Share

03

Ya bagaimana lagi, memang paras Laras bisa di bilang sangat cantik. Itu sebabnya banyak kakak senior mendekati Laras, pantas saja Damar sedikit posesif sekarang.

“Syukurlah kalau tidak apa-apa, ouh iya. Kamu sendiri di sini?.” Tanya Banyu berusaha mencairkan suasana dan mencoba mencari topik obrolan.

“Iya kak, saya sendiri.” Jawab Laras

“Tidak minta di temani teman? Biasanya kalau cewek suka di temani sama temannya.” Ucap Banyu

“Saya tidak punya teman cewek.” Ucap Laras to the points

“Ouh begitu.” Ucap Banyu

“Iya, baik kak. Makasih atas bantuannya tadi dan permisi, saya ada kelas sekarang.” Ucap Laras kemudian pergi meninggalkan Banyu sendirian di kantin

“Ah baik, padahal saya belum tau nama kamu.” Ucap Banyu sedikit menyesal karena tidak mengetahui namanya tadi.

Salah sendiri, siapa suruh dia Cuma basa basi yang nggak penting. Seharusnya tanya dulu namanya baru basa basi, bodoh emang.

Setelah Laras sampai di kelas, dia sendirian terus saja ngedumel tidak jelas. Ya dia terus saja membicarakan soal tadi dengan Banyu. Menurut Laras, Banyu itu terlalu basa basi dan membuang-buang waktu Laras.

Biasalah yang namanya baru ketemu dia belum terbiasa dengan orang baru, maka nya dia bilang seperti itu. Tapi sebenarnya Laras baik kok orangnya jika kalian sudah kenal.

“Hei, dari mana aja nih.” Sapa Damar yang datang ntah dari mana datangnya.

Biasalah, dia kembarannya jelangkung yang datang tidak di undang dan pulang tidak di antar. Nyebelin memang, kalau saja Laras kagetan orangnya dan punya penyakit jantung. Langsung mati di tempat mungkin karna kaget ulah si Damar yang datang tiba-tiba itu.

“Hais ngagetin aja.” Ucap Laras yang langsung ngegas. Gimana nggak ngegas coba, ibaratnya gini. Kalian lagi diem sedikit ngelamun, tiba-tiba di sapa dari belakang kan kaget jadinya.

“Ehehe sorry, kenapa mukanya kusut kayak gitu hm?.” Tanya Damar yang terus memperhatikan muka Laras yang sedikit di tekuk.

“Sebel sama seseorang.” Ucap Laras lalu menyiapkan buku pelajaran sekarang

“Siapa tuh.” Ucap Damar dengan sedikit nada menggoda. Wajar saja soalnya sampai sekarang, baru kali ini Laras sebel sama seseorang. Biasanya Cuma Damar yang bisa bikin sebel, nah sekarang ada orang lain yang bikin Laras sebel.

“Kenapa nada tanya kamu kayak gitu.” Ucap Laras sambil menatap tajam Damar

“Wes cantiknya Damar jangan marah-marah Mulu dong, nanti tambah cantik gimana hm.” Ucap Damar berusaha menenangkan Laras.

“Hm, Damar tau senior kita yang katanya famous kampus.” Ucap Laras

“Famous kampus? Cewek apa cowok nih?.” Tanya Damar

“Cowok lah, Damar tau kan? Masanggak tau sih.” Ucap Laras

“Ouh cowok, si Banyu itu?.” Tanya Damar berusaha meyakinkan apa yang dia bilang

“Iya itu orangnya, nyebelin tau.” Ucap Laras

“Emang kenapa sih sampe Laras jadi marah-marah kayak gini?.” Tanya Damar, sambil menyiapkan buku pelajaran yang sebentar lagi mau di mulai

“Orangnya banyak basa-basi, Laras kurang suka kalo ketemu dia lagi.” Ucap Laras

“Ouh gitu, jangan kayak gitu. Nanti makan perkataan sendiri tau rasa loh.” Ucap Damar

“Maksud Damar apa?.” Tanya Laras

“Maksud Damar, awas nanti Laras malah jatuh cinta sama si Banyu itu.” Ucap Damar, lalu mulai memperhatikan pelajaran yang sebentar lagi di mulai

“Nggak bakal.” Ucap Laras

“Iyadah, udah diem. Kelas bentar lagi di mulai.” Ucap Damar kemudian memper batikan pelajaran.

Setelah Damar bilang seperti itu, Laras memperhatikan pelajaran yang di berikan oleh dosen. Satu kelas yang bicara selama pelajaran Cuma dosen yang bicara, yang lain mana berani berbicara saat pelajaran di mulai. Apalagi sekarang dosennya terkenal galak, jadi kuburan saja satu kelas ini sepi.

Setelah selesai jam pelajaran pertama, Laras dan Damar pergi ke kantin untuk membeli makan. Ntah kebetulan atau memang di sengaja, cuman ada satu meja yang kosong.

Dan di sana cuman ada Banyu sendiri yang duduk di meja itu, ya karena Laras dan Damar ingin makan di kantin. Ya dengan terpaksa Laras dan Damar duduk satu meja dengan Banyu.

Terpaksa? Itu tepat di lontarkan ke Laras, karena Damar sama sekali tidak keberatan duduk satu meja dengan Banyu. Apa lagi Banyu itu Kakak senior yang famous di kampus, tambah senang saja Damar duduk satu meja dengannya.

“Permisi kak, boleh saya dan teman saya duduk satu meja dengan kakak?.” Ucap Laras sopan setelah memesan dan membawa makanan ke meja.

“Ouh silahkan.” Ucap Banyu dengan senang hati, lalu Banyu pun menggeser posisi duduknya sedikit ke sebelah kiri

Lalu Laras dan Damar pun duduk di meja tersebut, dengan posisi Damar duduk di sebelah mejanya dan Laras duduk di sebelah Banyu. Ntah sengaja atau bagaimana, tapi posisi duduknya seperti sudah di siapkan oleh Banyu dari awal.

Bukannya su’udzon tapi memang dari awal Laras meminta ijin buat bergabung duduk saja Banyu sudah menampilkan senyum. Lebih jelasnya seperti sebuah smirk yang memuakkan bagi Laras.

Lalu dengan hikmad Laras dan Damar memakan makanan mereka. Banyu? Dia hanya meminum minuman yang tadi dia pesan, makanan? Dia sudah memesan makanan dari tadi, dan sudah habis. Sekarang yang tersisa tinggal minumannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status