Share

02

Author: Daisy
last update Last Updated: 2021-08-02 13:13:44

“Jijik tau nggak liat muka kamu kayak tadi.” Ucap Laras sambil menjauhkan muka Damar dengan telunjuknya. Seperti menjauhkan seonggok Sampah bukan? Ya memang kalo sudah berhadapan dengan muka memelas Damar Laras akan seperti itu. Terserah sang pemilik muka tersinggung atau tidak, yang pasti itulah yang Laras lakukan sekarang.

“Ish padahal ini muka udah imut tau, kamu nya aja yang kayak gini.” Ucap Damar lalu membenarkan posisi duduknya di samping Laras

“Memangnya tiap Damar keluarin muka kayak tadi Laras selalu iba? Nggak ya, jijik tau liat muka Damar kayak tadi.” Ucap Laras sambil kembali mengecek hp nya

“Hm iya-iya Damar tau.” Ucap Damar sedikit nada sebal

“Jangan ngambek, udah ayo pulang. Udah sore soalnya.” Ucap Laras sambil menunjukkan jam tangan yang menunjukkan pukul 16:30

“Iya-iya nggak ngambek kok, yaudah ayo pulang.” Ucap Damar lalu bangkit dan menggandeng tangan Laras

“Mau kemana?.” Ucap Laras saat tangannya di gandeng

“Pulang lah sayang, masa diam saja di sini.” Ucap Damar sambil melihat ke arah Laras

“Laras pulang sama Damar?.” Tanya Laras

“Iyalah sayang, ayo pulang. Lagian kan kos an Laras satu arah sama kos an damar.” Ucap Damar lalu menarik tangan Laras

“Ayok pulang.” Ucap Damar sambil melihat ke arah Laras

“Heum iya ya, Laras lupa. Yaudah ayo pulang.” Ucap Laras lalu mengikuti Damar dari belakang

“Ini pake, takutnya kenapa-napa di jalan.” Ucap Damar sambil memberikan helm ke Laras

“Eoh, makasih.” Ucap Laras lalu mengambil helm tersebut dan tersenyum manis, lalu memakai helmnya

“Sudah siap?.” Tanya Damar yang sudah siap mengendarai motor

“Sudah.” Ucap Laras lalu memeluk pinggang Damar. Bukan bermaksud ganjen atau gimana, memang sudah biasa kalo naik motor sama Damar pegangannya seperti ini. Jadi istilahnya sudah menjadi kebiasaan mereka berdua.

Lalu setelah itu, Damar dan Laras pun pulang ke kos an nya masing-masing.

Ke esokanya, Laras yang asik makan di kantin buat sarapan pun sedikit tergantung dengan kedatangan kakak seniornya.

Laras yang sedang sarapan pun merasa sedikit risih karena dari tadi terus diperhatikan oleh sang kakak senior.

“M,maaf kak. Jangan liat muka Laras seperti itu bisa?.” Tanya Laras agak sedikit ragu dan terus menundukkan kepalanya

“Tidak, muka kamu begitu cantik sayang kalo di lewatkan begitu saja.” Ucap sang kakak senior lalu dengan tidak sopan nya mencolek pipi Laras

Laras pun yang terganggu menghindari niatan sang kakak senior yang hendak mencolek pipi ya tadi. Enak aja main asal colek coleh, di kira sambel apa main asal colek

“M,maaf kak, jangan lancang ya sama saya.” Ucap Laras sedikit memberanikan diri untuk melawan sang kakak senior

Sang kakak senior tidak meng acuhkan perkataan Laras, Dan terus saja melakukan aksinya.

Karena Laras geram dan risih dengan kelakuan seniornya ini, maka dengan berani Laras berdiri dan memukul pipi senior tersebut.

“Jangan kurang ajar ya, walaupun saya wanita bukan berarti saya tidak bisa melawan.” Ucap Laras penuh penekanan

“Ouh berani juga kamu.” Ucap senior tersebut dan hendak memukul pipi Laras sebelum Banyu sang senior datang menahan tangan senior tadi.

“Berani jangan sama cewek, kalo berani sini lawan saya.” Ucap Banyu menatap tajam sang senior tadi

“S,sorry kak. B,bukan bermaksud tapi dia yang mulai pukul saya duluan.” Ucap senior tadi sedikit ketakutan. Ya gimana nggak ketakutan, Banyu itu bisa di bilang masih lebih senior dari pada senior tadi. Jadi wajar saja bila takut.

Dan apa tadi senior bilang, Laras yang mulai duluan? Helo yang mulai memancing emosi Laras siapa, sendirinya yang mulai memancing dengan menyentuh pipi Laras sembarangan. Sekarang malah menuduh yang macam-macam aneh memang senior satu ini.

Kalau saja yang bela Damar, sudah habis di tangan Laras sang senior itu di hajar habis-habisan. Untung saja orang lain yang bela Laras sekarang.

“Apa saya tidak salah dengar? Kamu mencoba membela diri yang jelas-jelas kamu yang salah di sini.” Ucap Banyu

“Ingat malu dengan jenis kelamin, kamu ini laki-laki dan tugas laki-laki melindungi wanita, bukan menyakiti wanita. Paham! Sekali lagi saya liat kamu menyakiti wanita, habis kamu di tangan saya.” Ucap Banyu lalu melepas genggaman tangannya.

“Cepat pergi dari sini, sebelum saya berubah pikiran.” Ucap Banyu lalu melihat senior tadi pergi dengan tergesa-gesa

Laras hanya memperhatikan tingkah mereka, bukan tidak mau melawan, tapi hanya malas saja. Kalau saja yang bela tadi Damar Laras sudah bertindak mencakar dan memukul orang tadi.

Tapi ini orang lain yang menolongnya ya dia hanya melihat saja, malas juga ikutan melawan. Dan lagi, dimana perginya si Damar itu, giliran di butuhkan saja menghilang. Tapi saat tidak di butuhkan nongol di manapun itu, menyebalkan memang.

“Kamu tidak apa-apa kan?.” Tanya Banyu

“E,eh tidak apa-apa kok kak. Saya baik-baik saja.” Ucap Laras

“Pantas saja orang tadi berusaha menggoda wanita ini, paras dia begitu cantik. Cantik dari luar maupun dalam. Luar biasa.” Ucap Banyu dalam hati

Ya bagaimana lagi, memang paras Laras bisa di bilang sangat cantik. Itu sebabnya banyak kakak senior mendekati Laras, pantas saja Damar sedikit posesif sekarang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Laras love story   13

    "Dia pacar kamu?." Tanya ayah banyu"Iya pah." Ucap Banyu sambil merangkul Laras"Cantik, pantas kamu suka." Ucap ayah Banyu"Eh sini nak duduk." Ucap ibu Banyu"Iya tante." Ucap Laras"Mamah, panggil mamah saja hm." Ucap ibu Banyu, lalu merangkul karas dan duduk di ruang tamu bersama banyu, ibu dan ayah Banyu.Setelah beberapa waktu mereka berbincang-bincang, ibu Banyu pun mengajak Laras untuk memasak makan.Saat berada di dapur, Laras di tanyai masalah keluarganya. Tentang apa pekerjaan orang tua Laras, dan lainnya.Laras yang memang sangat jujur pun menjawab semua pertanyaan ibu Banyu, saat selesai masak. Tingkah dan sifat ibu Banyu seperti berubah kepada Laras, ntah kenapa.Saat akan pulang, Laras merasa sedikit agak aneh dengan tingkah dan sifat ibu Banyu, ingin bertanya kepada Banyu tapi takut di kira kurang suka sama ibunya. Maka Laras pun hanya diam saat perjalanan pulang.Saat sampai kos an, Laras pun seg

  • Laras love story   12

    Laras yang menerima suapan dari banyu pun tersenyum senang, dia sangat perhatian. Beruntung sekali orang yang akan mendapatkan dia seutuhnya."Makasih mas." Ucap Laras, lalu kembali mengunyah makanan"Iya sayang." Ucap Banyu tersenyumSetelah menelan makanannya, Laras menatap mata Banyu dalam lalu tersenyum, dan memegang tangan Banyu.Banyu yang tangannya di pegang pun membalas pegangan Laras."Kenapa sayang hm, ada masalah?." Tanya BanyuSetelah pertanyaan itu, Laras menunduk mukanya."Hei kenapa hm." Ucap Banyu sambil mengangkat muka Laras."Mas, makasih untuk semuanya." Ucap Laras ambil melihat Banyu"Iya sayang, iya." Ucap Banyu"Bukan itu, makasih sudah hadir di hidup aku. Kalau nanti jodoh kamu bukan aku, aku beruntung bisa ketemu kamu." Ucap LarasBanyu yang mendengar perkataan Laras tadi terdiam, lalu melihat dalam mata Laras."Sayang, kenapa tiba-tiba bilang begitu? Ada masalah? Apa kamu rag

  • Laras love story   11

    Di rumah Banyu. Sepulang dari restoran, Banyu langsung membersihkan badannya seperti biasa."Sayang, sini makan dulu." Ucap ibu Banyu yang sedang menyiapkan piring."Iya mah Sebentar." Ucap Banyu yang sedang menyisir rambutnya. Selesai menyisir rambut, Banyu pun segera turun dan berjalan ke ruang makan"Sini sayang." Ucap ibu BanyuLalu Banyu pun duduk di kursi dan melihat ibunya menaruh makanan di piringnya."Bagaimana keadaan restoran sekarang." Ucap ayah banyu"Baik pah." Ucap Banyu, setelah itu kembali memakan makanannya."Papah dengar ada sekertaris baru benar?." Tanya ayah Banyu"Iya, ada." Ucap Banyu lalu kembali makan"Sayang, mamah dengar kamu sedang dekat dengan sekertaris kamu? Benar?." Tanya ibu Banyu"Iya mah, dia pacar Banyu." Ucap Banyu"Jangan lupa kenalin dia ke mamah, mamah harus tau sikap dan etika dia." Ucap ibu Banyu"Iya, ini kenapa Banyu kaya di introgasi sih?." Selesai makan,

  • Laras love story   10

    Mas, tapi aku belum kerja sama sekali hari ini." Ucap Laras"Nggak papa, ayo." Ucap Banyu, sambil mengulurkan tangannya"Heum yaudah, ayo mas." Ucap Laras lalu memegang tangan BanyuKe esokan harinya, Laras bersiap seperti biasa karena kuliahnya siang sekarang, Laras bersiap untuk kerja terlebih dahulu.Setelah bersiap, Laras menyiapkan perlengkapan untuk kuliah nanti karena saat selesai bekerja nanti Laras akan langsung berangkat kuliah dan agar tidak pulang lagi ke kos an nya."Pagi semuanya." Ucap Laras saat sampai di restoran"Pagi juga." Ucap sang kasir sambil kembali menyusun tempat kerjanya

  • Laras love story   09

    Setelah sekitar 5 menit Laras menunggu, akhirnya ada sebuah mobil yang terparkir di depan kafe. Mungkin saja itu bosnya, kita liat saja.Saat sedang memperhatikan mobil tersebut, Laras seperti mengenal mobil itu. Tapi apakah benar itu Banyu? Ya mobil itu mirip sekali dengan mobil Banyu, tapi apakah mungkin dia pemilik kafe ini? Semoga sana itu bukan BanyuSetelah mobil itu terparkir, turunlah seorang lelaki tampan dengan setelan anak kuliahan."Itu Banyu, apakah dia hanya kebetulan mampir di kafe ini? Semoga saja iya. Kalau dia atasanku bagaimana?." Pikir LarasLaras berpura-pura tidak memperhatikan Banyu, tapi saat Banyu sampai kenapa kasir tadi menunjuk ke arah Laras? Apakah? Jangan-jangan benar Banyu bos dia nanti. Oh tidak, ini bisa kacau."Pagi." Ucap Banyu kepada kasir"Pagi juga, ouh iya bos ada yang melamar pekerjaa

  • Laras love story   08

    "Eum iya mas, eh nggak papa kan aku panggil mas? Atau aku panggil sayang seperti yang lain?." Tanya Laras, sangat lucu. Nama panggilan saja harus tanya dulu ke Banyu."Terserah kamu aja sayang." Ucap Banyu lalu kembali mencium kening Laras"Eoh Laras panggil mas atau sayang saja ya." Ucap Laras sambil melihat ke arah Banyu"Iya sayang, yaudah ayo makan dulu. Semua makanan sudah siap." Ucap Banyu"Mas udah pesan makanannya?." Tanya Laras"Iya, yaudah ayo makan." Ucap Banyu"Ih mas, lain kali jangan asal pesan. kalo nggak di makan kan sayang mubazir." Ucap Laras"Astaga sayang, iya-iya nanti mas kalo ajak kamu jangan nggak kayak gini lagi deh." Ucap Banyu sambil mengusak rambut Laras"Ehehe makasih mas." Ucap Laras"Iya sayang, yaudah yuk makan."

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status