Share

07

“Nak, kamu itu cerdas dan teteh-teteh kamu juga cerdas, tapi sayang waktu teteh kamu ayah belum mampu membiayai mereka sampai kuliah. Dan sekarang giliran kamu, ayah ingin salah satu anak ayah bisa sukses dan membanggakan orang tua. Kalau ada yang mengejek kamu bahwa kamu anak petani bilang kepada mereka, saya bangga menjadi anak petani. Dan tunjukkan kepada mereka bahwa kamu anak seorang petani bisa sukses seperti anak lainnya.”

Kata-kata itu terus saja Laras ingat, dan kadang Laras menangis saat nilainya turun. Laras merasa tidak berguna kuliah, setelah itu Laras mencoba belajar dan terus belajar supaya bisa mewujudkan impian ayah. Melihatnya menjadi seorang yang sukses dan membanggakan orangtuanya.

Cita-cita Laras Cuma satu, bisa menjadi kebanggaan keluarganya dan bisa membuat ayah dan ibunya tersenyum penuh haru saat melihat anaknya menjadi lulusan terbaik nanti. Sangat mulia cita-citanya semoga cita-citanya tercapai.

Setelah jam istirahat, Laras terus saja melamun memikirkan gimana bayar kuliahnya setelah ini. Laras belum memiliki pekerjaan sekarang, dan mungkin setelah ini Laras akan melamar pekerjaan.

Bekerja separuh waktu tidak terlalu buruk bukan? Maka Laras akan melakukannya, setelah pulang kuliah nanti mungkin Laras akan mencari pekerjaan di restoran atau di tempat kerja lainnya.

Pulang kuliah, seperti janji tadi pagi, Laras menunggu Banyu di depan kampus.

Setelah beberapa lama, ada sebuah mobil yang berhenti tepat di depan Laras

“Apa ini mobilnya?.” Pikir Laras

“Laras ayo masuk.” Ucap Banyu dari balik jendela mobil yang di buka.

Tidak seperti biasanya, sekarang Laras membuka pintu mobilnya sendiri dan masuk duduk di samping Banyu.

Selama perjalanan, Laras terus saja melamun. Bahkan saat Banyu mengajak ngobrol Laras pun hanya di jawab beberapa kata saja oleh Laras.

“Laras kamu tidak apa-apa kan?.” Tanya Banyu

“Eoh. Tidak apa-apa mas.” Ucap Laras, kemudian bersandar di kaca mobil dan melihat jalanan

“Benar tidak apa-apa? Mas lihat sepertinya kamu banyak masalah, apa benar?.” Tanya Banyu

Kepekaan Banyu itu sangat kuat, lihat saja bahkan dia bisa menebak keadaan Laras sekarang. Memang lelaki idaman.

“Tidak apa-apa kok mas, Laras baik-baik saja.” Ucap Laras kemudian tersenyum melihat ke arah Banyu.

Setelah beberapa lama, Laras merasa aneh. Ini bukan jalan menuju kos an nya, ini mau kemana?

“Mas ini bukan jalan pulang ke kos an Laras, kita mau kemana?.” Tanya Laras bingung

“Kita jalan-jalan sebentar ya, setelah itu kita pulang oke.” Ucap Banyu sambil tersenyum kepada Laras

“Heum oke mas.” Ucap Laras

Setelah beberapa lama, mobil Banyu pun di parkirkan di sebuah kafe yang sangat cantik. Baru kali ini Laras melihat kafe yang sangat cantik dan indah.

Kafe tersebut terletak di daerah samping pegunungan, dengan di depannya terdapat lautan yang sangat indah.

Sekarang pukul 17:30 waktu yang lama untuk menempuh perjalanan ke kafe tersebut, sekitar satu setengah jam di perjalanan.

Saat Laras turun dari mobil, Laras melihat lautan yang sangat indah dengan di hiasi matahari terbenam di sana.

"Mas coba lihat, mataharinya sangat indah." Ucap Laras saat Banyu keluar dari mobil.

"Iya sangat indah, seperti kamu." Ucap Banyu sambil memeluk Laras dari belakang

"E,eh mas." Ucap Laras kaget saat melihat Banyu memeluknya dari belakang

"Heum, Laras." Ucap Banyu sambil menghadapkan Laras ke hadapannya.

"I,iya mas kenapa?." Tanya Laras

Setelah itu, datang berbagai penari tradisional yang menari mengelilingi Laras dan Banyu.

"Mas ini ada apa?." Tanya Laras bingung sambil melihat para penari di sekitarnya.

Banyu tidak menjawab apapun, Banyu hanya tersenyum dan terus melihat ke arah Laras.

"Mas, ini ada apa?." Tanya Laras sekali lagi.

Setelah itu, para penari tersebut menari di satu tempat tidak mengelilingi Laras dan Banyu lagi.

"Laras, memang belum lama kita kenalan. Tapi, maukah kamu jadi pacar saya." Ucap Banyu sambil berjongkok di depan Laras yang tengah menatapnya bingung.

"H,hah. K,kita baru saja kenalan beberapa hari mas. Tidak kah ini terlalu cepat." Ucap Laras sambil menunduk. Jujur saja, Laras merasa tidak pantas menjadi pacar seorang Banyu

"Mas tau, tapi cinta datang begitu saja. Jadi mas tanya sekali lagi, Laras mau tidak menjadi pacar mas?." Tanya Banyu kembali memastikan

"M,mau mas. Laras mau jadi pacar mas." Ucap Laras

Setelah itu Banyu memeluk erat Laras dan tiba-tiba banyak kembang api yang meletus. Laras pun yang merasa di peluk oleh Banyu membalas pelukan tersebut.

"Love you." Ucap Banyu setelah melepas pelukannya, dan mencium kening Laras dengan penuh kasih sayang

Laras yang merasa di kecup keningnya pun menutup matanya dan merasakan ciuman Banyu di keningnya.

"Love you too mas." Ucap Laras, lalu Banyu kembali memeluk Laras

Tidak terasa, banyak pasang mata yang melihat 2 remaja tersebut yang tengah berbunga-bunga. Sangat serasi, Laras dengan wajah dan sifatnya yang cantik, dan Banyu dengan sifat dan wajahnya yang tampan. Pasangan yang sangat serasi

"Kamu pasti lapar, kita makan dulu ya." Ucap Banyu

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status