawahnya.

"Tidak, bawa teh itu ke sini!" jawab James.

Bulan membuka sepatunya, kemudian ikut duduk bersimpuh di lantai, menatap pemandangan di luar balkon.

"Ada apa? Mau membahas bayi tabung lagi?" tanya James dingin.

Bulan buru-buru menggeleng, menunjukkan bahwa dugaan James salah.

"Tidak. Aku hanya ingin menemanimu."

Bibir James terkatup rapat. Kemudian setelah beberapa menit, James kembali melanjutkan pembicaraan.

"Sampai kapan kau akan bertahan? Apa yang kau inginkan tak ada satu pun ada pada diriku, kau bisa memilih laki-laki yang lebih baik."

Bulan meremas rok selutut bermotif bunga-bunga itu.

"Aku tak tau sampai kapan harus bertahan. Aku akan menjalaninya semampuku."

James menoleh ke samping, wanita yang terkesan lembut dan naif ini, pada dasarnya keras kepala. Dia sangat cantik, sayangnya mengorbankan dirinya pada orang yang tak akan pernah mencintainya.

"Bagaimana kuliahmu?" Bulan bertanya tanpa melihat James, karena dia tau mata James masih mengawasinya.

James tertawa hambar.

"Aku sudah DO."

"Apa?" Mata Bulan membulat kaget.

"Sudah kubilang, tak ada alasan bagimu untuk tetap bertahan, selain tak menyukai wanita, banyak lagi kekurangan diriku yang belum kau dengar. Satu lagi, aku sudah memiliki kekasih, dan pastinya dia bukan seorang perempuan."

Bulan memandang James tanpa kedip.  Lalu entah setan dari mana, dia mendekat, kemudian mencium pria itu lebih dulu. James sampai terkesiap, hanya satu detik, sampai bulan melepaskannya kembali.

"Apa yang kau rasakan?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status